Last Punishment : DEATH

Sementara itu, Abimanyu ternyata selamat. Gaurav berhasil menghentikan pendarahan dan mengeluarkan peluru dari tubuh Abimanyu sewaktu perjalanan menuju rumah sakit.

"Dokter. Bagaimana keadaan suami saya?"

"Nyonya Rasika, tembakan yang mengenai nya itu menembus tulang belakang nya. Tembakan itu menyebabkan tulang belakang tuan Abimanyu hancur sebagian. Dan ini bagian yang menyedihkannya... "

"Apa itu Dokter?"

"Kami tidak tau kapan tuan Abimanyu sadar. Untuk sekarang sudah di pastikan kalau tuan Abimanyu kritis, "

"A-apa?" Rasika yang kaget hanya bisa terduduk lemas menangis pelan. Dokter lalu pergi meninggalkan Rasika sendirian. Nainaa menghampiri Rasika untuk menenangkannya.

Di sisi lain, Prasad dan Prathap sedang mengajukan laporan lain mengenai Chaturvedi. Prasad juga memanggil beberapa pejabat. Menurut informasi dari Gaurav, mereka adalah oknum yang bekerja sama dengan Chaturvedi. Setelah di introgasi mereka pun mengakui kalau selama ini memang Chaturvedi melakukan tindakan kotor yang merugikan negara. Selain itu juga, Prasad melaporkan Chaturvedi dengan tuduhan penyerangan terhadap mendiang Satya Balram Azaad, Sunil ayah angkat Gaurav, dan Thapar ayah angkat Abimanyu. Setelah mendapatkan penjelasan dari Prasad, kepolisian langsung di gerakan untuk menangkap Chaturvedi. Nanti Chaturvedi akan di introgasi terlebih dahulu, sebelum di putuskan ia bersalah atau tidak. Tapi sayangnya, Chaturvedi tidak dapat di temukan. Sudah di pastikan kalau Chaturvedi melarikan diri, tapi tidak ada yang tau dia kemana sekarang.

...***...

Keesokan harinya, Prasad dan keluarga nya pergi ke rumah sakit. Di rumah sakit, ada keluarga Abimanyu dan keluarga Rasika yang juga datang untuk menjenguk Abimanyu.

"Pak Prasad?"

"Salam, "

"Kedatangan saya kemari ingin memberikan kabar baik dan buruk untuk kalian. Kabar buruk pihak kepolisian masih mempertimbangkan hukuman yang pantas untuk Gaurav. Dan kabar baiknya, mereka belum bisa menghukum Gaurav sampai Abimanyu sadar. Karena kita menendang tuduhan terhadap Gaurav kalau dia yang membunuh Abimanyu. Jadi mereka membutuhkan kesaksian langsung dari Abimanyu, "

"Pak Prasad. Tapi Abimanyu masih kritis, "

"Aku sudah menemui Gaurav semalam. Dia bilang, dia siap di penjara sampai menunggu kakaknya siuman, "

"Dan aku kesini ingin berbicara dengan nyonya Chetna, "

"Saya?"

"Iya nyonya. Bisa minta waktunya sebentar." Chetna dan Prasad pun keluar untuk membicarakan hal yang serius.

"Nyonya. Apakah Rasika sudah menceritakan semuanya?"

"Iya, dia sudah menceritakan semuanya padaku, "

"Nyonya, aku tua kau sangat berat hati ingin melepas Abimanyu. Kau tidak usah khawatir, Abimanyu tetap akan menjadi putra mu. Dan... " Prasad lalu mengeluarkan dua buah guci abu. "Di dalam sini ada abu mendiang orang tua kandung Abimanyu dan Gaurav, " sambung Prasad sambil memberikan dua guci abu tersebut.

"Aku tidak tau sampai umur keberapa takdir membawa ku. Jika nanti Abimanyu sudah siuman, dan Gaurav telah bebas. Tolong berikan guci ini kepada mereka, "

"Ini amanah mendiang ibu mereka." Chetna mencium dua guci itu sebagai tanda penghormatan. "Baiklah. Akan saya jalanan amanah ini, " jawab Chetna sambil tersenyum.

...***...

Malam harinya, semua nya sudah pulang untuk beristirahat di rumah. Rasika menetap di rumah sakit untuk menjaga Abimanyu. Dia duduk di setelah Abimanyu yang terbaring dengan banyak perawatan medis. Rasika menangis melihat kondisi suaminya sekarang. Sampai ia tertidur di samping Abimanyu. Sementara di sisi lain, Nainaa sepanjang malam tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan Gaurav sambil menendang foto mereka berdua.

Hari yang suram telah berlalu hingga mamasuki minggu ketiga. Biaya perawatan Abimanyu cukup mahal. Bahkan uang pensiunan Abimanyu saja tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit Abimanyu. Karenanya Rasika sampai harus menjual perhiasan yang Abimanyu belikan untuknya. Pengeluaran tidak hanya sampai di situ. Walaupun Abimanyu bisa di bawa pulang, mengingat kondisinya yang masih kritis Abimanyu tetap mendapatkan pemeriksaan rutin seminggu sekali. Belum lagi obat-obatan yang harus di tebus. Karena kondisi ini, Chetna sampai harus menggunakan tabungan keluarga yang Thapar simpan.

Karan, adik ipar Chetna tidak bisa bekerja. Karan harus pindah ke luar negeri, karena putrinya Nanda mendapatkan beasiswa pendidikan di luar negeri. Karena ini Karan, Gayatri, dan Nanda terpaksa harus pindah ke luar negeri. Chetna tidak mempermasalahkan hal itu, karena memang keluarga ini sangat mengutamakan masa depan, dan juga pendidikan. Chetna dan Rasika mengurus Abimanyu hanya berdua. Karena keperluan yang semakin lama, makin meningkat sempat membuat Rasika frustasi. Dia ingin bekerja, tapi sayangnya dia sedang hamil. Nainaa mengetahui kondisi Rasika saat ini.

"KAKAK?" tegur Nainaa yang melihat Rasika menangis di kamarnya. "Ada apa dengan mu kak?" ucap Nainaa yang langsung memeluk Rasika. "Aku sudah tidak tahan lagi Nainaa, " sahut Rasika pelan.

"Kak. Dengarkan aku! Kita harus kuat, demi keluarga ini. Demi bayi mu juga kak.. Kita harus bertahan sampai kak Abi sadar, dan juga... Sampai Gaurav bebas. Kakak sendiri yang bilang kalau kita tidak boleh menyerah, " ucap Nainaa.

"Kakak tidak perlu khawatir. Mulai sekarang.. Sehabis pulang kuliah, aku akan mampir untuk membantu mu. Jika Abimanyu adalah kakaknya Gaurav, maka kau juga sudah seperti kakak untukku." Rasika menghapus air matanya dan kembali tersenyum.

Sejak saat itu, Nainaa mulai rajin datang ke rumah Rasika hampir setiap hari. Jika hari libur dia bahkan menginap di rumah Rasika. Nainaa membantu Chetna dalam mengurus kebutuhan rumah, menyiapkan makanan, bahkan menjaga kesehatan Rasika selama mengandung. Terkadang Nainaa pergi menjenguk Gaurav seminggu sekali. Nainaa mengantarkan makanan kesukaan Gaurav yang ia masak sendiri. Terkadang Gaurav selalu bertanya mengenai kondisi Abimanyu. Sampai sekarang polisi masih terus mencari keberadaan Chaturvedi. Tidak ada yang tau kemana Chaturvedi pergi. Cahturvedi tidak pergi sendiri, seluruh anak buahnya juga ikut pergi bersama Chaturvedi.

...***...

Tiba sudah saat nya Rasika melahirnya anak pertama mereka. Rasika lahirkan di temani oleh Nainaa, sementara Chetna menunggu di rumah untuk mengurus Abimanyu. Anak itu lahir normal dan sehat berjenis kelamin perempuan. Rasika memberinya nama Meera Kanwar. Rasika begitu bahagia dengan kehadiran buah hatinya. Walau sedikit ia merasakan kesedihan karena tidak ada suami yang menemaninya.