Annette seorang bangsawan miskin yang tinggal jauh dari kekaisaran. Hidupnya terbilang sederhana akan tetapi penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari masalah muncul di hidupnya.
Utusan kekaisaran tiba-tiba datang kerumahnya dan mengatakan jika dirinya telah menikah dengan kaisar dengan cara yang tidak diduga.
"Aku tidak mau! Aku mau cerai!"
Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Annette bisa bercerai atau tidak? Ayo pantengin terus ceritanya di "KAISAR AYO BERCERAI!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling gigit
Di sebuah hutan tampak seekor kelinci berwarna putih yang sedang bersembunyi di balik pohon. Hingga beberapa saat kelinci tersebut berubah menjadi sosok dengan jubah hitam yang menutupi wajahnya.
"Siapa sangka setelah ratusan tahun ia memutuskan untuk terlibat dengan nasib manusia."
"Benar-benar sangat konyol," lanjut pria tersebut lalu menghilang begitu saja.
Sedangkan di tempat lain, Annete masih terjebak dengan Aldrich. Wajahnya memerah semerah tomat dengan bibirnya yang tampak membengkak.
"Kenapa Anda menggigit saya?" tanya Annete tidak terima. Pria itu benar-benar terlihat seperti serigala yang sudah siap unjuk memangsanya.
"Bukankah kau yang duluan?" tanya Aldrich dengan tersenyum menyebalkan menampilkan bibir pria tersebut dengan bekas gigitan Annete di sana.
'Wajah tampan benar-benar suatu kejahatan,' batin Annete saat ia benar-benar merasa tergoda dengan penampilan Aldrich di bawahnya.
"Ta-tapi saya menggigit Anda karena Anda..."
"Aku apa?" tantang Aldrich.
"Anda tidak memberikan saya kesempatan bernafas!" teriak Annete dengan wajah memerah dan terasa begitu panas.
Suasana hening sejenak dan terasa begitu canggung.
'Apa dia marah?' batin Annete dengan terus memperhatikan mimik wajah Aldrich yang terasa begitu datar setelah mendengar jawaban dari Annete.
"HAHHAHA!" tawa Aldrich yang terdengar begitu bahagia. Bahkan mampu membuat Annete sedikit terpesona.
"AKH!" jerit Annete saat Aldrich yang tiba-tiba saja bangun dan membuat Annete yang berada di atas tubuhnya kini berpindah menjadi di pangkuannya.
"A-anda..."
Annete dengan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat merasa jika Aldrich akan kembali menciumnya.
Namun bukan marah, Aldrich justru tersenyum dengan begitu licik.
"Kau menolakku?" tanya Aldrich.
Annete dengan cepat mengangguk namun sedetik kemudian karena takut ia menggelengkan kepalanya.
"Huh, jika begitu maka segera berdiri dari pangkuanku. Saat ini jelas kau seperti sedang menggodaku."
Annete yang baru saja menyadari jika posisinya begitu intim, segera mencoba berdiri. Namun, tangan Aldrich yang berada di pinggangnya justru semakin mendorong tubuhnya agar semakin mendekat pada pria itu.
"An-anda..." panik Annete.
'Ada apasih dengan pria ini?'
"Kenapa tidak berdiri? Apa kau begitu suka dekat denganku?" tanyanya dengan senyuman licik di wajahnya.
'Jelas-jelas dia yang menahan ku, bagaimana aku bisa pergi?'
"Maaf yang mulia, tapi bisakah Anda tidak memegang pinggang saya? Bagaimana saya bisa berdiri saat Anda justru menekan saya kearah Anda?" jelas Annete.
"Jadi kau menyalahkan ku?"
'Dasar bajingan licik, jelas-jelas dia yang menahanku.'
"Ti-tidak, mana mungkin saya berani melawan Anda yang mulia."
"Benar-benar sangat manis," gumam Aldrich dengan memperbaiki rambut Annete yang dikit menutupi wajahnya.
"Apa?" kaget Annete.
"Tidak ada, tampaknya kita harus mengakhiri sampai disini karena ada tamu yang harus di sambut," jelas Aldrich yang membuat Annete menganggukkan kepalanya tidak mengerti.
Benar saja, hanya beberapa detik kemudian, beberapa orang datang dengan wajah yang terasa begutu aneh pada mereka berdua. Mereka terlihat aneh karena tidak ada ekspektasi apapun yang di tunjukkan. Mereka lebih seperti boneka di bandingkan dengan manusia.
Aldrich tidak mengatakan apapun namun ia tetap meletakkan Annete di belakangnya.
"Habisi mereka berdua!" teriak salah satu warga yang membuat Annete benar-benar panik.
"Yang mulia," gumamnya saat merasakan jika Aldrich menggenggam tangannya semakin erat.
"Annete, ambil kalung ini. Lalu setelah aba-aba ku kau bisa pergi ke arah utara. Aku akan menemuimu disana," pinta Aldrich yang begitu tiba-tiba.
"Bagaimana dengan Anda? Tampaknya mereka bukan orang yang bersahabat," jelas Annete.
"Pergilah!" pinta Aldrich dengan sedikit berteriak.
"Tapi yang mulia...."
"PERGI!" pinta Aldrich dengan mata yang begitu tajam.
"Tapi yang mulia..."
Tanpa mengatakan apapun Aldrich membacakan mantra pada Annete yang membuat tubuhnya bergerak sendiri ke tempat yang di maksud dengan Aldrich.
"Akh, apa yang..." paniknya yang semakin menjauh dari Aldrich.
"Berhenti! Apa yang Anda lakukan pada saya yang mulia!" teriak Annete yang sama sekali tidak membatalkan sihir Aldrich darinya.
"Baiklah, ayo kita bermain sebentar," ujar Aldrich dengan ekspresi yang mengerikan saat Annete yang sudah tidak terlihat lagi.
"Ternyata sudah tidak ada lagi manusia di tempat ini, kalian semua adalah iblis dan kaki tangannya."
Warga desa itu tidak mengatakan apapun namun mulai menyerang Aldrich, sedangkan pria tersebut dengan begitu santai menghabisi musuhnya. Bahkan ia benar-benar terlihat menyeramkan dengan darah yang mengotori wajah dan juga bajunya.
Aldrich benar-benar terlihat layaknya seperti seseorang yang begitu menyeramkan.
"Tampaknya aku harus membersihkan diri, mungkin saja wanita itu tidak akan menyukai bau darah," gumamnya lalu pergi meninggalkan mayat-mayat yang sudah tidak berbentuk lagi.
Sedangkan disisi lain Annete benar-benar merasa khawatir. Walaupun dia dan Aldrich tidak begitu dekat namun, tetap saja Annete tidak ingin jika pria itu terluka.
"Apa aku sebaiknya kembali saja?" gumamnya.
"AKH!" Annete benar-benar terkejut saat baru akan pergi namun sebuah tanaman rambat justru mengikat tubuhnya dengan kuat.
"Lepas! Lepas! Hei!" teriak Annete dengan sekuat tenaga melepaskan diri. Hingga kini tubuhnya benar-benar terikat sempurna pada sebuah pohon yang tampak begitu besar.
"Apa itu?" gumam Annete saat melihat begitu banyak kepompong yang tergantung di atas pohon tersebut dengan ukuran yang cukup besar.
"KREK!" benda tersebut bergerak dengan perlahan layaknya seekor ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Namun, setelah sekian lama kepompong tersebut menetas menampilkan sesuatu yang berhasil membuat Annete benar-benar terkejut.
"itukan...." gumamnya.
cari bahagia sendiri daripada sakit hati
di tunggu double up ny😍😍
semangat thor
kamu lucu annet