Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SALAH SASARAN
Jam belajar sudah berakhir, waktunya pulang.
Zea berjalan keluar kelas, menuju gerbang sekolah. Zea menunggu mobil datang, memainkan hpnya.
"Eh itu dia kan? yang tadi " ucap seseorang.
Zea mendengarkan suara itu, Zea merasa familiar.
"Oh, kamu lagi" kata Zea.
"Dijemput pake apa nih? pake motor? atau pake sepeda? hah? " tanyanya.
Orang itu ternyata teman sekelasnya tadi, ya! yang ganggu Zea makan.
"Nanti juga tau sendiri kan? " jawab Zea menaikkan sebelah alisnya.
"Oh gitu ya, jangan-jangan malah nunggu orang tua kamu jemput. Terus jalan kaki, hahahaha" ucapnya meremehkan Zea.
Dia belum tahu kalau sebenarnya Zea adalah putri tunggal dari keluarga terkemuka, memiliki puluhan perusahaan besar, dan termasuk keluarga terkaya.
"Kamu kali yang kayak gitu" ungkap Zea.
Zea mengatakan itu tentu tidak asal-asalan, Zea pernah melihat dengan matanya sendiri.
Ekspresi temannya itu seperti kaget, berkeringat.
"Kamu kenapa? " tanya Zea.
"Nggak usah kepo deh lo! " jawabnya seperti menyembunyikan kebenaran.
Tidak lama kemudian, mobil berwarna hitam berhenti. Seorang keluar dari mobil itu.
"Silahkan nona Zea" ucapnya mempersilahkan Zea untuk masuk ke mobil.
"Apa? nona?, dan ini kan mobil yang biasanya dipakai oleh keluarga terkemuka itu kan? " tanyanya heran.
"Sekarang udah tau kan?" tanya Zea, kemudian masuk ke dalam mobil.
Meninggalkan kedua temannya yang masih tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya.
" Nona Zea, tuan muda Johan menyuruh saya memberi tahu ke nona Zea. Kalau setelah pulang sekolah, nona Zea akan pergi ke perusahaan " ungkapnya, masih fokus menyetir mobil.
"Iya, terima kasih" ucap Zea.
Sesampainya dirumah, Zea langsung berganti baju. Menggunakan abaya warna hitam kesukaannya.
Setelah siap, Zea bergegas pergi ke perusahaan.
Setelah sampai...
Pintu mobil terbuka, Zea keluar dari mobil.
Ternyata para karyawan sudah berbaris menyambut kedatangan Zea.
"Selamat datang nona Zea" ucap mereka bersamaan.
Zea tersenyum ke arah mereka, menandakan bahwa Zea menerima sambutan mereka.
Ketika kakaknya sudah menunggu Zea.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Zea.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka.
Tidak lupa, Zea bersalaman dengan kakak-kakaknya.
Mereka berempat naik ke lantai atas, masuk ke dalam lift.
"Semuanya! perkenalkan ini Zea adik saya, penerus perusahaan ini" ungkap Leo kepada semua karyawan perusahaan yang sudah berkumpul.
"Selamat datang" ucap mereka sambil bertepuk tangan.
Senyum terbentuk di wajah Zea, sangat manis.
"Mulai hari ini!, perusahaan akan sepenuhnya dipegang oleh adik saya Zea. Dengan bimbingan kami, kakak-kakaknya" ucap Johan.
Selanjutnya, mereka pergi ke ruangan khusus untuk Zea.
"Ini adalah ruangan khusus untukmu Zea" ungkap Roy.
"Maa sya Allah, ruangannya luas. Tata letak barangnya juga oke, warna dindingnya juga nyatu sama pernak-perniknya. Zea suka banget! " ucap Zea kagum.
"Terima kasih banyak kak Johan, kak Leo, kak Roy" kata Zea.
"Coba duduk di kursinya! " kata Roy.
Zea duduk di kursinya, dan benar saja! kursinya sangat nyaman.
"Kursinya empuk, nyaman juga lagi" ungkap Zea.
"Benarkan!" ucap Roy.
Zea mengangguk.
"Zea nggak usah khawatir, kakak-kakak akan membantu Zea jika Zea kesulitan" kata Johan, menatap Zea lembut.
"Baik kak" Zea mengangguk, kemudian tersenyum.
"Terus kakak-kakak masih pegang perusahaan nggak? " tanya Zea penasaran.
"Masih Zea, kan perusahaannya nggak cuma ini aja" jawab Leo.
"Iya kak, hehehe. Zea lupa kalau masih ada lagi perusahaannya" ungkap Zea.
"Udah tau kan!, apa yang harus kamu lakukan sebagai pemilik perusahaan ini? " tanya Roy.
"Zea tahu ko kak" jawab Zea.
Zea mengangguk mantap.