NovelToon NovelToon
Petualangan Danu

Petualangan Danu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kisah cinta masa kecil / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: mengare

Sinar matahari yang cerah memancar pada hamparan rumput di bukit utara hutan, kontras dengan suasana hati Danu yang kacau.

Danu merentangkan kedua tangannya sambil berteriak dangan lantang pada langit,

"Pasti akan kutemukan mereka!!

Aku akan menjadi lebih kuat dan membalas setiap darah yang mereka teteskan!!

Dengar ini!!"

Danu menatap tajam pada langit cerah itu, sementara sebuah sobekan dengan lambang empat tengkorak -lambang 4 monster kuno- di genggamannya.

Danu berteriak dalam kesendiriannya di bukit, kepada kelompok sesat dengan ahli aura, sihir, spirit, dan eliksir terbaik sepanjang sejarah yang berencana membangkitkan sisa-sisa 4 monster kuno yang tersegel entah dimana.

Apakah Danu dapat melewati mereka semua dan mencegah kebangkitan 4 monster kuno itu?

Atau kegelapan yang mereka bangkitkan yang akan melahap Danu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benteng Terakhir

Semua orang menggenggam erat senjata yang mereka pegang, mereka menengadahkan kepalanya ke langit, memandang seekor serigala raksasa yang sedang datang ke arah mereka dengan lompatan tinggi.

Hayako mengikat senapannya di punggung dan melompat ke belakang menghindari hantaman serigala yang menerjang ke arahnya.

Hayako bergerak cepat dan membuka ikatan pedang besar yang dia bawa, mengarahkan senjata itu pada serigala mata enam yang baru saja menghancurkan pelindung dari susunan karung tanah.

Kepulan debu tebak menyebar di seluruh bagian benteng sederhana itu.

Tidak ada yang berani berkedip saat serigala setinggi 2 kali orang dewasa berdiri di hadapan mereka.

Matanya merah menyala, air liur menetes dari mulutnya. Serigala itu berjalan dengan santai di hadapan mereka ke arah Hayako yang terdiri di atas salah satu rumah di dalam benteng.

Bardur diam-diam berjalan di tepian benteng menuju jalan keluar. Glen melihat ini, dia ingin protes tapi tidak memungkinkan.

Erangan kecil serigala sudah menjelaskan kekesalan serigala itu. Suasana menjadi hening, tidak suara yang terdengar selain hembusan angin yang menyisir butiran pasir yang berterbangan.

Glen tidak berani mengalihkan pandangannya dari serigala raksasa. Suasana senyap itu membuat setiap orang yang ada di sana seolah dapat mendengarkan suara detak jantung mereka.

Keringat dingin mengalir dari pipinya, air itu tergelincir dan menetes di tanah.

Satu tetesan keringat yang menjadi pemecah keheningan di mana sang serigala mengeluarkan energi hitam menyerupai tubuhnya.

Dia seolah membela diri menjadi 7.

Bayangan-bayangan itu segera menerjang orang-orang disekitarnya tapi sebuah ledakan dari balik tembok tanah menghalangi bayangan serigala yang menyerang.

Ledakan itu membuat orang di depannya jatuh tersungkur, lalu di susul dengan tusukan tanah yang memadat pada bayangan serigala.

Dari balik ledakan, terlihat Bardur yang sengaja mempersiapkan serangan dadakan saat suasana sedang hening.

Orang-orang yang terkena ledakan terbatuk-batuk sambil berusaha mengeluarkan tanah yang memenuhi mulut mereka.

Mereka menatap kesal Bardur karena cara penyelamatan nya yang ekstrim.

Bardur berdecak kesal pada orang-orang itu, "Cih, jangan lihat aku lemah! Lihat ke depan!!"

Orang-orang segera menyadari bayangan gelap itu hanya tersentak sebentar oleh serangan Bardur. Mereka segera berdiri dan bersiap untuk menyerang balik.

Serigala mata enam menyadari keanehan dari serangan Bardur dan bergerak ke arahnya. Namun, Hayako menyerang terlebih dahulu sambil berteriak, "akulah musuh mu, makhluk jahanam!"

Tebasan Hayako tepat mengenai leher serigala mata enam tapi tidak berpengaruh apa-apa padanya.

Serigala mata enam mendorong mundur Hayako dengan kepalanya, dia meraung dengan keras ke arah Hayako.

Raungan itu cukup keras untuk membuat pendengaran semua orang disekitarnya kesakitan.

"Diam...!!" Teriak Hayako sambil menebas mulut Serigala itu.

Serigala mata enam menghindarinya dan mencakar perut Hayako, Hayako menjatuhkan diri ke belakang untuk menghindarinya. Nyaris saja cakar itu mengenainya, meski dia harus berguling untuk menghindari serangan lanjutan Serigala mata enam.

Serigala mata enam menerjangnya dengan kuat, Hayako berusaha menahan terjangan itu dengan pedangnya. Dia terseret kebelakang menabrak tembok tanah dan merobohkannya.

Hayako terjatuh tapi dia segera menggulingkan diri ke belakang dan kembali berdiri.

Serigala mata enam mengeluarkan energi hitam yang besar. Energi itu menyebar ke segala arah layaknya tembakan meriam.

Orang-orang menunduk untuk menghindari serangan itu, walau ada beberapa dari mereka yang tewas dengan tubuh berlubang karena tertembus olehnya, sementara yang lainnya merasakan rasa terbakar meski hanya terlewati saja.

Bardur menggeram dia mengalirkan mana yang besar ke seluruh bawahannya dan menghempaskan mereka menjauh sejauh mungkin dari serigala mata enam.

Glen yang ikut terhempas dan terpelanting di tanah mengutuk Bardur dengan keras, "dasar kikir kurang ajar!!"

"Diamlah! Kamu harus berkerja mati-matian untuk perkataan mu itu!!" Jawab Bardur - tidak terima.

Tetua Jaka berdiri di atas tembok yang masih berdiri kokoh di dekat Bardur, dia berkata padanya, "jangan terlalu keras anak muda.."

Bardur menoleh dan terkejut. "Sejak kapan kakek tua ini di sini?!"

Tetua Jaka tertawa, dia membalas, "Haha.. Kamu sudah sekuat ini tapi tidak menyadari keberadaan ku dari tadi?"

"Berisik kau kakek tua!!" Jawab Bardur dengan kesal.

#####

Sementara itu, Hayako harus menghindari serangan jarak jauh serigala mata enam yang tidak memberikan kesempatan untuk mendekat.

Energi hitam yang keluar dari tubuh serigala enam dapat dia tembakan sesuka hatinya, tembakan-tembakan itu melesat ke arah Hayako dan menghancurkan tanah yang ditabraknya karena Hayako yang menghindar.

Suara letupan tanah terdengar silih berganti, Hayako menghindari setiap serangan itu dengan gerakan cepat dan halus seakan menari di antara ledakan-ledakan energi hitam.

Serangan sang serigala berhenti sesaat, tapi Hayako sadar ada energi kuat mengalir di bawah kakinya.

Tanah bergemuruh, semburan sihir hitam keluar dari dalam tanah Hayako harus melompat jauh kebelakang untuk menghindarinya.

Namun, dia berdiri tepat di bawah ratusan lingkaran sihir yang terbentuk di langit. Hayako berdecak kesal, dia tidak bisa menghindari serangan itu.

Lingkaran sihir ungu itu menyala dan menyerang bersamaan.

Tanah bergetar hebat, semua orang merasakan getaran itu menoleh ke arah Hayako yang dihujani dengan api ungu yang menutupi pandangan semua orang.

Hayako tidak terlihat, yang tersisa hanya kobaran api ungu panas.

Orang-orang terbengong dengan sekala serangan serigala mata enam yang mampu membuat kubangan api raksasa dalam sekejap.

"Habis sudah.." keluh seorang prajurit.

Serigala Mata Enam tersenyum puas tapi segera menggeram kesal

Tak lama kemudian,

Kobaran api ungu terangkat ke atas oleh gundukan tanah yang melayang. Hayako menunduk di bawah gundukan itu.

Bardur berhasil menyelamatkannya dari kejauhan pada saat-saat terakhir.

Dia berteriak pada Hayako, "serius lah dikit, dasar gadis puber..."

Kali ini Hayako benar-benar merasa terhina oleh perkataan pedas Bardur. Dia melepaskan seluruh aura yang dia miliki.

Aura itu bersinar layaknya cahaya bulan purnama dan menggelora layaknya kobaran api.

Tetua Jaka tersenyum, dia bergumam, "dengan aura sebesar itu, serangan tadi tidak akan melukainya meski tidak dilindungi," dia turun dari atas dan berjalan ke arah Hayako sambil meneruskan, "ya.. Aku tidak mungkin membiarkan gadis itu bertarung sendirian melawan monster itu."

Bardur memiliki ide aneh di dalam pikirannya dan segera melakukannya.

Dia mengangkat Tetua Jaka dan melemparkannya ke arah Serigala Mata Enam.

"Serang dia...! Kakek tua!!"

Jaka tidak kesal dengan tindakan itu dan tertawa, dia memanfaatkan momentum dari Bardur.

Serigala mata enam merasakan gerakan cepat ke arahnya, dia menoleh ke belakang dan terkejut dengan Kakek-kakek yang muncul dan menendang wajahnya hingga meninggalkan cap kaki pada wajahnya.

Serigala mata enam terhuyung sebentar, dia segera mencakar Tetua Jaka yang menghilang saat terkena cakarannya.

Tetua Jaka muncul disampingnya dan memukul mata serigala itu, meski berhasil dihindari oleh sang serigala.

Serigala mata enam meraung dan mengeluarkan gelombang ledakan sihir dari tubuhnya. Tetua Jaka membiarkan tubuhnya terhempas oleh ledakan itu dan perlahan menapak tanah dengan halus, hanya luka goresan yang terlihat padanya.

Serigala mata enam memfokuskan energi kegelapan pada tubuhnya, matanya berubah menjadi keunguan, dia menyerap kabut hitam di atasnya.

Kabut itu tersedot oleh serigala mata enam meski kabut hijau segera kembali datang dan menghentikan proses penyerapan.

Tubuh serigala mata enam tidak membesar tapi terselimuti oleh sihir hitam yang pekat.

Hayako dan Tetua Jaka telah membangkitkan kekuatan aura yang mereka miliki hingga aura yang seharusnya tak kasat dapat terlihat oleh pandangan mata orang biasa.

Mereka bersiap untuk menyerang, begitu juga Bardur yang menyeringai lebar karena semangat bertarungnya.

Namun, suara teriakan rasa sakit terdengar dari arah lain, dia menoleh dan mendapati seorang anggota kuil yang diseret oleh salah satu bayangan serigala.

Bardur menarik orang itu dengan kencang dan tak lupa memberikan salam, "Dasar orang lemah!"

Anggota kuil itu terpelanting di belakangnya, Bardur tidak mempedulikan orang itu terluka atau tidak, dia berdecak kesal. Dia baru menyadari bahwa bayangan serigala mata enam memiliki kesadarannya sendiri.

Tindakan Bardur sebelumnya menjadi bumerang baginya, orang-orang terpencar dan kehilangan keuntungan jumlah mereka.

Bardur segera menarik mereka satu persatu dengan kasar di mulai dari Glen yang berlarian panik dengan membawa papan tulis kecilnya.

Dan orang-orang lain yang bisa dia selamatkan.

Bardur semakin geram saat melihat tubuh gosong yang secara samar terlihat, tubuh dengan bauh menyengat dan tidak dapat dikenali lagi.

Dia segera berteriak dengan emosi yang meledak-ledak, "dasar iblis bajingan, berapa lagi yang ingin kalian bunuh..!!"

Glen terpaku pada Bardur dan untuk pertama kalinya dia melihat Bardur benar-benar marah.

#####

Pertarungan terus berlanjut saat portal telah terbentuk dan menyerap segala sesuatu disekitarnya dengan kuat - bersiap untuk membuka kekuatan sihirnya.

1
Abi Ulfah
mantap ceritanya kak
Mengare: terima kasih
total 1 replies
Zαskzz D’Claret
imutt bett liat kelakuan klara sama danu😆
Mengare: hahaha, gak ekspektasi bakal di komen gini
total 1 replies
Zαskzz D’Claret
mampir juga thor😁
Zαskzz D’Claret: gpp thor, yg penting aku senang kalo kamu mau baca karya ku juga😁
Mengare: aku cicil tapi, hehe
total 3 replies
Mengare
kadang aku lupa ngasih kata tidak pada tulisan ku😅
Mengare
terima kasih, maaf kemarin aku ada urusan di real life jadi gak sempat nulis
Cleopatra
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
Tsubasa Oozora
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
Mengare: makasih dah komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!