NovelToon NovelToon
Dark Mist

Dark Mist

Status: tamat
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi / Perperangan / Kutukan / Tamat
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: mengare

!Peringatan!

!Novel Plot-Driven!

Di balik gelapnya malam, sepasang mata merah menyala menatap desa yang damai dengan air liur yang menetes dan membasahi tanah.

Sementara tidak ada yang menyadarinya, puluhan pasang mata lain muncul di belakangnya.

ini bukan kisah seseorang yang berjuang melawan monster-monster yang datang entah dari mana, melainkan kisah bagaimana kumpulan manusia bertahan dari ketakutan yang menjalar hingga puluhan kilometer jauhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benteng Terakhir

Semua orang menggenggam erat senjata yang mereka pegang. Mereka menengadahkan kepalanya ke langit - memandang siluet serigala yang menerjang mereka dari langit.

Hayako menukar senapannya dengan pedang besar yang dia bawa sambil membuka dengan segera ikatan yang menutupi bilanya.

Debu mengepul bersama dentuman tanah saat sang serigala mata enam hampir menerkam Hayako, untungnya Hayako segera menghindar dan mendarat pada bangunan di belakangnya.

Enam mata merah menyala nampak mencolok dari balik kepulan debu. Mangsa mereka ada di depan mata, tapi ketakutan justru mengunci tubuh mereka. Serigala itu berdiri di markas musuh, berdiri dengan aura pembunuh yang kuat, tanpa ampun, dan bekas kasih.

Namun, apakah tidak ada yang berpikir untuk menyerang?

Jangankan menyerang, mereka bahkan tidak berani berkedip.

Serigala itu berjalan dengan santai di hadapan mereka ke arah Hayako dengan air liur yang menetes ke tanah dan erangan permusuhan yang jelas.

Di tengah momen tengang itu, Bardur diam-diam berjalan di tepian benteng menuju jalan keluar. Glen melihat ini dengan kesal. Dia ingin protes atas tindakan pengecut itu, tapi situasi menuntutnya untuk diam.

Tidak ada gerakan, tidak ada suara, hanya suara erangan permusuhan sang serigala dan suara desir angin yang terdengar.

Glen tidak berani mengalihkan pandangannya dari serigala mata enam. Dia dapat merasakan detak jantungnya yang berderu. Bukan hanya Glen, tapi hampir semua orang seperti itu.

Keringat lelah Hayako mengalir dari pipinya, terus mengalir hingga menggantung di dagu, dan jatuh ke tanah sebagai tetesan keringat.

Satu tetesan keringat yang menjadi pemecah keheningan, dimana sang serigala, secara spontan, mengeluarkan energi hitam menyerupai tubuhnya - membuatnya tampak membela diri menjadi tujuh bagian.

energi itu terlihat layaknya tubuh yang diselimuti bayangan, yang segera menerjang orang-orang disekitarnya begitu terlepas dari tubuh utama.

Seekor bayangan hampir menerkam salah satu dari mereka, tapi terhentikan oleh ledakan dari balik tembok tanah.

Ledakan itu membuat orang di sekitarnya jatuh tersungkur, lalu di susul dengan tusukan tanah yang memadat pada bayangan serigala.

Glen sangat tercengang begitu melihat sosok di balik ledakan. Tatapan matanya terpaku pada Bardur yang sengaja mempersiapkan serangan dadakan saat suasana sedang hening.

Namun serangan gerakan ekstrim Bardur membuat orang-orang yang terkena ledakan terbatuk-batuk, sambil berusaha mengeluarkan tanah yang memenuhi mulut mereka.

Mereka menatap kesal Bardur karena cara penyelamatannya yang tidak manusiawi.

Bardur berdecak kesal pada orang-orang itu, "Cih, jangan lihat aku lemah! Lihat ke depan!!"

Orang-orang segera menyadari bayangan gelap itu hanya tersentak sebentar oleh serangan Bardur. Mereka segera berdiri dan bersiap untuk menyerang balik.

Serigala mata enam menyadari keanehan dari serangan Bardur dan bergerak ke arahnya. Namun, Hayako menyerang terlebih dahulu sambil berteriak, "akulah musuh mu, makhluk jahanam!"

Tebasan Hayako tepat mengenai leher serigala mata enam tapi tidak berpengaruh apa-apa padanya.

Serigala mata enam mendorong mundur Hayako dengan kepalanya, dia meraung dengan keras ke arah Hayako.

Raungan itu cukup keras untuk membuat pendengaran semua orang disekitarnya kesakitan.

"Diam!" teriak Hayako sambil menebas mulut Serigala itu.

Serigala mata enam menghindarinya dan mencakar perut Hayako, Hayako menjatuhkan diri ke belakang untuk menghindarinya. Nyaris saja cakar itu mengenainya, meski dia harus berguling untuk menghindari serangan lanjutan Serigala mata enam.

Serigala mata enam menerjangnya dengan kuat, Hayako berusaha menahan terjangan itu dengan pedangnya. Dia terseret kebelakang, menabrak tembok tanah dan merobohkannya.

Hayako terjatuh tapi dia segera berguling ke belakang dan kembali berdiri tegak.

Serigala mata enam mengeluarkan energi hitam yang besar. Energi itu menyebar ke segala arah layaknya tembakan meriam.

Orang-orang menunduk untuk menghindari serangan itu, walau ada beberapa dari mereka yang tewas dengan tubuh berlubang karena tertembus olehnya, sementara yang lainnya merasakan rasa terbakar meski hanya terlewati saja.

Bardur menggeram dia mengalirkan mana yang besar ke seluruh bawahannya dan menghempaskan mereka menjauh – sejauh mungkin dari serigala mata enam.

Glen ikut terhempas dan terpelanting di tanah, lalu mengutuk Bardur dengan keras, "dasar kikir kurang ajar!"

"Diam lah! Kamu harus berkerja mati-matian untuk perkataan mu itu!!" jawab Bardur tidak terima.

Tetua Jaka berdiri di atas tembok yang masih berdiri kokoh di dekat Bardur, dia berkata padanya, "jangan terlalu keras anak muda.."

Bardur menoleh dan terkejut. "Sejak kapan kakek tua ini di sini?!"

Tetua Jaka tertawa, dia membalas, "Haha.. Kamu sudah sekuat ini tapi tidak menyadari keberadaan ku dari tadi?"

"Berisik kau kakek tua!!" Jawab Bardur dengan kesal.

#####

Sementara itu, Hayako harus menghindari serangan jarak jauh serigala mata enam yang tidak memberikan kesempatan untuknya mendekat.

Energi hitam yang keluar dari tubuh serigala enam dapat dia tembakan sesuka hatinya, melesat ke arah Hayako dan menghancurkan tanah yang ditabraknya setelah meleset dari target.

Suara letupan tanah terdengar silih berganti, Hayako menghindari setiap serangan itu dengan gerakan cepat dan halus seakan menari di antara ledakan-ledakan energi hitam.

Serangan sang serigala berhenti sesaat, tapi Hayako sadar ada energi kuat mengalir di bawah kakinya.

Tanah bergemuruh, semburan sihir hitam keluar dari dalam tanah, Hayako harus melompat jauh kebelakang untuk menghindarinya.

Namun, tindakan itu justru membuatnya berdiri tepat di bawah ratusan lingkaran sihir yang terbentuk di langit. Hayako berdecak kesal, dia tidak bisa menghindari serangan itu.

Lingkaran sihir ungu itu menyala dan menyerang bersamaan.

Tanah bergetar hebat, semua orang menoleh ke arah Hayako yang dihujani dengan api ungu karena getaran tanah yang kuat dan tanah yang mengepul tinggi.

Hayako tidak terlihat jelas dari kepulan itu, yang tersisa hanya kobaran api ungu panas dan retakan tanah besar di sekitar area serangan.

Orang-orang terbengong dengan sekala serangan serigala mata enam yang mampu membuat kubangan api raksasa dalam sekejap.

"Habis sudah ..." keluh seorang prajurit.

Serigala Mata Enam tersenyum puas tapi segera terhapus kembali, karena sesuatu yang janggal.

Di dalam kubangan api,

Kobaran api ungu terbakar pada permukaan tanah yang melayang, melindungi tubuh Hayako yang menunduk di bawahnya.

Bardur berhasil menyelamatkannya dari kejauhan pada saat-saat terakhir dengan kekuatannya.

Dia berteriak pada Hayako, "serius lah dikit! Dasar gadis puber!"

Kali ini Hayako benar-benar merasa terhina oleh perkataan pedas Bardur. Dia melepaskan seluruh aura yang dia miliki.

Aura itu bersinar layaknya cahaya bulan purnama dan menggelora layaknya kobaran api.

Tetua Jaka tersenyum. Dia bergumam, "dengan aura sebesar itu, serangan tadi tidak akan melukainya meski tidak dilindungi." Dia turun dari atas dan berjalan ke arah Hayako sambil meneruskan, "ya ... aku tidak mungkin membiarkan gadis itu bertarung sendirian melawan monster itu."

Bardur dapat merasakan betapa besarnya aura yang disembunyikan dang kakek, hingga terbesit ide aneh di dalam pikirannya yang segera dia lakukan tanpa pikir panjang.

Dia mengangkat Tetua Jaka dengan telekenesisnya dan melemparkan kakek tua itu ke arah Serigala Mata Enam.

"Serang dia! Kakek tua!!"

Jaka tidak kesal dengan tindakan itu dan tertawa – dia memanfaatkan momentum dari Bardur.

Serigala mata enam merasakan gerakan cepat ke arahnya, dia menoleh ke belakang dan terkejut dengan Kakek-kakek yang muncul dan menendang wajahnya hingga meninggalkan cap kaki yang dalam.

Serigala mata enam terhuyung untuk sesaat, dia segera mencakar Tetua Jaka yang menghilang saat terkena cakarannya.

Tetua Jaka muncul disampingnya dan memukul mata serigala itu, meski berhasil dihindari oleh sang serigala.

Serigala mata enam meraung dan mengeluarkan gelombang ledakan sihir dari tubuhnya. Tetua Jaka membiarkan tubuhnya terhempas oleh ledakan itu dan perlahan menapak tanah dengan halus, hanya luka goresan yang terlihat padanya.

Serigala mata enam memfokuskan energi kegelapan pada tubuhnya, matanya berubah menjadi keunguan, dia menyerap kabut hitam di atasnya.

Kabut itu tersedot oleh serigala mata enam meski kabut hijau segera kembali datang dan menghentikan proses penyerapan.

Tubuh serigala mata enam tidak membesar tapi terselimuti oleh sihir hitam yang pekat.

Hayako dan Tetua Jaka telah membangkitkan kekuatan aura yang mereka miliki hingga aura yang seharusnya tak kasat, dapat terlihat oleh pandangan mata orang biasa.

Mereka bersiap untuk menyerang, begitu juga Bardur yang menyeringai lebar karena semangat bertarungnya.

Namun, suara teriakan rasa sakit terdengar dari arah lain, dia menoleh dan mendapati seorang anggota kuil yang diseret oleh salah satu bayangan serigala.

Bardur menarik orang itu dengan kencang dan tak lupa memberikan salam, "Dasar orang lemah!"

Anggota kuil itu terpelanting di belakangnya, Bardur tidak mempedulikan orang itu terluka atau tidak, dia berdecak kesal. Dia baru menyadari bahwa bayangan serigala mata enam memiliki kesadarannya sendiri.

Tindakan Bardur sebelumnya menjadi bumerang baginya, orang-orang terpencar dan kehilangan keuntungan jumlah mereka.

Bardur segera menarik mereka satu persatu dengan kasar, dimulai dari Glen yang berlarian panik dengan membawa papan tulis kecilnya.

Dan orang-orang lain yang bisa dia selamatkan.

Bardur semakin geram saat melihat tubuh gosong yang secara samar terlihat, tubuh dengan bau menyengat dan tidak dapat dikenali lagi.

Dia segera berteriak dengan emosi yang meledak-ledak, "DASAR IBLIS BAJINGAN! BERAPA BANYAK NYAWA LAGI YANG AKAN KALIAN RENGGUT!"

Glen terpaku pada Bardur dan untuk pertama kalinya dia melihat Bardur benar-benar marah.

#####

Pertarungan terus berlanjut saat portal telah terbentuk dan menyerap segala sesuatu disekitarnya dengan kuat - bersiap untuk membuka jalur penghubung sesungguhnya.

1
Zea
oh ini toh pecok wkwkwk
☕︎⃝❥Haikal Mengare: setiap daerah punya panggilannya masing-masing kayaknya 😅
total 1 replies
Zea
pecok apa an yaa 😅😅
Zea
nah betul ini
Mr. Wilhelm
Berasa baca Novel drama sinetron wkwkwk /Sweat/
Mr. Wilhelm
keempat
Mr. Wilhelm
Emng g ada cara penyampaian lain selain dialog panjang ini, kah? Padahal bisa diseimbangkan dengan narasi
☕︎⃝❥Haikal Mengare: ini novel pertamaku dan memang belum selesai aku revisi🤣🙏. mohon dimaklumi kalau jauh sekali kualitasnya sama yang baru😅
total 1 replies
@Xiào Hān (🐉) ୧⍤⃝🍌
Ini novel plot driven! Iya... aku tahu kok, gak usah ditulis di blurb juga kali bang /Sweat/
☕︎⃝❥Haikal Mengare: ini gara-gara ada yang protes/Doge/
total 4 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
ada yang mau dapet adek 🥳 bangun dong Danu
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Huh? jadi, cuma mimpi?
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
wihhhh, time skip kah?
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
konflik utama mau di mulai, kah?
☕︎⃝❥Haikal Mengare: Nanti konflik utamanya agak merembet ya kak, jadi tolong di maklumi kalau MC nya gak begitu kelihatan. inti dari prolog ini emang di Monsternya
total 1 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
kayaknya lebih enak kalo, 'Klara tidak ingin sendirian lagi.'
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
awokawok ngakak
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Deym, kisah bocah bocah ini lebih manis dari es teh yg aku minum
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Awokawok
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Kasih titik Thor, "Habis berantem sama teman-temannya Sofi."
☕︎⃝❥Haikal Mengare: terima kasih sudah bantu revisi
total 1 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
/Sweat/setauku udah ada tanda (! ) gak usah titik lagi
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
apasih bocil, kasihan Klara
drpiupou
authornya ini imajinasinya tinggi banget /Casual/, kalau aku udah keliyengan nulis tentang fantasi kompleks kaya gini.

hebat Thor, teruskan/Heart/
☕︎⃝❥Haikal Mengare: terima kasih
total 1 replies
Azαzel
wihh baru nyadar tiba² ganti gini🗿 plot nya banyak berubah atau masih sama kah?
Azαzel: sipp, semangat ya!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!