Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-24
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Aluna masih duduk kaku ditempatnya. Sedangkan tangan Alvaro sandar dibelakang Aluna. Aluna sudah merasa tak nyaman apalagi tatapan memuja para rekan bisnis Alvaro.
"Sayang, udah ngantuk?". Tanya Alvaro yang bisa melihat kegelisahan diwajah Aluna. Dia tahu jika gadis itu merasa tak nyaman.
Aluna hanya mengangguk saja. Dia bukan mengantuk tapi kebelet, mau berbicara pada Alvaro tapi malu.
"Aku mau ke toilet". Aluna berdiri sumpah dia sudah tidak mampu menahan pipisnya.
"Biar aku antar".
Segera Alvaro menarik tangan Aluna dan membawanya ke area toilet.
"Tahan yaaa". Alvaro jadi kasihan apalagi melihat wajah Aluna yang sudah berkeringat menahan pipisnya.
"Iya Pak. Udah gak tahan". Aluna menurut saj saat Alvaro menariknya.
Brak brak brak.
"Siapa didalam? Cepat keluar donkk udah gak tahan nihhh". Aluna mengedor-ngedor pintu toilet.
Namun tak ada sahutan didalam sana. Aluna sudah setengah mati menahan sesuatu yang ingin keluar dibawah sana.
"Cepatan donkkk". Aluna sudah tidak tahan.
"Minggir. Biar aku dobrak". Alvaro menarik Aluna agar menjauh dari pintu.
Brakkkkkkkkkkk
Pria itu berhasil mendobrak pintu. Segera Alvaro menarik tangan Aluna dan mendorong gadis itu masuk kedalam toilet. Tak lupa Alvaro menutup pintu dan menunggu diluar. Nafasnya memburu dan ngos-ngosan. Kenapa dia panik sekali melihat wajah Aluna yang berkeringat?
Alvaro menarik nafas dalam sambil menunggu diluar pintu. Dia khawatir meninggalkan Aluna takut terjadi sesuatu pada gadis itu.
Para wanita yang hendak masuk kedalam toilet terkesima melihat Alvaro yang berdiri didepan pintu toilet sambil bersandar.
"Siapa dia ganteng banget sihh?". Bisik-bisik mereka.
Namun Alvaro tak peduli. Dia malah menampilkan wajah datarnya dan masih menunggu Aluna.
Didalam Aluna menarik nafas lega setelah berhasil membuat sesuatu yang menyesak dibawah sana.
"Ahhhh lega".
Aluna membuka pintu toilet. Dia terkejut melihat Alvaro yang masih disana menunggunya.
"Bapak ngapain masih disini?". Tanya Aluna heran.
"Ya nungguin kamu lahhh". Ketus Alvaro.
"Kenapa harus ditunggu sihh Pak? Gak malu apa diliatin orang. Ntar kita disangka macem-macem lagi". Ujar Aluna tak habis pikir.
"Emang saya peduli. Ayo". Alvaro kembali menarik tangan Aluna.
"Pak, jangan main tarik-tarik kali. Emang tangan saya karet apa?". Protes Aluna.
Alvaro menghentikan langkah kakinya. Dia baru sadar jika baju Aluna menampilkan bahu mulus miliknya.
Alvaro membuka jas yang melekat ditubuhnya lalu memasangkannya pada tubuh munggil Aluna.
"Gak usah Pak". Tolak Aluna ingin melepaskan jas itu.
"Gak usah protes pake aja. Kamu hobby banget yaaa nampilin tubuh kamu ke orang lain". Omel Alvaro. Tentu saja tidak terima jika ada pria lain yang melihat bahu mulus Aluna.
Aluna memutar bola matanya malas. Padahal bajunya jauh dari kata sexy tapi Alvaro malah mengatakan jika bajunya sexy. Sungguh posesif tak ada akhlak nya.
"Kita pulang duluan". Ajak Alvaro merangkul bahu Aluna.
"Pak gak usah pegang-pegang kali". Pekik Aluna. Tak peduli jika itu Bossnya.
"Diem. Kalau masih protes saya cium kamu".
Refleks Aluna langsung terdiam. Ancaman Alvaro berhasil membuat nya bungkam dan juga takut. Bagaimana jika Alvaro benar-benar menciumnya didepan orang banyak. Mau ditaruh dimana muka dia?
"Cepet pamitan sama teman-teman kamu".
Aluna hanya mengangguk dan tidak berani lagi protes. Ancaman Alvaro membuatnya sangat takut. Dia belum pernah disentuh laki-laki pasti akan sangat canggung jika ada yang menciumnya tiba-tiba.
Aluna dan Alvaro menghampiri meja Rayyan dan yang lainnya. Sedangkan Sonny sudah menunggu dimobil.
"Na kamu baik-baik aja?". Tanya Rayyan sedikit panik ketika Aluna mengenakan jas Alvaro.
"Dia baik-baik aja". Sahut Alvaro dingin sambil melingkarkan tangannya di pinggang Aluna.
"Aku gak apa-apa kok Kak". Sumpah Aluna benar-benar merasa tak nyaman.
"Guys gue duluan ya". Pamit Aluna "Kak Ray, aku duluan. Maaf gak pulang bareng Kakak. Aku diantar sama Kak Al aja". Ucap Aluna.
Yura dan Mira memincingkan mata curiga. Entah Aluna yang polos atau memang pura-pura polos yang tidak tahu jika Alvaro menyukainya.
"Elu yakin Lun mau pulang duluan?". Tanya Yandi memastikan dia tidak suka pada Alvaro.
"Iya Bang".
"Ya udah elu hati-hati ya". Pesan Mira "Hati-hati Pak". Ujar Mira sopan. Yandi langsung menyenggol lengan kekasihnya itu saat mira memberi perhatian pada Alvaro.
"Kamu hati-hati ya Na. Kalau sampai kabarin?". Rayyan tersenyum hangat tak peduli pada wajah dingin Alvaro.
"Ayo". Alvaro langsung menarik Aluna untuk menjauh dari para teman-teman nya.
"Pak lepasin". Aluna menarik tangan Alvaro secara paksa yang melingkar dipinggang nya "Jangan suka cari kesempatan dehhh Pak. Anak perawan orang dipegang-pegang". Protes Aluna.
"Gak usah ngomel mulu, cepat masuk". Tintah Alvaro membuka kan pintu mobil untuk Aluna.
Alvaro masuk kedalam mobil dan Sonny menjalankan mobilnya meninggalkan hotel tempat acara berlangsung.
"Bapak tuhh apa-apaan sih pake bawa saya kabur segala. Saya tuhh belum kenyang makan Pak". Omel Aluna kesal.
"Kamu tuhh ya mikir makan mulu". Alvaro menggeleng salut "Saya udah berulang kali ingatin kamu jangan deket-deket cowok lain. Ehh kamu nya malah ngeyel". Tungkas Alvaro kesal
"Cowok lain siapa sih Pak?". Tanya Aluna tak mengerti.
"Gak usah pura-pura gak tahu. Ingat kamu tuhh calon tunangan saya". Tegas Alvaro. Sonny hanya mendengar perdebatan kedua orang dibelakang nya itu.
Aluna memutar bola matanya malas "Ck, Pak kita ini cuma pacar boongan. Jadi Bapak gak berhak donk buat ngatur-ngatur saya". Gerutu Aluna.
Alvaro semakin menatap Aluna tajam. Dia gemes dengan gadis ini yang sama sekali tidak takut padanya.
"Kamu........".
"Pak Sonny kita singgah dulu aja Pak. Perut saya masih lapar tadi makan kagak nyampe diperut. Gara-gara ya itu dia....". Aluna mencebik kesal sendiri melihat tingkah Alvaro.
"Kamu nyalahin saya?". Tanya Alvaro tajam
"Emang saya sebut nama Bapak?".
"Ya trus kamu mau bilang siapa?". Alvaro merepalkan tangannya bahkan gigi nya saling bergemeletukkan saking kesalnya dengan Aluna.
"Ya siapa aja". Jawab Aluna asal.
"Sudah Tuan. Bu Aluna. Gak perlu berdebat". Sergah Sonny.
"Diam". Hardik kedua orang itu kompak.
"Awas saya liat kamu deket laki-laki lain, saya bakal gantung kamu di Monas". Ancam Alvaro.
"Astaga Bapak, kira-kira kali. Siapa juga yang deket laki-laki lain. Kak Ray, Bang Yuyu dan Bang Yayan itu teman saya Pak. Bukan laki-laki lain". Jelas Aluna tak habis pikir.
"Saya gak mau tahu jangan deket laki-laki lain selain saya". Tegas Alvaro.
"Gak bisa gitu donk Pak. Ayah saya laki-laki, Kakak saya laki-laki. Masa iya saya jauhin mereka Pak". Celetuk Aluna.
"Bukan begitu.....". Alvaro mengusap wajahnya kesal. Ingin rasanya dia makan gadis disampingnya ini.
Sedangkan Sonny geleng-geleng kepala saja. Apalagi melihat keberanian Aluna dalam berdebat dengan Alvaro.
Sonny memarkirkan mobilnya disebuah restorant cepat saji, karena Aluna bilang dia masih lapar.
**Bersambung....
Ikutin terus kisah Aluna dan Alvaro, update setiap hari. Tergantung mood yaa, kalau lagi seneng bisa 1-3 bab/hari. Tapi kalau lagi pengen rebahan doank, bisanya 1 bab aja... Kwkwkw**.