Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#7. KIYD.
Nadia sedikit meringis merasakan rahangnya yang nyeri.
Dadanya berdentum kala melihat tatapan tajam pria di hadapannya ini ke arahnya.
Nadia tidak takut mati. Ia pasrah jika Leo marah dan ingin Menghabisinya.
Tetapi, itu hal yang tidak mungkin selagi posisi Nadia menguntungkan bagi Leo.
Wanita ini sadar, jika Leo memiliki dendam pribadi
terhadap mantan suaminya Dygta.
"Maaf, Tuan ... bukannya aku tidak tau balas budi. Tetapi, kita masih memiliki cara lain," ucap Nadia terbata. Matanya sudah berair, mendapati tekanan seperti ini.
Menyadari sikapnya yang berlebihan, Leo langsung melepas cengkeraman tangannya pada rahang Nadia.
Bagaimanapun Leo harus bisa mengendalikan emosinya terhadap wanita ini.
"Jika tak ada yang di bicarakan lagi, saya mohon diri." Nadia lantas menundukkan kepalanya dan pamit.
Leo tak bergeming, ingin rasanya dia menahan sosok itu lebih lama lagi, namun Leo juga tidak bisa memaksakan kehendaknya. Ia akan cari cara lain, mungkin pembalasan dendamnya akan beralur sedikit lambat.
"Wanita itu tidak takut padaku, karena dia tak takut mati. Aku harus mencari cara lain," gumam Leo.
Mereka berdua tetap kembali berangkat bersama setelah sarapan berdua dengan khidmad dan tenang.
Ya, sarapan pagi yang sangat syahdu bukan.
Nadia menyerahkan jas milik Leo," Biar aku bantu memasangkannya" Karena pada saat ini Leo tengah menerima telepon.
Apapun yang baru saja terjadi diantara mereka berdua beberapa saat lalu, Nadia tetap harus menjalankan tugasnya sebagai sekretaris pribadi, Leo.
Kalau di lihat sekilas, mereka berdua layaknya pasangan suami istri yang sangat serasi.
Bahkan, sesampainya di kantor mereka terus beriringan.
Para karyawan memberi hormat dengan menundukkan kepala mereka pada Leo.
Pemimpin utama dari perusahan LEON CARGO yang mendunia.
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan ekspedisi.
Nadia, terlihat mengekorinya di belakang, karena memang mereka bekerja di lantai yang sama. Ya, secara Nadia adalah sekretaris pribadi wanita pertama bagi Leo.
Beberapa pasang mata mencuri pandang pada mereka berdua. Secara kasat mata ini adalah pemandangan yang sangat langka.
Di mana seorang bos dingin yang selalu menjaga jarak dengan wanita. Bahkan di perusahaan ini hampir semua divisi di tempati oleh pekerja laki-laki.
Karenanya, ketika Leo tiba-tiba memiliki seorang sekretaris perempuan, di saat itulah rumor buruk tentang kejantanannya mulai meredup.
"Kau lihat wajah Bos kita, seperti tanah gersang yang baru saja tersiram hujan."
"Benar, begitu segar dan cerah tidak suram dan sekaku kanebo kering lagi."
"Diamlah. Apa kalian ingin mati!" Belum selesai mereka berdebat, terdengar sebuah teriakan dari suara yang berat di belakang mereka.
Hei kalian!"
"Balik kerja sana!"
"Kalian pikir, perusahaan menggaji kalian untuk menggosip!" Hardik Black dengan kilatan tajam dari kedua matanya.
Aura dingin dan tegas dari sang asisten setia itu begitu kentara.
Para pekerja itu langsung berlarian ke tempat mereka masing-masing.
"Sebelas dua belas emang dia ama bosnya," bisik halus para karyawan pria itu dari balik kubikel mereka.
Seperti biasa setiap pagi ketika sampai di kantor, Nadia akan segera ke pantry untuk membuatkan kopi.
Meski mereka berangkat bersama menuju kantor. Leo tak lagi membahas tentang rencana nikah kontrak yang tadi pagi membuat dia dan Nadia bersitegang.
Setelah sampai di depan meja kerjanya, Nadia menghempaskan bokongnya kasar. Wanita itu langsung membuka laptopnya namun hatinya benar-benar gusar dan kesal.
Hingga akhirnya ia hanya membiarkan layar itu menyala tanpa tau apa yang harus di kerjakan nya. Bosnya itu sukses membuat mood nya berantakan hari ini.
"Apa-apaan dia!"
"Nikah kontrak?"
"Dia benar-benar mabuk!" gerutu Nadia menahan geram, ia terus saja merutuki Leo dengan berbicara sendirian.
"Bisa-bisa nya punya pikiran seperti itu, memang dia pikir siapa dirinya? Ah, ya dia pemilik perusahaan. Dia juga yang telah mengangkat ku dari keterpurukan." Nadia mulai menyadari kedudukannya.
"Tapi, itu bukan berarti pria itu bisa mengatur hidupku seenaknya dan juga caraku membalas dendam pada para manusia-manusia laknat itu!" Nadia mengepalkan tangannya, sisi lain dalam dirinya seakan memberontak.
"Yang benar saja menikah tanpa cinta, atau lebih tepatnya menikah karena dendam. Cih, apa tuan juga menonton drama? Kenapa bisa-bisanya ia memiliki ide seperti itu." Nadia belum berhenti bermonolog dengan dirinya sendiri.
Wanita itu masih tak percaya dengan ajakan Leo tadi pagi.
Bahkan ketika sampai di mansion, Nadia lebih banyak diam ketimbang biasanya. Ia akan masak bila waktunya Leo makan.
Nadia bahkan tak pernah lagi makan bersama di meja itu.
Perubahan yang terjadi pada Nadia rupanya sedikit mengganggu Leo. Pasalnya pria itu telah terbiasa mendengar suara Nadia ketika wanita itu terus mengoceh padanya. Sekelebat bayangan kejadian pagi tadi, berseliweran di kepalanya.
"Apa aku sedang merasa kehilangan? Mansion ini kembali sepi tanpa ocehannya yang tak jelas mengenai makanan. Apakah rencana ku telah membuatnya tersinggung? Ha, peduli apa dengan perasaannya, aku akan menemukan cara lain untuk memaksanya. Rencana ku harus berhasil. Akan ku buat keturunan Rajasa itu hancur perlahan." Leo menarik sudut bibirnya ke atas.
Ekor matanya memperhatikan pergerakan Nadia yang membawa alat-alat makan bekas ia makan.
"Biarkan benda-benda kotor itu, mereka dapat meninggalkan noda di pakaianmu!" perintah Leo yang gemas melihat Nadia mendiamkannya begini.
Tetapi, Nadia tak menggubrisnya sama sekali.
Wanita itu terus berjalan ke dapur.
Entah dorongan apa dan darimana.
Leo peduli dan mengikuti Nadia.
Grep!
Leo menarik tangan Nadia hingga wanita itu berputar menghadapnya.
"Eh, mau apa! A–aku lagi nyiapin menu yang akan di masak besok pagi," jelas Nadia terbata karena saat ini wajah Leo dekat sekali dengannya.
"Pria ini! Apa dia sengaja ingin membuatku terkena serangan jantung!" batin Nadia.
Menyadari kesalahannya, Leo langsung memundurkan tubuhnya, namun pandangannya masih terkunci pada rupa wanita yang mengenakan gaun tidur ini.
"Kenapa tidak besok pagi saja? Kenapa harus malam-malam?" heran Leo. Apa wanita ini sengaja mencari cara untuk menghindarinya.
"Aku harus mengeluarkan dagingnya, agar besok mencair dan lebih mudah pada saat memotongnya," jelas Nadia, menunduk. Ia tak ingin menatap wajah yang sudah membuat hatinya tak karuan akhir-akhir ini. Antara kesal, geram dan entah apa lagi.
Satu hal yang jelas, Nadia tak kuat menatap Leo lebih dari tiga detik.
"Jadi dia sedang menyiapkan untuk menu masakan besok, seperti apa yang ku pinta tadi." Leo langsung merubah mimik wajahnya.
"Setelah selesai istirahatlah. Jika sekiranya kau lelah jangan di paksakan menuruti keinginanku. Kau bisa menolak atau mengerjakannya saat kau ada waktu." Leo tiba-tiba bersikap manusiawi, sepertinya Nadia berhasil mencuci otaknya dengan berbagai menu masakan hasil racikan tangannya sendiri.
Nadia sontak mendongak mendengar ucapan yang lebih ramah dari Leo yang terkenal dingin dan kasar.
"Hah! Eh, tidak apa-apa, Tuan. Tidak masalah, bukankah ini termasuk tugas ku sebagai koki pribadi mu." Nadia tersenyum canggung seraya mengipaskan tangan ke depan wajahnya.
Ia belum terbiasa dengan cara bicara seorang Leo yang seramah itu.
"Apa dia baik-baik saja?" Nadia semakin heran.
"Kembalilah ke kamarmu dan tidur, besok pagi kau harus menyiapkan susunan meeting dengan perusahaan GORIDE." Setelah mengatakan hal itu Leo pun berlalu.
Bersambung.
wc umum.
pas lah pasangan SM penjahat kelamin