NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:397.8k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 14. Panik

Sesal diujung senja, adalah kesiaan. Takkala hati membeku dalam diam, segalanya terasa tak lampias. Usailah harap dan penantian terberangus. Semoga dalam sunyi, sesal itu terurai dalam dekap hayalmu."

Hujan deras sejak sore tadi, malam ini masih juga tercurah. Kemarau panjang lenyap tak berbekas. Menghapus debu didedaunan yang kering. Layu, dan menguning.

Entah sudah keberapa batang, Andre menjejalkan rokoknya di asbak, hingga patah dan sebagian hancur. Pikirannya benar-benar kalut. Sebentar-bentar matanya mengarah ke arloji di lengannya. Sudah menunjukkan angka 21:00 WIB , tapi istri dan anaknya belum juga pulang.

Tadi pamitnya cuma mau sebentar saja. Mau membelikan camilan dan susu untuk Bobby. Harusnya dia antar tadi, tapi karena Laura bersikap dingin padanya sepulang dari luar kota. Membuat Andre malas.

Lagian, jaraknya tak begitu jauh dari rumah. Bisa ditempuh dengan jalan kaki, tak lebih dari sepuluh menit.

Siapa sangka akan turun hujan deras, begini. Sehingga Laura dan Bobby terhalang pulang.

Andre telah berkali-kali menelepon tapi ponsel Laura tidak aktif. Antara cemas dan kesal, membuat Andre gelisah.

Bu Maya, yang melihat putranya seperti cacing kepanasan, menegur Andre.

"Kamu kenapa sih, Dre? Dari tadi mondar-mandir kayak setrikaan saja." plotot Bu Maya, seraya mendenguskan napas kesal. "Eh, Laura dan Bobby sudah pulang?"

"Belum, Bu. Itu yang membuatku merasa tak enak." desah Andre.

"Maksud kamu apa, bukannya mereka cuma pergi ke Mini market di ujung jalan sana? Ngapain pula cemas, paling juga karena terhalang hujan."

"Tapi, Bu ini sudah jam berapa. Apa gak kepikir dia naik gojek atau apa." sentak Andre makin kesal.

"Baru tau kalau istri kamu itu bodoh! Masih saja dikasih hati. Udah, telepon saja kenapa mereka belum pulang juga."

"Gak aktif, Bu, sedari tadi. Makanya aku kesal dan cemas sekaligus." sentak Andre mengusap kasar wajahnya.

"Mungkin tidak ada signal, karena hujan," ucap Bu Maya, merasa ragu juga.

"Sudah, jangan diambil pusing. Nanti juga pasti pulang. Emang Laura, punya tempat lain selain rumah ini?"

Andre, diam mendengar kata- kata ibunya. Ada juga benarnya ucapan ibunya. Mau pergi kemana, Laura dan Bobby. Mereka hanya punya rumah ini. Laura sebatang kara di kota ini. Tidak punya sanak keluarga atau sahabat.

Tidak mungkin dia pergi kemana-mana. Tanpa uang dan harta.

Eh, kenapa pula aku berpikir kalau mereka pergi dari rumah ini. Tadi, cuma pamit mau beli diujung jalan sana. Mana tidak bawa apa-apapun tadi. Cuma tas kecil yang selalu tergantung dibahunya.

Lantas kenapa belum juga kembali? Ini sudah dua jam lebih. Aaaahhhh, perasaanku juga mendadak tak enak begini. Celetuk batin Andre. Merasa heran dengan pergumulan pikirannya.

Sementara itu, Laura telah jauh meninggalkan Medan. Laura dalam perjalanan mau pulang kekampung halamannya. Rencananya pergi dari rumah sudah bulat. Tanpa pamit, tanpa meninggalkan pesan, apapun.

Toh, mereka tidak akan pernah peduli sama sekali. Malah suami dan ibu mertuanya akan sangat senang saat beliau tau menantunya melarikan diri.

Beliau akan tertawa sekeras-kerasnya. Sampai menembus langit saking bahagianya. Laura yakin itu. Mengingat kebenciannya dan ketaksukaannya pada menantunya.

Menjelang sore tadi dia pamit pada suaminya mau membeli susu dan camilan untuk Bobby. Tanpa curiga Andre mengijinkan mereka.

Laura sempat cemas, seumpama suaminya menawarkan mengantar mereka. Tapi kecemasannya sirna saat suaminya acuh saja ketika mereka pergi.

Laura tidak membawa apa-apa, hanya beberapa pakaiannya dan pakaian Bobby saja yang dia bawa. Yang sudah ia titipkan di rumah tetangganya beberapa hari yang lewat.

Sekarang dia sudah dalam perjalanan pulang menuju kampung halamannya. Mungkin saat ini suaminya sudah heboh mencari dirinya atau malah acuh saja, meskipun mereka tidak kembali ke rumah.

Ibu mertua dan adik iparnya juga mungkin sudah bersorak sorai karena pada akhirnya dia mengalah dan pergi.

Mereka boleh bersuka cita setelah kepergiannya, tapi tunggu kejutan apa yang akan mereka terima setelahnya. Semoga saja mereka masih punya senyum untuk dipertontonkan saat menerima kejutan itu.

Laura sudah bisa mereka-reka apa yang akan terjadi nantinya meski dia tidak melihat kejadian itu.

Tubuh, Bobby berguncang dalam pangkuan ibunya. Laura mengusap kepala putranya yang terlelap. Rasa iba bercokol dalam hatinya karena harus memisahkan putranya dengan ayahnya.

Perlahan, Laura memejamkan matanya, mencoba untuk tidur sejenak. Walaupun dia yakin dia tidak bisa tidur. Karena harus waspada selama dalam perjalanan.

Laura telah mengganti nomor ponselnya, agar tidak bisa dihubungi, Andre atau siapapun. Hanya beberapa nomor yang ia simpan. Nomor Ratih, Devi dan Rudy, karyawannya di kafe.

Ketiga nomor itupun Laura silent, untuk sementara.

Laura berencana suatu saat akan menghubungi mereka. Jika rencananya untuk membuka resto mini, ketiganya akan dia rekrut jadi karyawannya.

Mobil travel yang ditumpangi, Laura melaju membelah jalanan yang mulai sepi. Malam sudah mulai larut, penumpang disebelah Laura juga sudah terlelap sejak tadi.

Sementara sopir sambil berbincang dengan penumpang disebelahnya. Percakapan mereka tentang apa saja, mau tak mau dia simak, agar tetap terjaga.

Hingga akhirnya penumpang disebelah sopir itu pun akhirnya tertidur. Sang sopir tetap fokus menyetir. Perjalanan mereka masih sangat jauh. Pada akhirnya, Laura juga tertidur. Tidak dapat menahan kantuk dan lelahnya.

Entah, berapa jam Laura tertidur dia tidak tau, ketika tiba-tiba supir menghentikan mobilnya.

Laura mengucek kedua matanya, seraya menguap panjang. Kesadarannya belum pulih benar saat dia mendengar ucapan supir kalau mereka akan singgah untuk istirahat.

Laura menatap lewat jendela, melihat sebuah rumah makan. Penumpang disebelahnya juga terjaga.

""Ibu mau keluar juga?" tanya lelaki paruh baya di sampingnya.

"Eh, iya Pak," sahut Laura ragu dan agak bingung juga. Selama ini Laura tidak pernah melakukan perjalanan menggunakan kenderaan umum. Ini adalah pengalamannya yang pertama setelah dia menikah dengan Andre.

"Ayo, Bu, istirahat di rumah makan sana. Mungkin anaknya haus atau lapar."

"Baik Pak. Saya akan nyusul, mau bangunkan anak saya dulu soalnya." Laura menepuk pelan wajah Bobby, supaya bagun.

Perlahan Bobby membuka matanya. Menatap mamanya heran.

"Kita dimana, Ma?" Bobby menatap sekelilingnya.

"Entah, Mama juga belum tau. Ayo, kita keluar dulu. Bobby lapar gak? Atau haus?"

"Iya, Ma, Bobby lapar dan haus," ucap Bobby sendu. Terakhir mereka makan sore tadi sebelum pamit mau pergi. Laura baru sadar kalau setelah itu mereka, tidak makan apa-apa lagi.

Hanya roti yang sempat dia beli tadi loket. Saking tegang dan panik ketika mereka pergi meninggalkan rumah. Was-was kalau suaminya akan datang mencarinya.

Untunglah hujan turun sangat deras, sehingga suaminya pasti berpikir kalau mereka akan terlambat pulang, terhalang hujan.

Laura menggendong Bobby menuju rumah makan. Mereka duduk di meja yang kosong. Laura melihat jam yang tergantung di dingding sudah menunjukkan angka dua dinihari.

Suhu dingin, membuat Bobby memeluk rapat tubuhnya.

"Dingin ya, sayang?"

"Iya, Ma,"

Seorang pelayan menghampiri meja, Laura menanyakan menu apa yang mau dipesan.

"Ibu mau makan atau minum saja?"

"Kami mau makan dek. Eh, dek ini di daerah mana, ya?" tanya Laura, ingin tau sudah sejauh mana perjalanan mereka.

"Balige, Bu."

"Oh, iya, makasih ya, dek."

Beberapa menit, kemudian pelayan itu kembali membawa makanan yang dipesan Laura. Laura menyuapi makan Bobby. Benar saja, Bobby sudah kelaparan. Makannya lahap sekali, sampai keningnya berkeringat.

"Maafkan Mama, telah membuatmu kelaparan." Laura memandang Bobby dengan perasaan bersalah.

"Ma, kenapa Papa tidak ikut dengan kita."

"Papa harus bekerja sayang. Kita cuma mau menjeguk Nenek." dusta Laura pada putranya. *****

1
Doike Sia
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Nurhasanah
Luar biasa
Anna Wong
Lumayan
Anna Wong
Luar biasa
Katherina Ajawaila
kasihan luna, semoga bertobat ya lun, biar yg lalu du buang jauh 2 . hidup baru.
Katherina Ajawaila
kasihan luna,
Katherina Ajawaila
pasti di Terima kalau ingin berubah ya thour🤗🤗🤗
Katherina Ajawaila
ya nasip seseorang yg tau hanya yg kuasa 🤔🤔🤔
Katherina Ajawaila
semoga Ryan, mau berbagi dgn luka ya thour 🤭🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
cepat sembuh Thour, ceritanya bagus, sukses selalu
Katherina Ajawaila
bertobat Luna, biar Tuhan jamah doa mu
Katherina Ajawaila
bagus juga sih bu maya msh punya harga diri, walau sdh terpuruk. luna tuh suruh kerja ya wajar. buat utus ortu. jgn nge jablai. aja. 🤫🤫🤫
Katherina Ajawaila
pecat aja, pak umar, itu mafia jelas teri modal lendir doank
Katherina Ajawaila
bego mark ms ngk berasa itu ulah pelacur, liat HP istri mu donk siapa yg tlp,
Katherina Ajawaila
dasar pembantu lacur. mark si h tutup cerita dr suami
Katherina Ajawaila
org hamil di ksh obat tidur, pengaruh ngk thour sm baby nya🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
jadi PSK aja kalau mau dpt duit banyak dan hanya jual apem basi kan🙄🙄🙄
Katherina Ajawaila
dasar belatung nangka ngk tau diri, murahan. biar tau rasa di pecat dgn tidak hormat😫😫😫😫
Katherina Ajawaila
Ratih ngk tau diri juga, dulu di usir dr tmp kerja karna godain majikan, skrng mau coba lg, mmg dasar ngk tau diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!