brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"kamu hati-hati di sini ya,"ucap Chelsea Seraya memeluk tubuh putrinya dengan sangat erat. karena entah mengapa, wanita itu merasakan sesuatu hal yang tidak enak setelah kepergiannya nanti.
"iya Bunda, Bunda tenang saja."ucap wanita itu Seraya memeluk tubuh wanita paruh baya yang pernah melahirkannya itu.
Kemudian, Chelsea menatap ke arah Zidane. laki-laki berkulit hitam manis itu, dengan tatapan yang sangat dalam.
"nak Zidane, tolong jaga Asmirandah baik-baik ya. jangan sampai, terjadi sesuatu dengan Putri kesayangan Tante ini."ucap Chelsea Seraya menunjuk ke arah Asmirandah dengan tatapan yang sangat lembut.
Asmirandah yang mendengar penuturan dari ibunya itu, merasa sedikit aneh. Namun demikian, wanita itu tidak ingin ambil pusing dengan apa yang ada di dalam pikirannya.
"tidak akan terjadi apa-apa, percayalah."ucap wanita itu mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri.
Tak lama berselang, terdengar perintah bahwa pesawat akan segera berangkat. Hal itu membuat Asmirandah tiba-tiba saja merasakan kesedihan yang luar biasa.
"sudahlah tidak usah bersedih. mereka hanya akan pergi beberapa minggu saja."ucap Zidane yang mencoba untuk menghibur wanita yang ada di sampingnya saat ini.
Tanpa mengindahkan penuturan dari laki-laki itu, Asmirandah segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu. Zidane yang melihat itu, seketika hanya menggeleng-gelengkan kepala. kemudian dengan segera, mensejajarkan tubuhnya di samping wanita itu.
"kenapa kamu cepat sekali berjalannya? apakah kamu sudah ingin kembali ke rumah dan bertemu dengan laki-laki itu?"tanya Zidane mencoba untuk berbicara pada wanita yang pernah menjadi calon adik iparnya itu.
Sontak saja hal itu membuat Asmirandah yang mendengar penuturan dari laki-laki itu, segera menghentikan langkahnya. dan tak lama berselang, wanita itu melayangkan sebuah pukulan tepat mengenai perut laki-laki itu.
bugh
"aaakkkhhhh!"
Terdengar teriakan dari laki-laki itu akibat pukulan dari Asmirandah. karena memang, saat ini Zidane belum mempersiapkan diri untuk menangkis pukulan dari wanita yang ada di sebelahnya itu. hingga membuat beberapa orang yang lalu lalang, seketika terhenti dan memandang ke arah sumber suara.
Asmirandah sama sekali tidak memperdulikan akan hal itu. wanita cantik itu, tetap mengayunkan kakinya untuk melangkah lebih jauh dan segera keluar dari bandara.
"Asmirandah tunggu!"ucap Zidane Seraya menahan pergelangan tangan dari wanita cantik itu.
"lepas!"ucap wanita itu dengan ada yang sangat datar dan juga sangat mengerikan di telinga Zidane. membuat laki-laki itu, ketika menemukan kedua alisnya karena merasa kebingungan dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Asmirandah.
Karena memang, sikap dari wanita itu tampak sekali berubah. tidak seperti beberapa jam yang lalu saat mereka, masih bisa untuk bercanda tawa. namun sekarang, sudah seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal.
"kenapa kau berubah seperti ini? apa yang membuatmu berubah?"tanya Zidane masih setia mencengkeram kedua pergelangan tangan wanita itu.
Membuat Asmirandah yang mendengar itu, seketika memutar bola mata malas."sudahlah Bang, aku sudah tidak ingin bertemu denganmu lagi. Anggap saja kita tidak saling mengenal. Toh bukankah kita memang awalnya tidak saling mengenal?"tanya wanita itu Seraya menghela nafas panjang.
Zidane yang mendengar itu, sejenak terdiam. mencoba untuk melihat dan mengulik apa yang sebenarnya terjadi pada wanita yang ada di hadapannya saat ini. namun sayangnya, laki-laki itu tidak pernah mengerti akan kode yang di berikan kepada Asmirandah.
"tidak! sampai kapanpun, aku tidak akan pernah melakukan hal itu."ucap laki-laki itu serah yang menggelengkan kepalanya.
"kenapa?"tanya Asmirandah menatap ke arah laki-laki itu dengan tatapan bingung.
"karena aku mulai menyukaimu."batin Zidane ingin mengatakan yang sesungguhnya. namun sayangnya, laki-laki itu belum berani untuk mengatakan hal yang sejujurnya.
Karena Zidane tahu, situasi dan kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk dirinya mengatakan hal itu. Apalagi, laki-laki berkulit hitam manis itu masih merasa sangat bimbang dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"itu karena kedua orang tuamu, mempercayakan aku untuk melindungimu."jawab Zidane dengan cepat. setelah laki-laki itu, berdiam diri cukup lama.
"tidak usah aku bisa menjaga diriku sendiri."ucap Asmirandah langsung menolak permintaan konyol yang dilakukan oleh kedua orang tuanya itu. kemudian dengan segera, mulai melangkahkan kakinya untuk kembali meninggalkan tempat itu. namun langkahnya langsung terhenti, saat mendengar pertanyaan dari laki-laki itu.
"apakah kamu yakin bisa melakukannya?"tanya Zidane dengan sedikit berteriak. karena memang, jarak di antara mereka saat ini sudah lumayan jauh.
Membuat Asmirandah yang mendengar itu, seketika menghentikan langkahnya. dan tak lama berselang, membalikkan tubuhnya. menatap ke arah laki-laki itu sejenak.
"aku yakin bisa mengatasinya sendiri. sekarang lebih baik, Abang kembali saja."ucap Asmirandah berlalu pergi dari sana.
Zidane yang melihat itu, sejenak terdiam. hingga Tak lama kemudian, laki-laki itu kembali mengayunkan kedua kakinya untuk menyusul Asmirandah.
"apalagi sih?"tanya wanita itu dengan nada suara yang sedikit kesal. saat pergelangan tangannya, dicekal oleh Zidane saat hendak membuka pintu taksi yang telah ia pesan sebelumnya.
"kau harus pulang bersamaku. karena kita berangkat ke sini bersama-sama."setelah mengatakan hal itu, Zidane segera menarik tangan Asmirandah dan memasukkannya ke dalam mobil laki-laki itu.
Karena malas untuk berdebat, pada akhirnya Asmirandah menuruti permintaan dari laki-laki itu.
"apa kau sudah merasa lapar kembali?"tanya Zidane membuka percakapan. karena sedari tadi, suasana di dalam mobil laki-laki itu tampak sangat hening. membuat Zidane merasa tidak nyaman. untuk itulah laki-laki berkulit hitam manis itu mengajak berbicara pada Asmirandah.
Namun sayangnya, wanita itu sama sekali tidak menyahut. Asmirandah masih terdiam di tempatnya dengan menatap jendela yang menyuguhkan pemandangan di luar sana.
Terdengar helaan nafas yang sangat panjang dari laki-laki itu saat tidak mendapatkan sahutan dari Asmirandah.
ciit...
Tiba-tiba saja, laki-laki itu menghentikan laju kendaraannya. membuat Asmirandah yang merasakan hal itu, seketika menoleh ke arah laki-laki itu.
"kenapa kamu berubah seperti ini?"tanya Zidane Seraya menarik sebelah pundak dari wanita itu.
"emangnya aku berubah apa?"tanya Asmirandah dengan raut wajah tidak mengerti dan tangan yang menepis tangan laki-laki itu dari pundaknya.
"aku lelah. bisakah kau mengantarkan ku pulang ke rumah sekarang?"tanya wanita itu dengan raut wajah yang tidak enak dilihat.
Membuat Zidane yang ingin membuka suara dan menanyakan lebih jauh, seketika terdiam. dan tak berselang lama, laki-laki itu segera melajukan kembali kendaraannya.
"kenapa dia ini?"batin Zidane bertanya-tanya. karena memang, perilaku Asmirandah sangatlah aneh.