Danu Alfaendra, pria matang yang sudah berusia 30 tahun itu tidak terima jika adik tirinya harus menikah terlebih dahulu, sehingga selama dua tahun lamanya dia mengencani banyak wanita, dimulai ada yang berprofesi menjadi dokter, model, pengacara, dan berbagai macam profesi lainnya. Namun, tak ada yang membuatnya jatuh cinta.
Para wanita selalu memanggilnya playboy cap nanggung, karena Danu tidak berani meniduri para wanitanya, mungkin karena Danu ingin memberikan keperjakaannya untuk wanita yang dia cintai suatu saat nanti.
Danu adalah seorang pria pekerja keras, dia memiliki keahlian sebagai hacker dan bergabung dengan seorang detektif di The Darkness, selain itu dia juga pemilik salah satu restoran mewah di ibu kota.
Namun, malam itu tiba-tiba keperjakaannya direnggut oleh seorang wanita karena pengaruh obat perangsang. Haruskah dia meminta pertanggungjawaban dari wanita itu? Karena wanita itu adalah adik tirinya. Atau lebih baik dia mencari wanita lain sebagai belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"PR kita adalah mencari tahu siapa ayah dari anaknya Linda, kemungkinan besar ada hubungannya dengan Maura. Lalu menurut asumsi kalian, siapakah ayah dari bayi itu?" tanya Alvaro kepada kedua sahabatnya.
Ketiga pria tampan yang sama-sama memakai koyo cabe pun saling menatap, sampai mata mereka melotot, sepertinya mereka memiliki jawaban yang serupa.
Kemudian Danu segera berdiri, dia menulis nama Ernando di white board, "Apakah ada kemungkinan besar bahwa Ernando adalah ayah dari anaknya Linda?"
Alvaro pun duduk di kursinya, dia menganggukkan kepalanya, "Sebenarnya pemikiran kita sama, tapi ingat, Dan. Ini baru asumsi aja. Namanya asumsi tanpa bukti itu jatuhnya fitnah."
Gleen menatap Danu dengan tatapan penuh pertanyaan. "Sejak kapan kamu memiliki perasaan kepada Maura?"
Danu duduk kembali ke kursinya, dia pun menjawab pertanyaan dari Gleen. "Aku juga gak tau dari sejak kapan, tapi jujur aja aku dari dulu selalu merasa tidak suka jika mendengar ada pria lain mendekatinya, karena itu aku bersedia menjadi pacar pura-pura nya Maura. Aku pikir mungkin itu semua karena aku merasa bahwa aku harus menjaga adikku. Tapi ternyata mungkin karena aku cemburu."
"Padahal kamu sudah berkencan dengan banyak wanita lho, kok bisa nyantol sama adik sendiri?" Gleen sama sekali tidak paham mengapa Danu bisa memiliki perasaan kepada Maura. Bagaimana kalau Felicia dan orang tuanya tahu akan hal ini.
"Kalau aku bisa menawar, aku juga tidak ingin jatuh cinta sama adikku sendiri. Seandainya ada operasi menukarkan hati, aku akan melakukannya. Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan ini terjadi."
Alvaro mencoba untuk menjadi penengah diantara perdebatan Danu dan Gleen. "Lagian Maura dan Danu hanya saudara tiri, tidak masalah kalau kalian menikah."
Gleen menanggapi perkataan Alvaro, "Iya juga sih, cuma mungkin aku bingung, aku nanti jadi kakak ipar atau adik iparnya Si Danu. Terus mertuaku jadi besanan gitu? Seharusnya buat novel saja besanku suamiku atau besanku istriku." Gleen malah bertambah migren memikirkannya.
Alvaro tertawa mendengar perkataan Gleen, "Kalau masalah itu aku tidak ingin ikut campur, itu urusan keluarga kalian." Alvaro tidak ingin bertambah migren.
"Jika Ernando terbukti selingkuh, apa yang akan kamu lakukan?" Gleen telah menjadi wartawan dadakan, karena sangat penasaran apa yang akan Danu lakukan ke depannya terhadap Maura.
"Tentu saja aku akan memperjuangkannya, tidak mungkin aku membiarkan seorang adik yang sangat aku sayang dan juga seorang wanita yang sangat aku cintai jatuh ke pangkuan pria brengsek yang tidak ingin bertanggungjawab terhadap darah dagingnya sendiri. Bagaimana kalau suatu hari dia juga menyakiti Maura?" jawab Danu dengan bersungguh-sungguh.
Gleen menggaruk kepalanya yang tidak gatal mungkin karena pusing memikirkan prahara keluarga istrinya nanti gara-gara asmara saudara tiri itu. "Kalau itu sih terserah kamu, Dan. Bagaimana pun aku sahabatmu, aku akan membantumu."
Alvaro bertepuk tangan setelah mendengar dukungan dari Gleen terhadap Danu, "Nah gitu dong, kalian saudara ipar harus kompak."
Danu dan Gleen pun hanya saling menempelkan tinju. Kemudian Danu memilih sibuk dengan laptopnya, dia ingin bisa mendapatkan satu bukti saja yang bisa meyakinkan asumsinya itu.
Danu mencoba mengecek rekaman CCTV kembali di kafe Andalusia, tempat dulu Linda bekerja, karena Danu sudah menyadap rekaman CCTV yang ada di kafe itu, dia memperhatikan aktivitas Linda sehari-hari saat beberapa hari sebelum keluar dari dari pekerjaan.
Sama sekali tidak ada yang mencurigakan, Linda beraktivitas seperti biasanya, setiap hari dia pulang pergi naik taksi, tidak pernah ada yang menjemputnya, seolah-olah tidak ingin meninggalkan jejak perselingkuhan antara Linda dengan pria yang menjadi ayah dari anaknya itu.
Namun, ada sesuatu yang mencuri perhatian Danu, ketika dia melihat di rekaman CCTV itu, tepatnya saat Linda masih berbadan dua, karena terlihat perutnya membuncit. Danu melihat Linda yang sedang mencari sesuatu di ruangan khusus karyawan di kafe Andalusia, Danu nampak fokus memperhatikan apa yang Linda cari pada waktu itu.
Kemudian di rekaman CCTV tersebut terlihat Linda yang nampak sumringah ketika telah menemukan sesuatu di bawah kolong meja, terlihat Linda sedang menggenggam sebuah kalung, rupanya dari tadi Linda sedang mencari kalungnya yang hilang.
Danu menyipitkan matanya, memperhatikan kalung yang ada di dalam genggaman Linda, sampai dia mengzoom video tersebut, sehingga nampak jelas sebuah bandol kalung bertuliskan L&E.
"L dan E? Apakah mungkin bandol kalung itu inisial nama dari Linda dan Ernando?"
