🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Malam telah larut saat Margot Evans memutuskan menemani Aaron Lee yang merengek ingin tidur dengannya.
Margot tidur di kamar bocah kecil itu serta mengurungkan niatnya pulang ke rumah besar.
Dia mengirim pesan singkat pada ayah Won Shik Lee untuk memberitahukan bahwa dirinya menginap di rumah Lee Ryder malam ini.
Tidak ada jawaban pesan dari ayah saat itu tapi setidaknya dia telah meminta ijin serta kabar pada ayah jika dirinya tidak pulang hari ini ke rumah.
Margot tahu bahwa seharusnya dia tidak menuruti kemauan bocah lima tahun itu karena jika Lee Ryder tahu dia masih berada di rumah ini.
Pria itu tidak akan melepaskannya dengan mudah karena keinginan Lee Ryder sangat keras tanpa ada yang bisa menolaknya termasuk dirinya.
Margot Evans terjaga dari tidurnya pada tengah malam.
Dia bangun seraya mengusap wajahnya kemudian merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya.
Margot turun dari atas tempat tidur Aaron Lee sembari menoleh ke arah bocah kecil itu yang tertidur pulas sambil memeluk boneka Dinosaurus besar dalam pelukannya.
Kamar sangat gelap karena dia sengaja mematikan lampu kamar agar dirinya cepat tidur.
Margot menghidupkan lampu tidur yang terletak di atas meja kamar lalu duduk sejenak.
Dilihatnya ponsel miliknya yang dia ambil dari meja kemudian memeriksa layar ponsel di tangnnya, mungkin ayah Won Shik Lee membalas pesan singkat yang dia kirim tadi.
Namun, tidak ada balasan pesan dari ayah yang masuk kembali ke dalam ponsel genggamnya.
''Aku haus...'', gumam Margot Evans.
Gadis muda itu beranjak berdiri lalu membalikkan badannya ke tempat tidur dimana bocah lima tahun itu terlelap nyenyak.
Margot memperbaiki letak selimut Aaron Lee yang tersingkap saat bocah kecil itu menendangnya dengan kaki mungilnya.
Ekspresi wajah Aaron Lee terlihat lucu sekali saat dia tidur dan itu membuat Margot bertambah gemas.
Diciumnya pipi Aaron Lee seraya mengusap wajah bocah kecil itu.
Margot membetulkan kembali selimut Aaron Lee yang berantakan ke tubuh bocah kecil itu agar terselimuti dengan benar.
Dia menatap cukup lama Aaron Lee yang terlelap tidur karena dia tidak ingin pergi dari sisi bocah lucu itu tapi Margot cukup haus sehingga dia tidak dapat menahannya.
Suara dengkuran Aaron Lee terdengar cukup nyaring saat dia tidur.
Margot berulangkali mencium pipi mungil bocah lima tahun itu sebelum dia pergi.
Gadis cantik itu lalu melangkah keluar kamar untuk pergi ke dapur.
Margot melangkah pelan melewati jalan yang ada di lantai atas menuju tangga rumah yang terbentang luas di ruangan rumah.
''Aku benar-benar haus...'', gumam Margot.
Margot menuruni anak-anak tangga dengan cepat.
Berlarian menuju ke arah dapur rumah yang terletak di ujung belakang rumah itu.
Lumayan jauh arah ke dapur rumah karena harus melewati ruagan lain yang cukup luas untuk sampai ke dapur.
Saat dia sampai ke ruangan ruang makan untuk sampai ke dapur, dia harus menghidupkan lampu di ruang makan.
Margot mempercepat langkah kakinya ke dapur.
Berhenti tepat di depan lemari es berukuran besar kemudian mendekatkan wajahnya ke arah sensor layar monitor yang ada di lemari es untuk membukanya.
''Lemari canggih dan super modern...'', gumam Margot.
Margot membuka pintu lemari es dan melihat isi lemari.
Mencari air mineral untuk minum tapi dia tidak melihat botol minuman berisi air karena yang dia lihat deretan yoghurt kemasan serta botol minuman susu.
Mulai minuman untuk anak-anak sampai minuman untuk orang dewasa, lengkap tersedia di dalam isi lemari es.
Margot tercenung sesaat dan bingung harus melakukan apa sekarang.
Minuman yang dia inginkan tidak tersedia hanya ada deretan kemasan minuman serta makanan yang tersimpan di dalam lemari es.
''Hufh !?'', desahnya.
Margot menutup pintu lemari es lalu berdiri menatap kotak besar pendingin itu dengan rasa malas.
Rasa haus masih menghinggapi tenggorokannya yang terasa kering.
''Tidak air mineral !? Dan aku tidak terlalu sukaa yoghurt atau susu dingin...'', gumam Margot.
Saat dirinya hendak berjalan pergi, dia melihat tanda di lemari es.
''Tekan untuk air mineral !?'', ucapnya kaget.
Margot mendekatkan wajahnya ke arah tombol yang terletak di dekat pintu lemari es.
''Lemari es ini benar-benar unik ?'', kata gadis cantik itu.
Margot menekan tombol yang ada di dekat pintu yang merupakan bagian lemari es.
''Tombol merah ini mungkin !'', ucapnya.
Ditekannya tombol dengan tanda air dan keluarlah air minum dari bagian lemari es.
''SERRR... !''
Suara air mengalir deras saat Margot menekan tombol tanda air di bagian lemari es.
''Ya Ampun ! Air itu keluar !'', pekik Margot.
Margot tergesa-gesa mengambil gelas dari atas rak di atas meja panjang dapur.
''Apa yang aku lakukan ? Seharusnya aku membaca petunjuknya !'', pekiknya panik.
Diarahkannya gelas kosong ke arah mesin lemari es untuk minuman.
Saat gelas terpenuhi dengan air mineral tiba-tiba air yang keluar dari mesin lemari es berhenti mengalir.
''Woah !?'', seru Margot takjub.
Diminumnya air dalam gelas yang ada di tangannya sembari melirik ke arah lemari es.
''GLEK... GLEK... GLEK...''
Diteguknya air mineral di gelas hingga habis tak tersisa.
Rasa haus yang sedari tadi hinggap di tenggorokannya yang kering telah lenyap seketika setelah dia meminum air itu.
''Fuih !? Akhirnya rasa hausku hilang !'', ucap Margot Evans.
Pada saat dia hendak berbalik untuk mencuci gelas yang habis dipakainya.
Muncul seseorang dari arah belakang tengah memanggil namanya dengan suara serak.
''Margot...'', ucap suara itu.
Margot langsung tercekat diam sembari berdiri mematung tak bergerak sedikitpun.
Berpura-pura jika dia tidak mendengar panggilan suara itu padanya.
''Margot, sedang apa malam-malam begini di dapur ?'', ucap suara yang dkenal Margot.
Margot bergeming sembari memegangi gelas di tangannya erat-erat.
''Margot Evans !'', panggil suara itu kembali.
Namun, Margot tetap diam tanpa menghadap ke arah suara yang mengajaknya berbicara.
Sebuah tangan menarik lengan gadis cantik itu sehingga memaksa Margot harus berbalik menghadap ke arah orang itu.
''Kau sengaja tidak mendengarkan panggilanku ?'', kata Lee Ryder.
Lee Ryder memaksa Margot untuk melihatnya tapi gadis cantik bermata indah itu mengalihkan wajahnya ke arah samping.
Menolak bertatap muka dengan Lee Ryder yang tampak kesal karena tidak dihiraukan oleh Margot.
''Margot !'', panggil Lee Ryder.
Tetap Margot membuang muka tanpa menjawab panggilan Lee Ryder.
''Lihat aku, Margot !'', kata Lee Ryder.
Margot tetap menyembunyikan wajahnya yang tertutupi oleh rambut panjangnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Lee Ryder.
Lee Ryder mendengus kesal saat melihat tanggapan dari gadis cantik pujaan hatinya itu.
Dia menarik kasar wajah Margot Evans agar gadis muda itu memandang dirinya.
''Margot ! Lihat aku ! Kenapa kau diam saja ?'', kata Lee Ryder.
Lee Ryder bersungut-sungut karena tidak mendapatkan respon dari Margot Evans yang dengan terang-terangan menghindari dirinya.
Pria tampan berambut perak itu memaksa gadis dihadapannya untuk menatapnya tapi Margot terus berusaha menolaknya sehingga Lee Ryder terlihat emosi.
''Margot ! Jangan membuatku memaksamu !?'', ucap Lee Ryder.
Lee Ryder menarik Margot Evans lalu merapatkan tubuh mereka ke dinding ruangan dapur dekat lemari es.
BRAK !
Margot terhempas cukup keras ke arah dinding sehingga memaksa dirinya harus memandang ke arah Lee Ryder yang menatapnya tajam.
''Ehk !?'', gumam Margot Evans.
Saat dirinya bersandar di dinding dapur seraya berusaha memalingkan wajahnya dari pandangan Lee Ryder.
Margot menahan dirinya untuk tidak melihat Lee Ryder yang berada sangat dekat dari dirinya.
Menekan paksa tubuhnya dengan badannya yang gagah hingga menempel erat ke dinding ruangan dapur.
Margot tak berdaya dan hanya bisa pasrah saat pria tampan itu menghimpitnya ke dinding.