Sistem Pembalasan Dendam
“Aku hanya main-main denganmu selama ini, satu Minggu adalah waktu yang dibutuhkan untuk taruhan dan berkencan denganmu, karena kebodohan mu, aku memenangkan taruhan, makasih lho ya!“
Riki merasa hidupnya runtuh saat itu. Gadis sialan itu memang bukan dunianya, namun Riki dipermalukan oleh dia.
Seminggu ini, Riki pikir kehidupan pecundangnya telah berakhir karena salah satu gadis cantik di sekolahnya mengajak berkencan.
Seperti orang bodoh, Riki menerimanya dan mulai menjadi budak cinta yang sia-sia.
Riki yang bodoh itu memberikan banyak waktu dan perhatiannya untuk Hanni, gadis cantik dan imut yang menjadi incaran banyak siswa.
Uang jajan yang seharusnya cukup untuk membeli makanan agar dia tidak kelaparan, telah Riki tabung hanya untuk membelikan hadiah sekotak coklat yang mahal untuk Hanni.
Tapi coklat itu sudah diambil dan dilempar ke tanah, kemudian diinjak-injak oleh Hanni sendiri.
Uang dua ratus ribu rupiah telah terbuang sia-sia.
”Hadiah murahan kayak gitu mau kamu kasih buat aku? Coklat, cih! Kau ingin aku semakin gendut? Brengsek!“ Ucap Hanni lagi, sambil meludahi coklat yang sudah tidak berbentuk itu.
Riki bingung harus bagaimana.
Dia hanya bisa diam karena dia shock, teman-teman Hanni mengelilinginya dan menertawainya.
Seorang siswa tinggi dan tampan datang. Namanya Anton, ketua kelas di kelas Riki yang biasanya baik dan membantu Riki untuk lepas dari beberapa pembully.
Riki pikir, akhirnya Anton datang untuk menyelamatkan dia dari situasi tidak mengenakkan itu.
Anton berjalan mendekati Riki.
Tanpa diduga, Anton memukul perut Riki hingga Riki jatuh tersungkur didekat coklatnya.
Bukan hanya itu, Anton masih menendangnya dan meninju rahangnya.
Riki sangat lemah dan terlalu takut untuk melawan.
”Itu balasan karena kau sudah menyentuh kekasihku seenaknya.“ ucap Anton. Setelahnya, dia memeluk pinggang Hanni dan Hanni mengecup pipinya dengan mesra.
Jadi begitu, ya?
Mereka mempermainkan Riki dan menjadikan Riki bahan hiburan mereka.
”Dasar pecundang! Dia cuma bisa bengong dan nangis.“
”Cepet pergi dan ngadu sama orangtua mu di kuburan sana!“
”Menyedihkan!“
”Dia pikir dia hebat karena gadis secantik Hanni mau berkencan dengannya, pasti dia sudah gila!“
Riki meremat tangannya, mencoba menahan amarahnya yang meluap-luap hingga mereka pergi begitu saja meninggalkan dia di belakang sekolah sendirian.
Riki tidak mau terlalu berlarut-larut dalam masalah tersebut, dia juga tidak mau menangis sedikit pun karena Hanni tidak pantas ditangisi.
Dia tidak menyangka, Anton yang baru kemarin menyemangatinya untuk membeli hadiah bagi Hanni, ternyata dalang dibalik semua ini hanya untuk mempermalukannya.
Memangnya apa untungnya bagi mereka?
Apakah sangat lucu mempermainkan orang miskin seperti Riki?
Setelah sampai di rumah setelah berjalan kaki selama satu jam, Riki berpikir, adiknya yang cantik dan ceria itu akan menyambutnya.
Namun, kabar kematiannya lah yang datang.
Tetangga yang biasa datang ke rumah mereka untuk memberi makanan yang menemukan Rena.
Tubuh Rena sudah tergeletak kaku setelah meminum racun.
Dunia Riki sudah runtuh dan hancur berkeping-keping.
Kini keluarga satu-satunya pun telah memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Pemakaman segera dilakukan, Riki dibantu oleh para tetangganya yang baik.
Semalaman, Riki hanya melamun.
Bahkan menangis pun tidak dapat dia lakukan lagi.
Airmatanya telah kering dan matanya telah membengkak.
Apa hidupnya tidak bisa lebih menyakitkan daripada ini?
Apakah Riki juga harus menyusul adiknya?
Oh, apa itu?
Riki menemukan satu surat di meja kecil yang ada di kamar Rena.
Beserta Tespek yang menunjukkan hasil positif.
”Apa ini?“ suara dan tangan Riki bergetar. Meski tidak kuat, dia berusaha untuk membaca surat itu.
Isi suratnya adalah permintaan maaf adiknya karena tidak bisa membantu kakaknya sama sekali. Adiknya memilih untuk mengakhiri hidupnya karena positif hamil. Pelakunya adalah Andre, siswa paling tampan dan paling kaya di kelas Rena.
Tapi, Rena tidak pernah menyukai Andre, itu artinya dia dipaksa.
Rena tidak berani mengatakan pada Riki agar Riki tidak stress memikirkan Rena. Karena, setiap harinya, Riki sudah dipusingkan dengan biaya hidup mereka berdua.
Rena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya agar Riki tidak menanggung malu atas apa yang telah terjadi padanya.
Tubuh Riki pun merosot di lantai, lalu kembali menangisi nasib adiknya.
”Anton dan Andre kakak beradik brengsek! Akan ku balas perbuatan kalian, akan ku laporkan kelakuan kalian pada polisi!“ Ucap Riki dengan bersungguh-sungguh.
Dan esok paginya, dia sungguhan pergi ke kantor polisi, kemudian menceritakan apa yang terjadi pada adiknya, beserta bukti surat dan Tespek.
Riki pikir polisi itu akan membantunya, seperti yang sudah seharusnya aparat keamanan lakukan.
Namun, Riki harus menelan pil pahit kembali, karena polisi itu merobek surat adiknya tepat di depan wajahnya.
”Lebih baik kamu lupakan kejadian ini. Apa kamu tidak tahu jika keluarga Anggara memiliki pengaruh yang besar? Ayah dari orang yang kau tuduh itu akan resmi menjadi wali kota satu bulan lagi. Jika ingin hidupmu mudah, lupakan semua ini dan move on, okay?“
Riki membelalakkan matanya, tidak percaya dengan ucapan polisi tersebut yang menganggap enteng apa yang telah dialami oleh adiknya.
”Tunggu apa lagi? Cepat pergi sebelum ku usir!“
”Tapi pak! Anda harus mendengarkan saya dan membantu saya!“ teriak Riki frustasi.
Polisi itu menatap Riki dengan tatapan malas, ”jangan membuat ribut, pergilah dari sini!“
Riki pun ditendang dari kantor polisi yang paling dekat dari rumahnya.
Setelah Riki pergi, polisi itu menelfon Andre Anggara.
”Halo tuan muda, saya sudah membereskan orang yang menuduh jika anda telah menghamili adiknya— haha, jangan khawatirkan tentang itu— apa? Sepuluh juta? Haha, itu sangat banyak tuan muda, terimakasih!“
Riki yang belum benar-benar pergi mendengar percakapan itu.
Sakit hati?
Jangan bercanda, lebih dari itu!
Riki berjalan dengan linglung.
Tidak ada yang bisa membantu orang miskin seperti dia. Bahkan aparat keamanan pun tidak bisa membantunya.
Hanya karena uang, mereka berkhianat pada pekerjaan mereka.
Uang, ya?
Sialan!
Orang-orang kaya sialan!
Tiiinn tiiinn!
Riki segera menoleh, melihat seorang nenek-nenek yang menyebrang jalan dan pengendara motor yang tidak bisa mengendalikan motornya hampir menabrak nenek itu.
Riki segera berlari menyelamatkan nenek itu, tidak apa jika dirinya yang tertabrak motor.
Itu lebih baik.
Untuk apa hidup di dunia yang kacau ini?
Semua yang ada disini sangat menyakitkan.
Brak!
Riki merasakan tubuhnya tertabrak dengan sangat keras, dia merasakan rasa yang teramat sangat sakit itu saat tubuhnya terpental kemudian jatuh ke aspal yang keras.
Jadi, beginilah akhir dari hidupnya yang menyakitkan dan memuakkan?
Kesadaran mulai menghilang dari dirinya.
Kemudian gelap.
Gelap.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
[Sistem menganggap anda setuju, proses penyatuan akan segera dilakukan]
Apa? Tunggu! Siapa yang bilang setuju?
[Proses sedang berlangsung]
[Proses selesai]
[Selamat datang, saya sistem kekayaan dan kekuasaan mutlak akan membantu anda membalaskan dendam anda]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
allowble_ranger
semangat thor. Kalau bisa siksa MC nya🗿
2025-01-01
2
klein
gua suka sama cerita lu bg, buat lebih menderita lagi👍🗿
2025-01-01
1
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
hadir thor
2025-01-04
1