Tahta Tertinggi

Sesampainya di rumah Fala berlari masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya.

Mereka yang ada di ruang tengah melongo melihat itu. tak berselang lama Jeon dan Yogi masuk.

Mereka menatap penuh tanya pada Jeon sedangkan Yogi sibuk melanjutkan game yang ia tinggalkan tadi.

"P," ucap Jeon yang membuat mereka semua mendekat.

"Gosip pun di mulai," ucap Jay menggelengkan kelapanya namun ikut merapat.

"Kalau becanda dan gak penting gue pastiin kepala lo benjol hari ini," ucap Vino menatap curiga pada Jeon.

Bayangin aja Jeon dengan muka tengilnya mana senyum-senyum gak jelas itu membuat semua orang curiga.

"Apa lagi ini, buruan bilang gue sibuk," ucap Jean tak sabar.

"Ya udah sih sana kalau sibuk gak usah dengar," ucap Jeon dengan muka ngambeknya.

"Ya udah iya buruan," ucap Jean sabar.

"Penasaran aja atau penasaran banget?" tanya Jeon kembali tengil.

"Fala ketemu Regar hari ini," ucap Yogi yang membuat semuanya berbalik dan merapat ke Yogi meninggalkan Jeon sendiri.

"Ck! gak seru lo bang!" kesal Jeon.

"APA!!!" teriak mereka bersamaan.

"Terus Fala gimana?" tanya Vino.

"Nangis kan?" tanya Jimy.

"Kejer bang," jawab Jeon yang ikut merapat.

"Kok bisa ketemu?" tanya Jay.

"Itu... Fala lari terus gue ngejar eh dia nabrak orang. ternyata yang di tabrak itu Regar," jelas Jeon.

Yogi menghentikan game nya. "Lagian kenapa kejar-kejaran disana sih?" tanya Yogi yang baru tau awal kejadian.

"Untung bukan gue yang anter, bikin malu aja lo," ucap Jean.

"Diem deh, Regar maksa Fala buat buka bloknya dan minta waktu Fala untuk ngobrol. karna Fala diem aja dan minta pulang jadi gue halangin dong. terus terus kalian tau gak Regar bilang apa?" tanya Jeon yang membuat mereka semakin mendekatkan kepala mereka agar bisa mendengar dengan jelas.

Jeon memasang wajah serius. "Dia bilang kalau Fala kita gilir!" bisik Jeon yang membuat semua orang terkejut.

"DEMI!"

"SERIUS!"

"Hooh, terus Fala nangis dengar itu jadi gue tonjok deh si Regar," jelas Jeon bangga.

"Bagus, tumben lo pinter," ucap Jean.

"Anj! gue gak terima yah patner war gue di katain gitu! cuma gue yang boleh bully Fala yah!" tegas Jeon.

"Sopan mulut lo gitu?" tanya Yogi dengan tatapan tajamnya.

Nyali Jeon seketika ciut begitu saja. "Maaf bang," ucap Jeon menunduk.

"Bang Jean harus gerak cepat soal si lala lala itu. sebelum ketemu Regar gue sama Fala ketemu user lala. ternyata dia nguntit kita," ucap Jeon.

"Kenapa baru bilang? harusnya lo ngabarin gue Jeon!" Yogi terlihat menahan amarah.

"Tenang dulu bro, malam ini gue lancarin aksi gue." ucap Jean menenangkan Yogi.

...----------------...

...18.00...

Fala keluar dari kamar dengan mata sembabnya, Jeon melihat itu tak tinggal diam.

"Oi cil, habis nangis lo?" tanya Jeon sedikti berteriak.

Fala hanya berlalu dengan mata sinisnya. "Eh, mau kemana lo cil. sini ngumpul," ucap Jeon yang masih di abaikan oleh Fala.

"Jangan di ganggu mulu Jeon," tegur Rey.

"Biar ketawa bang," ucap Jeon.

Tiba-tiba saja Fala datang membawa kotak P3K dan duduk di hadapan Jeon. itu membuat yang lain terkejut dan menegakkan badannya.

"Jelek juga yah muka lo hahaha," ucap Fala mengobati luka Jeon.

"Cieeeeeeeee." ucap yang lain barengan.

"Ini juga karna belain lo," ucap Jeon.

"Owwwwh gak ikhlas!" Fala sengaja menekan luka Jeon.

"Awwwwwww! sakit woy! gak ikhlas banget sih ngobatinnya!" protes Jeon.

"Berisik! pas lo tonjok-tojokan gak ada tuh suara lo," ucap Fala melanjutkan mengobati luka Jeon.

"Lihatlah anak dua ini selalu saja berdebat, kalau gak ketemu kangen, giliran keremu malah war, debat, kejar-kejaran kek bocil," ucap Jean.

"Diam bang, gue gak fokus."

"Ok ok gue mau mandi dulu sebelum makan malam," ucap Jean pergi dari sana.

Tak berselang lama yang lain juga pergi satu persatu meninggalkan ruang tengah dan bersiap untuk makan malam.

"Jangan kelahi lagi," ucap Fala membereskan kotak P3K nya.

"Kenapa? lo khawatir yah?" tanya Jeon.

"Gue trauma anj*r!!!"

"Ya udah santai dong!"

"Heh kalian berdua bubar sana! siap-siap makan malam," tegur Yogi yang masih ada di sana seakan tau anak dua itu akan bertengkar lagi.

"Jeon duluan bang," adu Fala.

"Gue lagi gue aja teros," ucap Jeon.

"Bubar gak!"

Seketika mereka berdua merinding mendengar ucapan Yogi yang serius.

Mereka berdua berlari ke kamar masing-masing. Yogi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar anak dua itu."

Setelah makan malam Fala ikut berkumpul di ruang tengah, tak ada yang memegang ponsel kali ini mereka duduk melingkar dan siap mendengar cerita dari Fala. sesuai janjinya saat di meja makan tadi, Fala akan menceritakan yang terjadi.

"Jadi gini..."

"Jangan becanda Fala, malam ini kita mau jalankan misi," ucap Jeol keceplosan.

"Misi?" tanya Fala.

Jeon tersadar dan menepuk jidatnya. "Mati gue." batin Jeon.

"Kenapa diam?" tanya Fala lagi.

"Ah itu, misi di game gue heheh."

"Kirain apa, ya udah dengerin gue yah."

Mereka mengangguk dan siap mendengarkan Fala. "Jadi kita mulai dari mana?" tanya Fala yang bingung.

"Lala," ucap Yogi.

"Ah soal Lala yah. gue sama dia dulunya temen dekat di SMP terus dia punya pacar nih, nah ternyata pacarnya ini deketin Lala untuk cari tau info tentang gue. setelah tu cowok dapat banyak info tentang gue dia mutusin Lala demi deketin gue," jelas Fala.

"Terus lo terima?" tanya Jeon.

"Gak dong, waktu itu gue punya inceran lain, dia kakak kelas gue tapi begonya gue gak tau apapun tentang dia sampai dia lulus," jelas Fala.

"Ish ish ish kasian" ucap Vino.

"Sejak saat itu Lala menjauh dari gue dan mulai nyebarin aib gue yang di tambahin bumbu lagi sama dia. yah sampai sekarang deh. dia nganggep gue itu pho dan pelakor," jelas Fala.

"Terus cowok itu gimana?" tanya Jimy.

"Itu... setelah gue tolak tuh cowok koid. makin jadi deh si Lala benci sama gue."

"Kok bisa?" tanya Jay.

"Katanya sih pas pulang sekolah hari itu dia jadi korban tabrak lari. tapi Lala nyebarin kalau tuh cowok koid karna gue nolak dia," jelas Fala.

"Lo tau ciri-ciri kakak kelas lo itu?" tanya Yogi.

"Hmmmmm yang gue tau dia cowok tertampan masa itu, dia tinggi, dia putih, hidungnya mancung, matanya ilang kalau dia senyum lucuuuuu kan," ucap Fala.

"B aja. lo gak liat 7 pria tampan di hadapan lo?" tanya Jean.

"Yeee kan itu dulu bang jaman SMP. tapi sih kalau dia masih hidup dan gue ketemu lagi pasti gue bisa ngenalin dia deh." ucap Fala.

"Gue juga yakin dia gak tau lo idup selama ini," ucap Jean menghancurkan angan Fala.

"Ok lanjut, bagaimana dengan Regar?" tanya Rey.

"Kalau Regar yah dia kating gue juga di SMA. Dari awal gue masuk sekolah gue gak punya teman karna Lala udah nyebar luasin gosip kalau gue pembunuh. Regar satu-satunya orang yang nerima gue tanpa nanya ini itu," jelas Fala.

"Jadi lo udah lama kenal sama Regar?" tanya Vino.

"Iya, tapi gue sukanya baru 1 atau 2 tahun lalu. gue juga gak inget pasti deh soal itu. selama kita berteman, Regar baik banget dan perhatian banget ke gue," ucap Fala.

"Ck baik apaan, nyakitin doang iya," sindir Yogi.

"Kan ini dulu bang!"

"Ya ya ya. sana istirahat gue sama yang lain mau balik ke rumah masing-masing malam ini," ucap Jean.

"Jadi gue ditinggal sendiri?" tanya Fala tak percaya.

"Yoi, lo gak takut kan," goda Vino.

"Ngapain juga gue takut. jauh sebelum kalian ada juga gue sendiri."

"Diluar ada supir kalau mau kemana-mana jangan sendiri. kalau lo berani nekat..." Rey menggantung ucapannya.

"Ini kenapa gue jadi kaya anak kalian yah?" tanya Fala.

"Sudah jangan ngebantah! buat jaga-jaga diluar ada bodyguard buat lo." ucap Jean.

"Aaaaaaa, sweet banget sih kalian ini kan gue terhura yah."

"Lebay, kita pergi. baik-baik lo dirumah," ucap Yogi datar.