Kisah seorang Mafia wanita, setelah dia terluka dalam pernikahan dan juga terlepas dari hubungan yang rumit. Semua orang memanggilnya... Lady Charity!
Jessmine Almahira, perpaduan Indonesia-Turki harus menerima kenyataan pahit dirinya di duakan. Bukan hanya itu, ia kerap mendapatkan penyik-saan dan juga hinaan dari suaminya.
Satu tahun lamanya Jessmine berhasil mengumpulkan segala bukti, sebab suaminya bukan lah orang sembarangan.
Namun naas, ditengah ingin memperjuangkan setelah berhasil mendapatkan bukti Jessmine mati karena dibunuh.
Jessmine hidup kembali untuk balas dendam!
Namun dalam pembalasan dendam nya, dia terjebak dengan mantan kekasih yang ia putuskan dulu saat akan menikah, mantan yang telah menjelma menjadi orang sukses dan berbahaya!
Tak berakhir sampai disana, karena takdir buruk masih menghantui akhirnya Jessmine merubah dirinya menjadi seorang Mafia wanita bernama Lady Charity!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Kalian Berdua Harus Menikah.
Di rumah mewah nya, Jessmine dan Wen duduk dengan kepala tertunduk.
Kenapa?
Pasalnya saat Jessmine dan Wen yang sedang 'bertengkar ala kekasih' ternyata ada yang merekam dan menyebarkan video itu. Namun, untungnya Emir yang jago meretas, sudah berhasil meng-take down video. Sebenarnya tidak apa-apa, tetapi untuk keamanan akhirnya Emir mengambil tindakan itu. Karena itu memang tugas Emir, Cctv-cctv saat Jessmine sering pergi ke Macau pun ditangani oleh Emir tidak ada yang bisa mengetahui jejak-jejak Jessmine di negara cina.
“Kenapa kalian menundukkan kepala, seperti murid yang tertangkap basah sedang melakukan kesalahan?“ Papa Jessmine ternyata memanggil Jessmine dan Wen perihal isi di dalam video untuk mendapatkan penjelasan.
Wen memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap Papa Jessmine. Sementara tangannya dan tangan Jessmine saling menggenggam, tidak terlepas setelah mereka akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih.
“Cieee...“ Emir meledek dua insan yang akhirnya bisa menyatukan hati setelah bertahun-tahun lamanya. “Aku sudah menduga, kalian akan bersama.“
Jessmine mengangkat wajahnya, melirik tajam pada adiknya itu. Setelah dia menginterogasi Wen di dalam mobil sebelum tadi pulang, ternyata Emir lah yang membocorkan semua rahasianya. Meskipun kini dia merasa bersyukur karena diantara dirinya dan Wen tak ada rahasia lagi.
Emir yang mendapatkan lirikan tajam dari kakaknya, bergidik ngeri.
“Jadi kapan kalian akan menikah? Papa harap jangan ditunda dan secepatnya!“
“Papa, aku__“ Ucapan Jessmine terpotong.
“Kami akan membicarakan nya, calon Papa mertua. Kami sudah dewasa, jadi aku dan Jessmine sudah tau mana yang terbaik.“ Wen memotong ucapan Jessmine.
Genggaman Wen semakin erat saat mengatakan nya, agar Jessmine mempercayakan semua padanya.
“Papa hanya tidak ingin hidup Jessmine kacau lagi oleh masa lalunya! Dulu, Papa yang memaksa Jessmine menikah dengan Demian, dan akhirnya hidup putriku hancur! Itu kesalahan kami!“ wajah Papa Jessmine sarat penyesalan.
“Papa, sebenarnya Jessmine menerima Demian bukan hanya karena keinginan Papa dan Mama. Aku mempunyai alasan sendiri, jadi bukan salah Papa sepenuhnya.“
Jessmine pun mulai menceritakan tentang Demian yang pernah mencelakai Sam, hingga akhirnya Jessmine mengambil keputusan demi keselamatan semua orang ditambah paksaan dari kedua orang tuanya.
“Tetap saja Papa bersalah..."
Perbincangan itu pun terhenti saat Algar datang.
“Mom, Chiki masih sakit.“ Wajah Algar tampak sendu, “Apa dia akan mati?“
Wen melepaskan genggaman nya dari Jessmine, dia mengelus kepala anak itu. “Kita juga suatu hari akan meninggal, jadi... jangan terlalu berputus asa. Besok, Daddy akan meracik ramuan untuk membantu sakitnya Chiki. Oke.“
Algar tersenyum, jika seperti saat ini bocah itu terlihat polos dan seperti anak kecil umumnya namun jika sedang dalam mode serius dia akan terlihat seperti saat bertemu dengan Sam. Ada dua karakter yang bisa dimainkan bocah itu, dan Jessmine belum mengetahui karakter kuat dari anaknya.
Kedua orang tua Jessmine meninggalkan para anak muda mengobrol, mereka pergi ke taman belakang untuk bersantai bersama cucunya, Algar.
“Sekarang, karena Papa dan Mama udah nggak ada... Aku ingin bertanya pada kalian berdua. Kamu lebih dulu, Emir!“ Jessmine menyorot tajam wajah adiknya.
“A-aku?“ Emir bertampang polos.
“Wen bilang kamu yang kasih tau dia semua rahasia kakak, benar?“
Emir menghela nafas pasrah, mau berbohong juga tidak ada gunanya. “Disini, keponakan ku yang lebih bersalah.“
“Jangan lempar batu sembunyi tangan kamu, Dek! Ngapain bawa-bawa keponakan mu, dia anak kecil mana mengerti!“
“Ck! Kakak salah kalau menilai Algar hanya anak biasa, dari kepintaran nya yang bisa menembak di usia sekarang ditambah dengan bela diri... seharusnya kak Jessmine tau, kepintaran Algar itu diatas rata-rata!"
Jessmine menggeleng tidak percaya, Algar-nya dididik hanya agar bisa melindungi diri.
“Sebenarnya, Emir ada benarnya. Saat kamu pergi, Algar lah yang mengindikasikan tentang kamu padaku... jika kamu seperti mempunyai rahasia. Dia terlihat tidak tahu apa-apa, namun karena dia... aku jadi mencurigai mu dan ingin menyelidiki. Benar saja, kecurigaan ku benar adanya. Sepertinya, putra kita... mempunyai keahlian khusus yaitu membuka rahasia orang lain tanpa kentara.“
Jessmine mulai mempercayai ucapan adiknya dan Wen, sudut mulutnya berkedut ternyata putranya pintar menyembunyikan sesuatu seperti dirinya.
.
.
Di sebuah kamar hotel, pagi itu seorang wanita tidur di samping Sam tanpa busana.
Malam itu Sam pergi sendiri tanpa ingin didampingi oleh siapapun. Hatinya remuk, saat dia melihat video tentang kebersamaan Jessmine dan Wen yang berpelukan disertai dengan keduanya mengucapkan kata-kata romantis begitu menyayat hati Sam.
Sam sadar sepenuhnya, kini dia benar-benar telah kehilangan Jessmine untuk selamanya.
“Umm...“ Kepala Sam berputar, dengan perlahan dia membuka matanya. Ia ingin menyibakkan selimut, namun ada keganjalan karena dia tidur dengan tubuh polos tanpa sehelai kain pun.
Hei! Apa-apaan ini?!
Sam bangun dari baringan nya, tiba-tiba sebuah tangan mengelus punggung nya. “Kau sudah bangun, thanks untuk semalam... so hot!“
Sontak Sam menoleh ke arah sumber suara, seorang wanita bule tersenyum padanya.
“Jangan mengada-ngada Nona! Aku pria impoten!“ bentak Sam geram, dia tidak akan mudah ditipu.
“Hahahaha! Coba ingat-ingat lagi! Tenanglah, aku wanita berpikiran terbuka dan tak ingin menjerat siapapun! Sekali lagi... thanks! Jika kita bertemu untuk kedua kalinya di kota sebesar ini... itu artinya kita berjodoh!“ Si wanita mengedipkan sebelah matanya dengan senyum penuh arti.
Wanita bule itu turun dari ranjang masih dengan tubuh polosnya, Sam memalingkan wajah ke arah lain tak ingin melihat pemandangan yang sudah lama tidak ia lihat setelah terakhir kali bersama Jessmine 8 tahun lalu.
Wanita berwajah bule berambut gelombang dengan mata indah itu tidak membersihkan diri lebih dulu ke kamar mandi dan langsung memakai pakaiannya semalam yang telah kusut akibat ulah Sam.
“Bye, Sam! Sepertinya kita akan segera berjumpa kembali!“
Astaga! Bahkan dia tau namaku! eranggg Sam frustasi, dia men-jambak rambutnya sendiri dan tiba-tiba ingatan tentang malam 'panas' semalam terlintas.
Damn it! Aku benar-benar melakukannya, milikku bangun!
.
.
Pagi-pagi juga terjadi kegemparan di rumah Jessmine.
“Kakek, Nenek!!! Daddy dan Mommy tidur bersama!“ teriak Algar di ambang pintu kamar ibunya.
Semua orang berlarian mendengar suara menggelegar anak itu, bahkan dua orang yang diteriaki masih kebingungan di atas ranjang.
“Papa nggak mau dibantah! Hari ini juga kalian berdua harus menikah!“ Papa Jessmine tidak memberi kesempatan pada keduanya untuk menjelaskan, namun tanpa Jessmine ketahui bibir Wen tersenyum karena rencananya berhasil.
Lelaki itu mengedipkan sebelah mata pada Algar, keduanya saling meng'kode jika rencana telah sukses.
