Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

Keivano memegang pipinya yang terasa panas, akibat tamparan Kanaya.dia menatap remeh dan tersenyum miring.

"Kenapa lo marah! semua yang gue omongin benar, kan. lo emang cewek murahan,yang selalu tebar pesona ke sana sini! ternyata lo sama saja seperti cewek-cewek malam,di luaran sana."

"Cukup kei!" bentak Kanaya yang sudah tidak tahan mendengar keivano yang menghinanya.

"Apa yang membuat mu, berpikir jika aku wanita seperti itu,kei?apa karena kehidupan ku yang kelam, sehingga kamu menilai ku demikian. jika aku wanita seperti itu,lalu kenapa kamu masih mau menjalani pernikahan ini?apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kamu semarah ini?" Kanaya yang sudah tak tahan dengan perkataan keivano yang merendahkan nya pun, memberanikan diri berbicara.

Kanaya menatap mata keivano yang menatapnya tajam.hatinya sangat sakit mendengar perkataan keivano yang merendahkannya.Kanaya tidak mengerti dengan sikap keivano sekarang,entah kesalahan apa yang telah dia perbuat,sampai keivano terlihat sangat marah padanya.

"Gue benci sama, lo! gue minta sekarang lo pergi! jangan pernah kembali dan masuk ke kehidupan gue!" Keivano menarik kasar tangan Kanaya dan menyeretnya menuju pintu kamar.

Dengan kasar keivano,mendorong kasar tubuh Kanaya keluar dari kamarnya.dia membanting pintu keras, sampai kanaya yang tersungkur pun terkejut.

Kanaya menangis,memegangi dadanya yang terasa sakit dan sesak.menatap pintu kamar yang tertutup.berharap keivano keluar dan menarik kata-katanya kembali.

Kanaya pun berdiri dan berjalan gontai menuruni anak tangga.tidak terlihat keberadaan marvino maupun richard di sana.

Kanaya melangkah kaki menuju pintu ruang tamu,dia memilih untuk pergi dari rumah itu,karena keivano sendiri yang memintanya.

Langkahnya sempat di hadang oleh penjaga, namun Kanaya memberi alasan yang masuk akal,sehingga penjaga pun membukakan pintu gerbang untuknya.

Kanaya melangkahkan kaki tanpa tujuan yang pasti.di sepanjang langkahnya Kanaya terus menangis,kini dia bingung harus bagaimana.tidak ada tempat untuk berteduh untuk dirinya, bahkan sepeser uang pun dia tidak membawanya, karena tas bahkan dompetnya pun tertinggal di kamar keivano.

Pikiran kanaya,kini teringat kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada.hati kanaya bertambah sakit,mengingat kedua orang tuanya.dari kecil hidupnya selalu saja seperti ini.ingin rasanya dia marah atas nasibnya,tapi dia sadar jika segala sesuatu yang terjadi padanya,atas kehendak yang maha kuasa.

Kanaya terduduk di sebuah halte,kepalanya tertunduk tangannya mencengkram sisi bangku yang dia duduki.menyalurkan emosinya yang memenuhi relung hatinya.kini dia sendiri seperti kehidupannya yang dulu, hanya sendiri.

"Kanaya!" panggil seseorang,menepikan sepeda motor matic nya.

Mendengar namanya di panggil, Kanaya mendongakkan kepalanya mengusap kedua mata dan pipinya yang dipenuhi air mata.

"Kak mila!"seru Kanaya dengan suara seraknya.

"Sedang apa kamu malam-malam di sini?" Melihat keadaan Kanaya yang terlihat kacau.

Kanaya terdiam, dia bingung harus menjawab apa kepada temannya itu.melihat Kanaya yang terdiam,mila pun turun dari motor dan menghampirinya.

"Kamu tidak apa-apa, kan? bagaimana kalau kamu ikut saja pulang ke kosannya kakak?"

Kanaya mengangguk pelan,mungkin lebih baik untuk sementara dia ikut mila, dengan tujuan menenangkan hatinya.

Mereka pun pergi dari sana,menuju ke kosan mila yang jaraknya lumayan jauh dari sana.sepanjang jalan Kanaya kembali menangis, entah apa yang akan terjadi kepadanya jika mila tidak membawanya,dari tempat yang sepi dan gelap itu.

Di mansion Darendra, marvino yang baru saja pulang dari kantor.mendapat kabar dari penjaga rumah,jika Kanaya pergi sambil menangis.dia pun menanyakan hal itu pada richard, namun sayang richard juga tidak tahu hal itu, karena tadi dia harus menerima panggilan penting,dari salah satu klien marvino.

Kini marvino menuju kamar keivano, untuk menanyakan hal yang di sampaikan penjaga.marvino mengetuk pintu kamar keivano,namun tak ada sahutan dari dalam.dia pun mencoba membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.matanya terbelalak melihat keadaan kamar keivano yang berantakan,bahkan serpihan kaca yang berserakan di lantai.

"Apa yang sudah terjadi?" gumam marvino memasuki kamar keivano.

Dia tidak melihat keberadaan keivano di dalam sana.namun matanya tak sengaja melihat pintu menuju balkon terbuka,dia pun segera berjalan ke sana.richard pun yang baru masuk ke kamar keivano terkejut,dengan keadaan kamar yang sangat berantakan.

Marvino berjalan menghampiri keivano,yang sedang menyesap sebatang rokok di tangannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, kei?" Marvino berdiri di samping keivano dan menatapnya tajam.

Keivano melirik sekilas pada marvino, kemudian menghembuskan asap rokok dari mulutnya.dia tak menjawab pertanyaan marvino,membuang rokok yang masih panjang dan kembali menatap marvino tak kalah tajam.

"Jelaskan kei, apa yang sudah terjadi pada kamu dan kanaya! dan di mana kanaya sekarang?"

"Kalau papah menemui ku hanya untuk menanyakan wanita murahan itu,jawabannya, aku tidak tahu."

Marvino menatap tajam keivano."Jaga bicara mu, keivano!"bentak marvino.

Keivano tersenyum miring. "Kenapa pah? apa yang aku katakan memang benar,kan?dia memang wanita murahan,yang melayani laki-laki lain sesuka hatinya!"

PLAAAK! Marvino seketika murka saat mendengar perkataan keivano yang merendahkan kanaya.

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan!jangan bilang kanaya pergi dari sini, karena ucapan mu itu, keivano!" Nafas marvino memburu, melihat keivano yang tanpa rasa bersalah mengatakan semua hal itu.

"Seharusnya dari dulu,dia tidak pernah ada disini.dan sebaiknya dia pergi dari sini." Keivano pun pergi dari hadapan marvino.

"Keivano tunggu!papah belum selesai bicara!"teriak marvino marah,seketika memegang dadanya yang terasa sesak.

"Tuan marvino!" pekik richard, langsung menghampiri marvino yang terlihat kesakitan.

Melihat hal itu membuat keivano terkejut,dia pun kembali menghampiri marvino yang terduduk lemas dengan nafas terengah-engah.

"Kita bawa tuan marvino ke kamarnya!" titah richard kepada keivano.

Terlihat ke khawatiran di wajah keivano,saat melihat keadaan marvino yang kesakitan.dia pun segera membantu richard,membawa marvino ke kamarnya.richard pun segera menelpon dokter.

Keivano menghela nafas,saat melihat keadaan marvino yang sedang di periksa oleh dokter.

"Untuk saat ini,keadaan tuan marvino sedikit serius,sebaiknya dia segera di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik." ucap dokter menatap serius pada richard dan keivano.

Dokter pun pamit pergi,dan richard pun mengantarkannya sampai ke depan.

Keivano mendekati ranjang marvino.dia pun duduk di sampingnya dan menundukkan kepala.

Marvino membuka mata dan melihat ke arah keivano. "Apa ini yang kamu inginkan,kei, " tanya marvino dengan suara lemahnya.

Keivano hanya terdiam.hatinya merasa sakit melihat keadaan marvino seperti ini.

"Kenapa kamu diam saja?papah minta,bawa kembali putri papah!"

Setelah mengatakan keinginannya,marvino tidak sadarkan diri.keivano terlihat panik dan segera memanggil richard,memberitahukan apa yang sudah terjadi.

Dengan sigap richard segera membawa marvino ke rumah sakit,di temani oleh keivano.terlihat jelas kekhawatiran keivano saat ini, walaupun hubungannya dengan marvino tidak baik, tapi dia tidak ingin kehilangan orang yang menyayanginya.cukup dengan kehilangan orang yang sudah melahirkannya,yang membuat hidupnya berubah hancur.