gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Semakin kita mendekatkan diri pada Allah SWT. Dan semakin berusaha untuk ikhlas dan juga sabar namun semakin sakit yang di rasakan.
Namun dari situ lah orang-orang akan belajar akan kehidupan, apakah bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri atau hanya untuk mengharapkan duniawi saja.
Pukul 04.56 WIB.
Widia terbangun dari tidur nya, mata nya masih saja sembab akibat semalam, ia pun mulai duduk dan turun dari tempat tidur, berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air Wudhu, dan akan mengerjakan sholat subuh terlebih dulu.
Lagi dan lagi, di dalam sholat dan doa nya air mata itu selalu saja menetes sesuka hati nya, di sujud nya, Widia mengucapakan kata ihklas berulang kali, walau pun ia tau itu masih nihil bagi nya, tapi Widia akan berusaha sekuat dan semampu nya.
Selesai sholat, Widia masuk lagi ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuh nya dengan air dingin, ia berharap hati nya tenang sejenak.
Selesai mandi, kini ia mencari baju yang akan di pakaian nya untuk hari ini, selesai dengan berpakaian Widia pun duduk di kursi rian untuk memoles wajah nya dengan bedak.
Termenung di meja rias, dengan memandangi wajah nya di cermin, setelah puas Widia pun mulai mengambil tas tangan nya, memasukkan yang patut untuk ia bawa ke klinik.
Selesai, Widia pun turun ke bawah, berjalan ke dapur dan duduk di meja makan, terlihat Mbok Yem yang sedang menyajikan makan di atas meja dengan telaten.
"Pagi Mbok". Sapa Widia ramah seraya tersenyum manis.
" Pagi juga Nyonya". Jawab Mbok Yem.
Di saat Widia sedang menikmati makanan nya, ponsel nya berdering, lalu Widia puj mengambil ponsel yang ada di dalam tas nya, melihat nama yang tertera di layar ponsel.
"Mami". Gumam nya lalu meletakkan sendok ke piring lagi, dan memencet tombol hijau di layar handphone nya.
Setelah bendah pipih itu sudah di letakkan nya di telinga Widia mulai membuka suara, " Ya halo MI". Ujar Widia.
Ternyata Mami Mila dan Papi Eddar, akan pulang minggu depan, Mami Mila hanya memberitahu itu saja pada Widia.
Mami Mila dan Papi Eddar, sudah menetapkan diri di Prancis, sesekali mereka akan mengunjungi Widia anak nya yang memilih menetap di Indonesia.
Orang tua Widia, bekerja di Prancis sejak dari Widia kecil, namun saat Widia kuliah, Widia memilih untuk kuliah di Indonesia dan tinggal bersama nenek nya, dan sejak itu Widia jarang pulang ke Prancis, di tambah lagi sejak ia menikah dengan Raka, Widia memutuskan untuk menetap dan tinggal di Indonesia.
Di Indonesia, Widia menjalan kan bisnis keluarga nya, karna Papi nya yang menolak untuk melanjutkan bisnis itu dan memilih untuk bekerja di Prancis.
Karna Papa hanya ada tunggak, Widia lah yang menjadi ahli waris untuk mengurus bisnis di Indonesia.
Setelah sambungan telpon terputus Widia melanjutkan lagi sarapan pagi nya dengan menu nasi goreng buatan Mbok Yem.
"Mami akan berkunjung ke sini, minggu depan Mbok! ". Ujar Widia memberitahu Mbok Yem.
Mendengar itu, membuat Mbok Yem senang, karna Mami Mila, Mami nya Widia juga tak kalah baik nya, begitu pun dengan Papi Eddar, Papi Widia.
Jika mereka sedang pulang dan berkunjung ke rumah Widia, Mbok Yem dan Mami Mila, sering bertukar cerita penuh dengan canda tawa.
Mungkin saat itu jika Mami Mila dan Papi Eddar pulang dan menjenguk Widia, Widia akan merasa sangat senang, namun beda hal saat ini.
Widia tidak ingin Mami Mila dan Papi Eddar tau tentang perihal rumah tangga nya saat ini hancur, Widia saja belum menceritakan semua nya, karna orang tua Widia sudah lama tidak berkunjung ke Indonesia ke rumah nya.
Sudah lah, fikir Widia sebaik-baik nya tupai sembunyikan bangkai akan tetap tercium juga oleh orang.
Tak ingin larut dalam hal itu, selesai sarapan pagi Widia pun berlalu pergi dan pamit pada Mbok Yem, Widia pun melangkah menuju mobil nya yang di garasi.
Widia puj menghidupkan mobil nya lalu berlalu pergi meninggalkan kediamannya, memecah jalan ibukota.
Widia akan pergi ke klinik terlebih dulu, setelah itu ia akan pergi ke kantor untuk miting dan melanjutkan pertemuan makan siang dengan pemilik perusahaan Chan Lu grup.
Widia belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan Chan lu grup, biasa nya Widia akan mewakilkan nya dengan asisten nya, namun kali ini biar dia saja yang menemui pemilik Chan Lu grup.
Widia berusaha bangkit dari keterpurukan nya, ia tak ingin terus-terusan seprti ini.
Kediam Ayu.
Setelah kepergian Daffa dan Mas Raka, aku mulai bersiap-siap, karna hari ini butik ku akan di resmikan, aku tak sabar ingin membuka nya.
Saat aku sedang siap-siap, Cika menelpon ku menanyakan bagaimana dengan pembukuan butik hari ini, aku pun memberitahu nya jika pembukaan butik jadi.
Aku berangkat bersama ibu ke toko, sedangkan Cika baru saja memberi kabar jika ia sudah jalan ke toko.
Setelah aku dan Ibu sudah siap, kami pun melangkah keluar rumah, dan tak lupa aku mengecek semua nya setelah aman, aku dan Ibu melangkah ke luar.
Sebelum pergi Ibu mengunci rumah terlebih dulu, lalu aku dan Ibu pun berjalan ke depan untuk menunggu taksi yang sudah ku pesan lewat aplikasi di ponsel, aku sengaja menyuruh nya untuk menunggu di depan saja, di pinggir jalan.
Ternyata mobil yang sudah ku pesan sudah datang, aku dan Ibu langsung saja masuk dan berlalu pergi menuju tempat tujuan.
Di dalam mobil tak ada henti nya aku tersenyum bahagia, karna cita-cita ku untuk punya butik sendiri tercapai setelah sekian lama.
Memang sih, butik nya masih kecil namun kan lama-lama akan besar juga kalau kita terus berusaha dan tak lupa juga berdoa pada Allah SWT.
Sesampai nya di sana terlihat orang yang sudah ramai, setelah mobil sudah berhenti aku dan Ibu turun dari dalam mobil.
Ku lihat Cika yang sudah menunggu kedatangan ku, masih ada waktu 10 menit lagi untuk membuka nya.
Pembukaan butik ku ini, tidak seprti punya kebanyakkan orang yang harus memotong pita, aku hanya membuatkan secara sederhana saja.
Setelah aku sudah berdiri di depan toko, aku memeberikan sambutan kata-kata, ucapan terimakasih kasih pada keluarga ku yang mendukung ku, dan juga berterimakasih pada Cika sahabat ku yang selalu memberi motivasi juga pada ku.
Selesai kini saat nya aku membuka pintu butik, yang beri nama Butik Laras. Aku, Ibu dan Cika beserta yang lain nya mulai masuk ke dalam butik laras, melihat -lihat barang-barang yang sudah tersusun rapi.
Di butik ini aku hanya merekrut dua pegawai saja, yaitu Iis dan Sonya.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘