Tolong Jangan Cintai Aku

Matahari akan terbenam. Mo Roulan baru saja kembali dari pekerjaan paruh waktunya. Dia melangkah keluar dari lift dan melihat beberapa pekerja memindahkan perabotan berat ke dalam apartemen yang terhubung dengan apartemen miliknya.

'Sepertinya mereka akan segera mempunyai tetangga.'

Dia melewati para pekerja dengan hati-hati dan membuka pintu apartemennya.

Dia mengerutkan kening ketika dia melihat Mo Chen Kecil di depan TV. Menutup pintu, dia pergi ke arahnya dan berdiri di depan TV.

“Jiejie, jangan berdiri di depan TV.” Mo Chen berteriak keras.

Dia melipat tangannya dan menyipitkan matanya.

“Apakah kamu sudah menyelesaikan pekerjaan rumahmu?”

Mo Chen tidak menjawab pertanyaannya dan menundukkan kepalanya. Mo Roulan menggelengkan kepalanya melihat tindakannya dan berkata dengan acuh tak acuh.

"Pergilah ke kamarmu dan jika kamu tidak menyelesaikan pekerjaan rumahmu hari ini maka jangan berpikir untuk menonton TV."

Mo Chen cemberut dan bangkit dari sofa. Saat dia hendak masuk ke dalam kamarnya, Mo Roulan bertanya padanya.

“Di mana Yulin?”

"Dalam ruangan mu."

Mendengar itu terdengar suara pintu dibanting dan mulutnya terbuka kaget melihat kelakuan nakal adik laki-lakinya.

'Baiklah, aku akan segera menanganimu.

Dia berjalan ke kamarnya tetapi menemukan bahwa pintunya terkunci. Dia mengetuk pintu

"Youlin, buka pintunya."

Dua menit berlalu tetapi tidak ada yang membuka pintu. Dia mengetuk lagi

"Youlin"

Saat itu bel pintu berbunyi dan Mo Roulan pergi dari sana untuk membuka pintu depan. Itu adalah ibunya. Dia mengambil barang-barang itu dari tangannya dan mengikuti ibunya ke dalam dapur

"Kamu pergi membeli bahan makanan?"

Lin Qjanru menunduk saat dia melihat ke dalam lemari es dan bersenandung rendah.

"Mulai besok katakan saja padaku apa saja yang ingin kamu beli. Aku akan membelinya sepulang kerja."

Tindakan Lin Qianru membuka botol air terhenti karena kata-kata putrinya. Dia menjilat bibirnya dengan ringan dan menoleh untuk melihat putrinya sambil tersenyum.

"Saya mendapatkan pekerjaan."

Ada kerutan kecil di dahi Mo Roulan.

“Mengapa kamu perlu melakukan suatu pekerjaan?”

Mo Roulan sebenarnya khawatir ibunya akan keluar mencari pekerjaan. Dia tidak ingin ibunya melakukan pekerjaan apa pun.

“Jika kamu khawatir tentang uang, serahkan semua ini padaku.”

Lin Qjanru tahu bahwa putrinya mengkhawatirkan kesehatannya dan itu menghangatkan hatinya melihat betapa dia peduli padanya. Namun ia tidak bisa menyerahkan seluruh bebannya kepada putrinya yang masih bersekolah.

"Aku ingin melakukan pekerjaan ini. Kamu dan Mo Chen memasuki rumah hanya pada siang hari. Tidak banyak yang bisa dilakukan di sini dan aku hanya bosan sendirian. Aku akan menjadi gila jika menghabiskan setiap hari seperti ini, jadi aku ingin melakukannya sesuatu untuk mengalihkan perhatianku."

Mo Roulan tidak bisa berkata apa-apa setelah ini tapi kerutan di keningnya masih ada di wajahnya

dahi saat dia bertanya

“Apa yang harus kamu lakukan dalam pekerjaan ini?”

Lin Qianru mengalihkan pandangannya dan matanya kini tertuju pada botol saat dia membukanya.

"Resepsionis... Saya hanya perlu duduk di resepsi."

Dia mendengar desahan dari belakangnya dan kemudian kata-kata Mo Roulan terdengar di telinganya.

"Baiklah, tapi berjanjilah padaku bahwa kamu akan meninggalkan pekerjaan itu jika itu membuatmu sangat lelah."

"Tentu saja

Dengan ini, Mo Roulan keluar dari dapur dan Lin Qianru meletakkan botol air di atas meja.

Dia tidak ingin berbohong tetapi dia mendapatkan pekerjaan ini dengan susah payah dan Roulan tidak akan pernah membiarkannya bekerja jika dia tahu bahwa dia akan menjadi pelayan di sebuah restoran.

Bukannya dia punya keahlian lain dan bisa mencari pekerjaan lain. Jadi pekerjaan ini sangat berharga baginya. Dia tidak bisa meninggalkannya apapun yang terjadi.

Ketika Mo Roulan keluar dari dapur, dia melihat Shen Youlin keluar dari kamarnya. Shen Youlin melihatnya dan tersenyum

"Kapan kamu datang?"

“Setengah jam yang lalu, Apa yang kamu lakukan di dalam kamar? Aku mengetuk berkali-kali tetapi kamu tidak membuka pintunya.”

Mo Roulan bertanya pada Shen Youlin

"Aku mengantuk. Pasti aku tidak mendengarmu, maaf."

Mo Roulan tersenyum melihat bagaimana Shen Youlin berusaha terlihat begitu menyedihkan.

"Sudah...."

Dia berhenti di sela-sela kalimatnya ketika dia menemukan sesuatu yang aneh.

"Youlin, matamu terlihat sangat merah. Apa yang terjadi?"

Shen Youlin tampak bingung tetapi berkata

"Benarkah? Aku mungkin ketiduran."

"Oh...."

Mo Roulan memercayainya dan melewati sisinya untuk masuk ke dalam kamarnya. Berdiri sendirian, Youlin memegangi kepalanya dan bergumam pada dirinya sendiri.

"Aku masih merasa pusing."

Setelah mandi, Mo Roulan berjalan ke balkon. Sambil mengeringkan rambutnya, dia melihat seseorang di balkon apartemen lain. Tapi karena orang itu membelakanginya, dia tidak bisa melihat wajahnya. Hanya bagian belakang kursi yang dia duduki yang terlihat olehnya

Dia sangat kagum. Lagi pula, para pekerja sedang memindahkan perabotan di dalam apartemen beberapa jam yang lalu dan orang ini pindah dalam waktu yang sangat singkat.

Setelah rambutnya hampir kering, dia pergi dari sana tanpa mengetahui bahwa orang yang diam-diam duduk di kursi itu menoleh ke belakang. Matanya penuh dengan senyuman nakal.

"Nona Mo, saya tidak sabar untuk melihat wajah Anda ketika Anda mengetahui tentang tetangga baru ini