NovelToon NovelToon
Maaf Yang Terlambat

Maaf Yang Terlambat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Anak Kembar / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Persahabatan / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rianti Marena

Konon tak ada ibu yang tega 'membuang' anaknya. Tapi untuk wanita seperti Ida, itu sah-sah saja.
Lalu tidak ada yang salah dengan jadi anak adopsi. Hanya, menjadi salah bagi orang tua angkat ketika menyembunyikan kenyataan itu. Masalah merumit ketika anak yang diadopsi tahu rahasia adopsinya dan sulit memaafkan ibu yang telah membuang dan menolaknya. Ketika maaf adalah sesuatu yang hilang dan terlambat didapatkan, yang tersisa hanyalah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rianti Marena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skenario Absurd

"Hadeh-hadeh, sik, tunggu, Mbak. Berat. Break, Mbak!"

Senja terengah-engah. Jalannya tergopoh-gopoh, keberatan dengan segala yang dibawanya. Tidak kurang dari lima tentengan pada setiap tangan. Beratnya jangan ditanya. Satu hal yang pasti, Senja jadi memahami alasan saudara kembarnya selalu menghindari ajakan menemani Nuri berbelanja keperluan tari di pasar.

"Lah, baru segitu kok udah kecapekan? Mosok kamu kalah dari Fajar?" tanggap Nuri acuh tak acuh.

"Ini berat beneran, Mbak! Coba deh, bawa! Hadeh. Mbak, yang pentas itu se-RT po? Banyak bener belanjanya," ujar Senja.

"Segitu mah wajar. Namanya aja belanja keperluan kostum untuk lima belas orang. Tiga tim." Nuri menjelaskan.

Terang saja Senja terperanjat. "Haaah? Jadi ini semua belanja buat lima belas orang, Mbak?"

"Itu belum semua. Masih kurang hiasan kepala dan sanggul, tuh," jawab si sulung kalem.

"Terus mbak sendirian yang nyiapin kostum buat mereka?"

Nuri menjawab seraya memandang lurus mata adiknya. "Lha pelatih dan koreografer-nya aku, Dik. Kalo bukan aku, siapa yang belanja? Orang yang paham kostum cuma aku."

"Hah?" Keterangan yang diberikan Nuri membuat sang adik kehilangan kata-kata. Senja jadi berpikir, Nuri bukannya sengaja mengorbankan dirinya ataupun Fajar setiap kali harus berbelanja keperluan menari. Hanya, yang dipikirkan kakaknya untuk itu memang banyak dan kompleks.

"Mbak Nuri kenapa nggak sewa kostum aja, sih? Bukannya lebih gampang dan nggak pakai repot?" tanya Senja menawarkan alternatif.

"Iya, praktis, emang. Tapiii, banyak catatannya. Nyewa itu belum tentu dapat. Kalaupun dapat, mesti cek kondisi dan kelengkapannya. Belum lagi jumlahnya, sesuai nggak sama jumlah penari. Lagian kalau kita bisa menyediakan kostum sendiri, lain waktu bisa disewakan. Dapat duit, deh. Daripada keluar duit melulu setiap kali pentas."

Dijelaskan begitu, Senja sepakat dengan pemikiran kakaknya. Menyewa kostum pentas tari tradisional memang jauh lebih praktis dan mudah. Namun biaya sewanya pun lumayan. Apalagi untuk kostum tari klasik.

Memang, seperti yang dikatakan kakaknya tadi, ada banyak catatan untuk menyewa kostum. Terlebih kalau sampai ada kerusakan. Konon satu rompi penari perempuan untuk tarian Jawa klasik seperti Gambyong mencapai nominal jutaan rupiah. Itu baru rompinya saja. Belum lagi jarit, stagen, sampur, beserta aneka pelengkap dan aksesorisnya.

Lain soal ketika yang dipentaskan adalah tari kontemporer. Kostum yang dipakaikan bisa diganti dengan jenis bahan yang lebih murah. Aksesoris yang dikenakan juga bisa diakali. Lain dengan tari klasik yang rerata perhiasannya terbuat dari logam mulia sekian karat. Atau perlengkapannya seperti jamang yang berbahan kulit asli.

"Terus dana kostum ini dari mana? Uang pribadi mbak Nuri?"

Nuri meringis menanggapi pertanyaan adiknya. Uang adalah hal yang sensitif saat ia memutuskan untuk berbelanja. "Sebagian, sih. Lainnya dari Ibu, pinjam. Toh nggak beli kostum jadi. Lagian yang aku beli hanya bahan untuk bikin aksesoris dan kostum sendiri. Biar lebih hemat daripada beli yang udah jadi."

Mulut Senja ternganga. "Wah, salut aku, Mbak! Mbak Nuri emang paling ulet, bijak dan nyeni. Sebetulnya aku sempat heran lo, Mbak. Bakat nari dan jiwa seni Mbak Nuri itu diwariskan dari siapa. Dari Bapak po, Mbak? Tapi juragan batik belum tentu berjiwa seni, Mbak."

"Kalau dipikirkan, keluarga kita itu unik banget, lho. Dari segi bakat, ya. Ibu bakatnya di bidang kuliner. Bapak di dagang, bisnis dan paham banget dengan batik. Punya anak empat," kata Nuri, menyambung pemikiran Senja.

"Mbak Nuri bakat nari dan bahkan bisa bikin kostum tari klasik sendiri. Fajar, si anak paling aneh itu aja mbakat musik. Aku di fotografi dan bisnis, masih nyambung lah sama Bapak," kata Senja dengan tangan terlipat di depan dada. Raut wajahnya sedikit serius. Tapi justru posenya itu terlihat lucu di mata kakaknya. Nuri tersenyum simpul memandangi Senja.

"Lha, Rani, nyeleneh sendiri," tanggap Nuri. "Dia itu fobia api, tapi paling hobi utak-atik benda elektronik, perbengkelan, dan logam. Lha kalau nyolder dan ngelas logam 'kan kadang lihat percikan api dari gesekan mesinnya. Emang dia berani? Terus dia hobi banget ngoleksi miniatur kapal dan perahu. Nah lho, mirip siapa, coba? Dia doang lho yang kayak gitu. Aku, Fajar dan kamu itu masih nyambung bakatnya sama Bapak dan Ibu. Lha Rani, nurun siapa, hayo?" canda Nuri. Senja tertawa.

"Berarti kalo tiba-tiba Ibu dan Bapak bikin pengumuman diantara kita berempat ada yang anak pungut, paling Rani tersangkanya, ya, Mbak?" Lalu Senja dan Nuri tertawa lepas. Candaan absurd mereka pagi menjelang siang itu sedikit menghilangkan rasa lelah berburu aksesoris dan bahan kostum selama dua jam.

"Wis, ah, analisa kita makin ngawur," kata Senja kemudian, menyudahi waktu rehat mereka yang singkat. "Biar nggak lebih ngelantur, gimana kalo kita jajan es dawet, Mbak?"

...*...

1
Sabina Pristisari
yang bikin penasaran datang juga....
Rianti Marena: ya ampun.. makasih lo, udah ngikutin..
total 1 replies
Sabina Pristisari
Bagus... dibalik dinamika cerita yang alurnya maju mundur, kita juga bisa belajar nilai moral dari cerita nya.
Sabina Pristisari: sama-sama... terus menulis cerita yang dapat menjadi tuntunan tidak hanya hiburan ya kak...
Rianti Marena: makasih yaa..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!