Melinda dijual oleh keluarganya, dia di jual pada sindikat penjualan manusia. berbulan-bulan hidupnya menderita karena harus tinggal di penampungan, dan ketika dia menyerah dia di pertemukan dengan seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terserah kau saja
“Bukankah selama kau dulu ditahan oleh di penampungan kau selalu melakukan ulah?" Ucap Sammy ketika melihat wajah Melinda kebingungan.
Tubuh Melinda seketika diam membeku ketika Sammy mengatakan itu, Entah kenapa ini lebih menyakitkan daripada ketika dia mendengar pembicaraan Sammy dan temannya, karena ketika Sammy bertanya seperti ini Melinda langsung teringat Aluna.
“Apa bibi Aluna menemuimu?” tanya Melinda, kali ini mata Sammy membulat. Karena pertanyaan Melinda barusan menyiratkan bahwa Melinda sudah tahu tentang posisi Aluna dan tentang apa yang dialami oleh Aluna.
“Jadi, selama ini kau tahu tentang Aluna!" Sammy berteriak, padahal Melinda tahu bahwa selama bertahun-tahun dia mencari Aluna, dia tetap yakin walaupun Aluna pernah meninggal. Tapi lihatlah Melinda malah menyembunyikan fakta tentang Aluna, Sammy berpikir jika Melinda memberitahukan tentang Aluna lebih
cepat, pasti Aluna akan langsung terselamatkan.
Mendengar Sammy berteriak, Melinda langsng memejamkan mata, tangan wanita itu memegang pinggiran sofa, tentu saja karena dia takut melihat wajah Sammy yang penuh dengan amarah, apalagi tatapan mata Sammy seperti orang yang akan menelannya hidup-hidup.
"Kau tau selama ini aku mencari dia, dan kau malah ...." Sammy menjeda ucapannya, dia berusaha mengirup oksigen sebanyak-banyaknya guna menetralkan amarahnya, walaupun sekarang emosinya sudah membara. Tapi, ada sedikit rasa tidak tega ketika melihat Melinda yang sedang ketakutan.
"Jawab aku, kenapa kau merahasiakan tentang keberadaan Aluna." Kali ini Sammy tidak berteriak, dia berbicara dengan pelan, namun nada suaranya penuh dengan geraman, pertanda lelaki itu benar-benar sedang emosi.
Melinda mulai membuka matanya, wanita itu berusaha untuk memberanikan diri menghadapi Sammy. Sepertinya akan sia-sia jika dia menjelaskan siapa Aluna sebenarnya, selama beberapa bulan ini Melinda berpikir bahwa Aluna tidak akan pernah menganggu kehidupan mereka lagi, karena ALuna sudah tidak pernah menampakan diri di hadapannya, hingga Meinda menyangka Aluna sudah menyerah.
Tapi rupanya Aluna tidak menyerah dan malah datang ke hadapan Sammy langsung, Melinda tidak tau apa yang di katakan Aluna pada Sammy, tapi Melinda yakin bahwa wanita itu sudah mengarang sandiwara yang sangat meyakinkan hingga Sammy semurka ini. Dan dia juga yakin, Aluna sudah memfitnahnya.
Dan sekarang apa yang harus di lakukan Melinda? Menjawab ucapan Sammy dengan mengatakan yang sebenarnya tentu saja tidak mungkin, Sammy tidak akan pernah percaya padanya.
Melinda mengepalkan tangannya, berusaha untuk menjawab ucapan Sammy, wanita itu langsung bangkit dari duduknya, lalu berusaha untuk menatap Sammy tanpa gentar. Walaupun saat ini Melinda sangat takut, Sammy akan melukainya, dan berujung membuat anaknya celaka.
“Aku tidak tau apa yang dia katakan padamu, aku juga tidak berniat untuk menjelaskan apa pun. Percayai apa yang ingin kau percayai.” Melinda berusaha untuk menyelesaikan ucapannya, tangan wanita itu tergerak untuk menutupi perutnya, karena takut Sammy akan mencelakainya.
“Melinda!” Sammy membentak Melinda dengan suara yang menggelegar, hingga Melinda mundur satu langkah. Sepertinya emosi Sammy sudah sangat membara karena dia tidak terima dengan jawaban Melinda.
“Jika kau ingin hidup dengan Aluna lagi silahkan, aku tidak akan melarangmu.” Kali ini Melinda langsung menunduk, dia bahkan berbicara dengan suara yang super pelan, sungguh selain merasa sesak, Melinda juga merasakan rasa takut yang luar biasa.
"mulai detik ini, urus dirimu sendiri, dan jangan harap kau bertemu lagi dengan Laura.” setelah mengatakan itu, Sammy langsung berbalik, kemudian lelaki itu memutuskan untuk keluar.
Dan ketika Sammy sudah keluar dari apartemennya, Melinda kembali mendudukkan diri di sofa kemudian dia menangis kencang-kencangnya. Terlebih lagi ketika barusan Sammy mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Laura.
“kuat Melinda, kau harus kuat. Sekarang kau harus hidup demi anak-anakkmu.” Melinda berusaha untuk menguatkan dirinya, sehancur apapun dia, sesakit apa pun dia, dia harus tetap kuat demi anak yang sedang dia kandung.
****
Sammy turun dari mobil, lelaki itu baru saja sampai di rumah. Entah kenapa sekarang perasaan Sammy campur aduk, di memang marah dan emosi pada Melinda, tapi entah kenapa masih tersisip sedikit rasa khawatir di diri Sammy untuk Melinda.
Ketika masuk ke dalam rumah, Sammy langsung disambut dengan tangisan Laura. Karena memang sekarang Laura sedang berada di rumah Elsi, sebelum Sammy kembali ke apartemen menemui Melinda. Dia meminta Nadine untuk membawa Laura ke rumah dan meminta adiknya untuk menjelaskan semua pada sang ibu, karena memang Nadine tidak membawa Laura ke luar negeri melainkan pergi ke tempat lain.
“Ada apa ini?" Tanya Sammy ketika masuk ke dalam kamar.
“laura sedari tadi menangis, dia ingin bertemu dengan Melinda.”
Sammy menghela nafas kasar, Sekarang inilah tantangan terberatnya yaitu mendekatkan Laura pada Aluna, dan membuat Laura lupa dengan Melinda.
“Apa kau belum mempertemukan Aluna dan Laura?" Tanya Sammy, hingga Nadine menggeleng.
“Sedari tadi masuk rumah, Laura terus menangis Lalu bagaimana aku akan membawanya.”
“Aku ingin pulang, aku ingin bertemu kakak!” Laura berteriak histeris, dia sudah tidak bertemu Melinda selama beberapa hari, itu sebabnya sekarang dia ingin sekali bertemu dengan wanita itu.
“Kau tenangkan saja dia dulu, Kaka akan ke atas," ucap Sammy pada Nadine, dia sengaja pergi agar tidak memperlihatkan emosinya di hadapan Laura.
“Mom, apa mommy baru saja dari Kamar Aluna?" Tanya Sammy ketika berpapasan dengan ibunya. Mata ibunya membengkak, dan Sammy tau ibunya baru saja menangis.
Sepertinya bukan hanya Sammy saja yang tertipu oleh tingkah Aluna, Elsi juga tertipu. Ketika mendengar cerita Aluna, Elsi tentu saja percaya, karena akting Aluna benar-benar tidak di ragukan lagi.
“Hmm, temani dia. Mommy rasa dia sedang sangat terpukul," ucap Elsi. Hingga Sammy mengangguk. Lelaki itu pun langsung melanjutkan langkahnya untuk pergi kamar yang ditempati oleh Aluna.
"Kau baik-baik saja, apa ada yang terasa?" tanya Sammy yang mendudukan diri di samping Aluna.
"Kau menemui Melinda barusan?" alih-alih menjawab ucapan Sammy, Aluna malah bertanya hal lain. jujur sedari tadi dia sangat takut, bagaimana jika Melinda mengatakan rahasianya, tapi sekarang Aluna bisa bernafas lega, sebab Sammy masih bersikap seperti biasa itu berarti Sammy belum tau apa pun karena Meinda tidak bercerita.
"Hmm, aku menemuinya dan aku juga menegaskan bahwa dia tidak akan bertemu lagi dengan Laura," jawab Sammy, ada rasa yang aneh di dalam diri Sammy saat ini ketika membahas Melinda.
Saat itu dia sangat ingin menemukan Aluna karena dia merasa bersalah, tapi sekarang ketika dia Aluna udah berada di dekatnya Sammy malah merasa asing.
"Apa kau ingin bertemu dengan Laura sekarang?" tanya Sammy, ALuna langsung menggeleng, tentu saja Membuat Sammy bingung,
"Aku ingin memulihkan tubuhku dulu. Aku tidak ingin Laura melihatku seperti ini.” kilah Aluna. Hingga Sammy mengangguk. Laki-laki itu sepertinya mengerti dengan perasaan Aluna.
”Ya sudah kalau begitu, istirahatlah, aku akan pergi keluar.” Setelah mengatakan itu, Sammy pun langsung bangkit dari duduknya. Namun, baru saja dia akan melangkah, Sammy kembali menoleh ketika Aluna menarik tangannya.
“Sammy, maukah kau tidur di sini menemani aku, aku sedikit gelisah," ucap Aluna. Tiba-tiba ada perasaan yang aneh yang mendera Sammy, Padahal dia sudah mencari Aluna ke mana-mana Dan seharusnya ketika melihat Aluna di depannya, Sammy mengikuti apapun kemauan wanita itu apalagi Aluna sudah mengalami hal yang hebat. Tapi entah kenapa hati nuraninya bertentangan.
“aku harus menenangkan Laura terlebih dahulu.” balas Sammy
****
Sedangkan Melinda ...
happy ending🌹🌹🌹♥️♥️♥️
nah lo...bisa jawab g??
klu beneran...semoga Laura baik² saja