NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Berbisik

Ketika Cinta Berbisik

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

"Aku tidak mau menikah dengannya, Bu!"

Ibram tidak mampu menolak keinginan ibunya untuk menikahi gadis pilihannya. Padahal Ibram sudah punya gadis impian yang ia dambakan. Ibu menolak alasannya, terpaksa Ibram menerima pernikahan itu meskipun sang istri berusaha mencintainya namun hatinya masih enggan terbuka.

Bagaimana kelanjutannya? Tetap ikutin cerita baru Mami AL. Jangan lupa like, poin, komentar dan vote. Mohon untuk memberikan komentar yang bijak.

Selamat membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 - Menuduh Nadira

"Jadi begini pekerjaan kamu setelah mengaku hijrah?"

Nadira yang hendak ke toilet mall mendadak menghentikan langkahnya dan berbalik arah, ia begitu terkejut ternyata Robi sudah berada dihadapannya. "Kakak di sini juga?"

"Kata mereka kamu sudah berubah, tapi aku melihatnya seperti wanita murahan!" kata Robi menatap sinis.

Nadira mengernyitkan dahinya, ia tak paham dengan ucapan Robi.

"Selama ini kamu memakai topeng untuk mencari simpati mereka!" sindir Robi.

"Kakak bicara apa? Aku tidak mengerti. Siapa yang memakai topeng?" tanya Nadira.

Robi mendekat, "Kamu! Apa belum sadar juga?"

Nadira menggelengkan kepalanya karena memang tidak mengerti.

"Aku akan memberitahu mereka, bahwa wanita yang selalu mereka puji hanya pura-pura saja persis seperti dia memainkan drama," kata Robi tersenyum seringai.

"Kak Robi, aku benar-benar tidak paham arah pembicaraan kita," ucap Nadira memang adanya.

"Kamu menjual diri 'kan kepada pria kaya raya itu?" tuding Robi memperhatikan pakaian yang dikenakan Nadira, celana pendek di atas lutut dan kaos lengan panjang.

"Astaghfirullah, Kak! Aku tidak serendah itu!" sentak Nadira.

"Tidak usah menyebutkan kalimat itu!" marah Robi.

"Terserah Kakak saja menilai aku seperti apa!" tegas Nadira kemudian berlalu.

Robi berada di kota yang sama dengan Nadira karena ada urusan pekerjaan. Tak sengaja ia melihat Nadira di hotel tempat rekan bisnisnya menginap. Tanpa disadari Nadira, Robi melihat aksi seorang pria mengecup punggung tangan Nadira tanpa gadis itu menghindar.

Robi merasa Nadira menikmati pekerjaannya. Nadira juga bahkan terlihat santai ketika seorang pria asing menatapnya dan memuji dirinya. Hal itu membuat Robi semakin benci dengan Nadira, apalagi temannya selalu menjodohkan dirinya kepada Nadira. Gadis yang jauh dari kriteria calon istri idamannya.

Di toilet wanita, Nadira menangis menatap cermin. Beruntung mall yang dikunjunginya lagi sepi peminat. Nadira tak menyangka Robi menuduhnya seperti wanita penghibur. Padahal, semua tak seperti yang dilihatnya.

"Kenapa aku bisa jatuh hati kepadanya?" gumamnya sembari menyeka air matanya dengan jemarinya.

Puas menangis, Nadira keluar. Ia berusaha menahan air matanya agar tak kembali jatuh. Ia memasang senyumannya meskipun hatinya terluka.

Nadira menghampiri rekan kerjanya yang sedang menikmati makan siang di restoran mall. Nadira sempat menoleh ke arah Robi yang ternyata berada di tempat sama dengannya.

Nadira melemparkan senyuman kepada 5 pria yang sedari tadi menunggunya, ia pun mulai menikmati makanan dihadapannya.

Robi semakin panas melihat Nadira dirangkul pria asing yang memang menaksir gadis itu dari awal. Ia menyedot jus jeruknya hingga kandas membuat asistennya memandang heran. "Kita pulang!"

"Makanan saya belum habis, Pak."

"Tinggalkan saja!" kata Robi dengan cepat berdiri.

Nadira melirik ke arah Robi yang buru-buru keluar dari restoran.

***

Satu minggu berlalu setelah pertemuan dengan Nadira, Robi tak pernah mendengar temannya membahas gadis itu. Robi juga belum memberitahu pekerjaan Nadira sebenarnya selain menjadi model kepada para temannya. Dia akan membongkarnya jika mereka mulai membahas perjodohan.

Robi kembali dari kantornya pukul 5 sore, laju kendaraannya tersendat ketika beberapa mendekati sebuah mobil yang berhenti di tengah jalan.

Robi yang penasaran menurunkan kaca jendela mobilnya lalu bertanya kepada warga yang berjalan kebetulan melintas, "Ada apa, Pak?"

"Ada perempuan pingsan di mobil." Pria paruh baya itu gegas berlalu setelah menjawab pertanyaan Robi.

Dengan sabar Robi menunggu jalannya evakuasi di dalam mobil. Karena begitu penasaran dan para warga belum berhasil mengeluarkan si perempuan itu, akhirnya Robi turut membantu.

Robi berjalan ke arah mobil yang terparkir, "Bukankah ini mobilnya Nadira?" batinnya.

Jantung Robi tak karuan dengan cepat mendekati jendela mobil memastikan pengemudinya. Benar saja, Nadira pingsan masih memakai safety belt. Robi menggedor kaca berulang kali agar Nadira terbangun.

"Pecahkan saja kaca mobilnya, Pak!" perintah Robi.

Warga masih ragu.

"Saya akan bertanggung jawab, dia teman saya!" kata Robi.

Mendengar Robi menjamin kerusakan mobil, warga mulai memecahkan kaca. Setelah pintu terbuka, Robi secara cepat menggendong dan membawanya ke mobilnya tentunya dibantu warga .

Robi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali menoleh ke arah Nadira yang tak memberikan respon apapun.

Begitu sampai di klinik terdekat, Robi membuka safety belt Nadira. Ia bahkan menepuk pelan pipi gadis itu. "Dira, sadarlah!"

Gegas turun dari mobil, Robi memanggil perawat. Nadira pun dengan cepat mendapatkan pertolongan.

Robi mengambil tas miliknya Nadira di mobil, ia mencari ponsel gadis itu untuk menghubungi manajer atau keluarganya. Sangking paniknya, isi dalamnya jatuh dan berserakan di lantai.

Robi memungut benda-benda tersebut, ada yang mencuri pandangannya. Sebuah dompet terbuka. Robi meraihnya dan melihatnya ternyata ada foto dirinya bersama Nadira beserta ketiga temannya. Hanya bagian Robi dan Nadira sengaja dipotong, Robi memandanginya. Benar kata teman-temannya jika Nadira memang menyukainya tapi hatinya tak menaruh apapun kepada gadis itu.

Robi memasukkan kembali benda milik Nadira ke dalam tas, membuka ponselnya namun sulit karena menggunakan kata sandi. Robi akhirnya menghubungi Syahrul.

Nadira membuka matanya setelah 15 menit mendapatkan penanganan. Dengan wajah lemas, ia mencoba tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Robi yang telah menolongnya.

"Aku sudah menelepon Syahrul, mungkin sebentar lagi dia sampai," kata Robi.

Nadira mengangguk mengiyakan.

"Biaya berobat sudah aku selesaikan. Kalau begitu aku pamit, assalamualaikum!" Robi dengan tega meninggalkan Nadira seorang diri tanpa ada yang menemani.

Nadira yang melihat kepergian Robi, hanya mampu meneteskan air matanya. Ia tak sanggup berbicara banyak karena sangat lemas.

...****************...

Selamat Membaca, Mohon Untuk Tidak Menabung Bab 🙏🏼

1
Siti Muntamah
q suka sifat ibram masih belum suka dia nggak kasar sama istri
Ma Em
Ibunya Nadira ini bagaimana yah bukannya menuntun anaknya kejalan yg baik dan benar malah mengajarkan yg tidak baik sama anaknya apakah Nana itu bkn ibu kandungnya Nadira.
Ma Em
Nana ini mungkin bkn ibunya Nadira kali masa ada orang tua mau menjodohkan sama orang yg sering memukuli anaknya meskipun itu orang kaya.
Ma Em
Luar biasa
Bundanya Nanda AL
wa'alaikum salam mami
Rani Ri
lanjut up thourrr 💪💪💪👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
jujur thourrr sebenarnya aku Kurang serkk nadira sama robby ,,aku ingin robby sama anisa di awall cerita bkn nadira
Rani Ri
Aishhh baru membaca lg niy thourrr ,,tadi aku pikir nadira sama malik,,trss anisa sama robby..ternyata aku salah ,,tapi tadi aku berharap begitu,,Hmmm gpp kan authorrr yg buat cerita
Kasma Aisya
ada ya orang tua begitu🤦😏
ida martinah
Hafuch orang luar aja nolongnya ikhlas.....eh simboknya minta diganti...🤦🤦🤦
Kasma Aisya
jangan salahkan tanggapan orang tentang tentang dirimu, karena dirimu sendiri yg membuat orang berfikir jelek tentang dirimu.
Rani Ri
Wahh seruu niy,,malik sama nadira,,robby sama Anisa gituu yea thourrr 👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
Nahhh kan ibram salah paham
Mami AL: Iya, Kak. Terlalu cemburu dia😅
total 1 replies
Rani Ri
Waduhhhh ibram salah paham sama roby...gpp rob yg penting kamu gk nyentuh Arumi,,memang jln menuju kebaikan itu byk cabaan yea robb
SayangEmak
lanjut
Nafisyah Bunda Raihan
Nadira sm Malik aza Thor
Robi sm Anissa
biar sm² bs memperbaiki diri
Kasma Aisya
bajumu terlalu seksi neng, tubuhmu terlalu murah kamu perlihatkan SM org
Welas Trianingsih
arumi lg hamil tuh kayaknya 😊😊😊
Asma Nurfadilah
next kak
Welas Trianingsih
semangat 💪💪💪
Mami AL: terima kasih, kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!