"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"
Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.
Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.
Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi-lagi Keceplosan
"Nun! Kok malah bengong?" tanya Hana yang heran melihat Ainun tiba-tiba mematung. Gilang yang mendengar Hana yang memanggil Ainun, seketika menoleh ke arah suara.
"Ainun?" kata Gilang, sedikit kaget.
"Eh? Iya, Mas," kata Ainun yang tersadar dari acara melamunnya.
"Eh, duduk sini aja. Nggak apa-apa kan, Jo?" Gilang menawarkan sambil bertanya pada Joy.
"Sure. Temen Gilang kan temen ku juga," kata Joy ramah.
"Eh? Kita duduk sa..."
"Oh... Makasih, Mas, Mbak. Eh, kenalin, saya Hana, temen sekelas Ainun," kata Hana yang tanpa sungkan langsung duduk di meja Gilang dan Joy serta langsung memperkenalkan diri. Ainun tak percaya dengan sikap Hana.
"Nun! Kamu ini. Akhir-akhir ini hobi banget bengong," panggil Hana pada Ainun yang masih berdiri diam.
"Eh? Iya," Ainun perlahan menghampiri meja Gilang lalu duduk di sebelah Gilang.
"Ini temen SMA ku. Namanya Joy," kata Gilang memperkenalkan Joy pada Ainun.
"Oh. Ainun,"
"Joy. Biasa dipanggil Jojo," kata Joy memperkenalkan diri sambil tersenyum ramah.
"Ainun ini juga reseller Ibuk, Jo," kata Gilang lalu kembali menyuapkan sesendok sop buah ke mulutnya.
"Mmm... Kirain, kamu nemu cewek cantik dimana. Eh, perasaan reseller ibu kamu cantik-cantik ya? Yang tadi itu, terus Mbak Ainun ini," komentar Joy. Ainun hanya tersenyum sambil berusaha menyembunyikan pipinya yang merah.
'Eh? Yang tadi? Siapa?'
"Bisa aja kamu. Yang namanya cewek ya pasti cantik. Kalo ganteng, cowok namanya," kata Gilang.
"Maksud ku cantik yang nggak standar gitu,"
"Emang cantik yang standar gimana? Kan cantik itu relatif. Nggak bisa ada standarnya," kata Gilang.
"Lhoh. Tumben bener,"
"Emang biasanya nggak?"
"Biasanya bener dikit, salah banyak," kata Joy sambil tertawa kecil. Ainun dan Hana hanya mengamati.
"Eh, ngomong-ngomong, kenapa sampe sini? Ada urusan di kampus pusat?" tanya Gilang.
"Lhoh emang kuliah dimana?" tanya Joy, bingung.
"Di kampus yang di Kerten, Mbak," jawab Ainun.
"Ooo~ PGSD?" tanya Joy memastikan. Ainun mengangguk.
"Mau ma..."
"Motornya Ainun mau dipinjem sama temen, Mas. Dia kos di daerah sini, trus minta tolong anterin motornya, gitu," sahut Hana cepat.
"Trus pulangnya gimana?" tanya Gilang cemas.
"Minta jemput Mas Reza," jawab Ainun, berbohong.
"Bareng aku aja," Gilang menawarkan. Hana tersenyum simpul. Rencananya berhasil.
"Eh?"
"Iya. Ntar kita bareng Gilang aja," kata Joy, membuat Hana sedikit kecewa.
'Waduh, gagal rencana,'
"Ntar aku juga nebeng sampe gerbang depan. Kos ku di depan soalnya," lanjut Joy.
'Oh! Aman!'
"Ini Mbak, pesanannya," sela Mas penjual mengantarkan pesanan Hana dan Ainun.
Keduanya kemudian menyantap sop buah mereka untuk menghilangkan dahaga. Ainun melirik Hana yang dengan santai menikmati sop buahnya.
'Hana ngapain sih?'
***
"Makasih ya, Lang!" ucap Joy, begitu turun dari mobil Gilang.
"Yoi. Kapan-kapan meet up lagi ya," ajak Gilang.
"Boleh. Chat aja,"
"Sip. Aku pulang ya,"
"Ati-ati," pesan Joy pada Gilang sambil menunduk ke arah Ainun dan tersenyum.
Ainun masih memikirkan motornya. Sebelum naik mobil Gilang, Hana sudah meyakinkan Ainun bahwa motornya akan aman dan selamat. Entah bagaimana Hana akan membawa dua motor kembali ke kosnya.
'Sudahlah,'
"Harusnya kita tadi nemenin Hana dulu sampe temen kamu dateng," kata Gilang membuyarkan lamunan Ainun.
"Eh? Nggak usah, Mas. Lagian, Hana sendiri nggak mau bikin orang banyak nungguin dia. Tenang aja, dia cewek tangguh kok," kata Ainun menenangkan.
"Kek kamu dong?" kata Gilang yang sukses membuat jantung Ainun berdegup tak karuan.
"Beda, Mas. Kalo Hana itu tangguh secara lahir batin," kata Ainun.
"Emang kamu enggak?" tanya Gilang.
"Kalo batin, insyaallah. Kalo lahir keknya aku enggak," kata Ainun sambil tersenyum.
"Kok bisa?"
"Iya. Hana itu suka kegiatan ekstrem sejak SMA. Pas SMA dia ikut PA, padahal udah nggak dibolehin sama ibunya. Tapi, dia nekat ikut. Naik gunung kemana aja ikut. Abis itu masih ikut karate juga. Dia nggak ada capeknya," cerita Ainun.
"Ooo~ pantes keliatan tomboy gitu. Hijaber tomboy," komentar Gilang sambil tertawa kecil.
"Kamu nggak suka olahraga?" tanya Gilang.
"Suka sih, Mas. Paling cuma renang," jawab Ainun.
"Bagus itu. Sunnah Rosul," puji Gilang. Ainun tersipu.
"Eh, ntar malem ada rapat Pemuda Muhammadiyah. Rencananya aku mau ngajuin kegiatan kemarin itu jadi kegiatan rutin. Aku pake kamu buat jadi guru mapelnya ya? Bisa?" tanya Gilang.
"Boleh, Mas. Insyaallah, bisa. Nanti tinggal dijadwalin aja," kata Ainun.
"Oke. Kan kalo punya rencana, detailnya udah mateng, enak gitu mempresentasikannya. Jadi keliatan meyakinkan gitu," kata Gilang. Ainun hanya manggut-manggut.
"Rencananya aku juga mau ngajak Renata buat jadi guru gambarnya. Keknya kemarin banyak yang punya potensi ke arah seni," kata Gilang, membuat hati Ainun tiba-tiba berat.
'Kenapa harus Renata?'
"Oh iya. Jadi inget. Tadi kan janji mau ngabarin Renata kalo pulang," kata Gilang tiba-tiba, membuat Ainun terkejut.
"Ngabarin?" tanya Ainun.
"Iya. Tadi aku kesini bareng Renata. Ternyata fakultas Joy sama fakultas Renata sebelahan, jadilah aku dianter Renata ke fakultas Joy," kata Gilang sambil sibuk mengusap layar ponsel dan mengemudi.
"Lupa tadi mau ngabarin kalo aku udah mau pulang. Semoga dia nggak nungguin," kata Gilang lebih kepada dirinya sendiri.
Gilang kemudian menepikan mobilnya sebentar, karena ternyata sangat sulit untuk mengoperasikan ponsel sambil mengemudi.
"Halo? Ren, masih di kampus?" tanya Gilang pada Renata lewat panggilan telepon. Ainun melemparkan pandangan keluar jendela. Entah mengapa wajahnya terasa begitu panas.
"Ooo~ ya udah kalo gitu. Kirain masih di kampus. Oke, sip. Ati-ati," kata Gilang lalu menutup panggilan teleponnya.
"Ternyata dia lagi jalan sama temen-temennya. Alhamdulillah kalo dia nggak nunggu. Kasihan. Kita udah hampir setengah jalan ini," kata Gilang pada Ainun. Ainun masih melempar pandangannya keluar jendela.
"Nun, kamu nggak apa-apa?" tanya Gilang yang cemas, Ainun hanya diam saja. Ainun masih terdiam.
"Nun? Atau kamu mabuk perjalanan? Nggak enak badan? Apa kita per..."
"Sebenernya hubungan Mas Gilang dan Mbak Renata itu apa?" tanya Ainun tiba-tiba, masih sambil melihat keluar jendela.
"Eh?" Gilang terkejut.
"Eh?" Ainun menoleh ke arah Gilang yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Ehem... Jalan lagi, Mas," kata Ainun, salah tingkah.
"Eh? Oh! Iya," kata Gilang, lalu kembali melajukan mobilnya ke jalanan menuju pulang.
Ainun kembali memalingkan wajahnya ke jendela sambil memejamkan mata. Lagi-lagi, dirinya tak sadar mengeluarkan apa yang sedang dia pikirkan begitu saja. Ainun merutuki dirinya, merasa bodoh dan malu sekaligus dalam satu waktu.
'Kenapa ini mulut akhir-akhir ini jadi nggak ada remnya sih? Astaghfirullah...'
***
Sedih sih Renata gak sama siapa2 😂
Btw ainun sama rasyid kan ya? Kok gak di jelasin siapa suaminya thor?🤭
• Ainun & Rasyid
• Gilang & Joy (?)
• Renata & Iko (?)
Klo smuanya bahagia dpt pasangan, renata jg dong thor, kasihan masa beneran gabisa nikah karna jd suster 🤔
Waaah apa endingnya gilang bkal sm joy nih thor? 🤣🤭
Btw klo jd suster itu apa bnr2 ga boleh nikah sih?
Masi berharap renata tar bahagia nikah, pengennya sih sm iko.. tp klo gabisa jg munculin tokoh lain thor buat renata..
Kasian masa cm gara2 cintanya ke gilang dia smpe slmanya nutup hati gitu sih
Sampe udh bab segini masi gak suka bgt sm sikapnya gilang!
Apa itu dia "kangen sm renata?" & "merasa kehilangan renata?"
Halah bulshit!
Klo cm anggep temen masa smpe segitunya sih..
Dia psikolog kan ya, hrsnya dulu terapkan sifat pekanya dong, masa dulu smpe gapeka ada 2 cewe yg suka ke dia..
Akhirnya endingnya kyk gini kan.. Dia bkin patah hati renata & ngegantungin kyk jemuran perasaan nya ainun 🤭
sumpah thor ini bab yg paling nyesek bgt 😭😭😥
Semua lbh milih masa depannya masing2 tanpa saling memiliki..
Padahal tdinya berharap endingnya renata & iko sih, tp syg renata lbh milih jd suster 🥹
Males bgt bca yg bagian gilang 😆🤭
Tar stlh ungkapin ke gilang, plis buka sedikit hatinya rena buat iko..
Mnrut ku dia lbh gentlemen..
Klo gilang mah bomat lah endingnya sama siapa. terserah author 🤣🤣
Aku rada sebel sama sikapnya gilang 🤭
Klo aku jd renata mah bkl jwb gini "coba mbak ainun duluan yg ungkapin, aku tar stelah mba ainun" 🤣 Plingan ainun jg gabakal mau ungkapin tuh 🤣 Nyuruh org lain emang pling gampang deh 😂
Emg dikira segampang itu nembak cwo apa 😏
Sebutannya poligami sebelum nikah 🤣
Gregetan bgt deh sama tipe cwo kyk gilang ckck 😏😮💨
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂
Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂
Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅