Surga Cinta Impian

"Sayang, bisa bantuin aku gak? Ini ritsleting nya nyangkut." Tasya nampak kesusahan melepaskan gaun nya sejak tadi. Bahkan hingga Oliver selesai mandi, belum selesai juga perkara gaun yang membalut tubuh indah Tasya.

"Sepertinya kamu punya segudang cara untuk menggoda aku ya, sayang." Oliver menghampiri istrinya dan membantu menarik ritsleting yang menghambat terlepasnya gaun Tasya.

Tasya hanya tersenyum malu. Ia mengerti Oliver sudah menantinya sejak tadi. Dan kini saatnya mereka menikmati malam indah bersama dalam hubungan pasti yang direstui Tuhan.

Tanpa banyak kata, tangan Oliver menyusuri kulit mulus Tasya. Masih dalam posisi Tasya membelakangi nya, Oliver mengecup pelan pundak indah istrinya lalu turun ke punggung cantiknya.

Oliver terus melancarkan aksinya hingga Tasya polos tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Ia membalik tubuh Tasya dan meraup bibir ranum Tasya dengan kecupan pelan yang perlahan berubah semakin rakus dan ganas.

Terbuai dengan kelihaian sang suami memainkan tombol pengatur frekuensi di puncak gundukan kenyal miliknya, Tasya pun meloloskan suara indahnya. Hingga Oliver semakin tidak mampu menahan lebih lama lagi cumbuannya.

Mereka pun beralih ke tempat tidur yang berhiaskan kelopak bunga-bunga bertaburan di sana. Tubuh Tasya terhempas kala Oliver mendorong nya lalu menaiki tubuhnya sembari melepaskan handuk yang melilit pinggang nya usai mandi tadi.

Ia lemparkan asal kain terakhir yang menutupi tubuhnya itu. Kini mereka berdua sama-sama dalam keadaan polos dan saling berlomba menyentuh satu sama lain.

Suasana panas berlangsung cukup lama di kamar yang sebenarnya sejuk. Saling bertukar peluh, mereka terus memacu diri menuju puncak kenikmatan bersama. Suara indah dari keduanya seakan menggema menambah semangat dalam mengarungi samudera kepuasan yang tiada ujungnya.

D3sa han dan er angan sepasang suami istri yang baru merasakan nikmat surga dunia yang satu ini benar-benar tidak ada habisnya. Malam ini, mereka menyatukan diri dan terus mengekplorasi berbagai posisi hingga sama-sama mencapai kepuasan bersama.

Tasya masih merasakan perih di bagian bawahnya, namun suami nya nampaknya masih enggan melepaskan senjata pemberi kenikmatan yang membuatnya meracau beberapa waktu lalu. Oliver masih menikmati kedutan di liang sempit milik istrinya yang membuat candu setiap waktu.

"Terimakasih ya sayang. Love you." Oliver kembali menciumi pundak Tasya seraya mengendusnya pelan memberikan sensasi nyaman.

Posisi Tasya kini membelakangi Oliver sehingga bibir Oliver hanya bisa mengakses bagian punggungnya. Dalam keadaan begini, Oliver masih memainkan gunung kembar sin tal dan kenyal milik Tasya. Belum ada keinginan baginya mengeluarkan senjata nya di bawah sana dari sangkarnya.

"Sayang, istirahat nya udah ya, aku masih mau lagi." rengek Oliver manja di belakang telinga Tasya. Pinggulnya sudah bergerak sedikit perlahan maju mundur memompa milik Tasya di bawah sana.

"Ahhh sayang, kamu kok hhh, gak ada puasnya sihhh?" tanya Tasya sambil menahan d3sa hannya.

"Abis punya kamu enak banget sayanghhh. Rasanya aku gak rela berhenti."

Clap... Clap... Clap... Goy angan Oliver semakin cepat memacu hingga menimbulkan bunyi yang begitu merdu bagi mereka berdua.

Kembali dibuai hingga tak berdaya membuat Tasya pasrah saja dengan semua yang dilakukan Oliver pada tubuh nya. Ia hanya menikmati saja.

Mungkin lain hari baru giliran nya yang berpacu di atas tubuh suaminya. Mempraktekkan apa yang pernah ia pelajari dari video pemersatu cinta hasil selundupan Rachel dan kekasih nya.

Semakin larut malam, d3sa han mereka semakin kuat hingga er angan tak henti nya silih berganti memenuhi kamar pengantin ini. Menjelang pagi, mereka baru berhenti dan benar-benar tumbang pada akhirnya karena kelelahan.