Perfect Sweet Marriage

Lanjuttsss..

***

"Bu.."

"Bu danira"

"yaa" Danira tersentak dari lamunannya setelah berhasil menghubungi aldo lelaki itu juga dengan sigap untuk datang saat ini ia dan aldo duduk di kursi tunggu menunggu hasil pemeriksaan medis diego

"Maaf sudah merepotkan ibu" Ucap diego segan

"Ehh santai aja panggil nama danira saja" Jawab danira pelan

"Kenapa diego jadi seperti itu" Tanya danira

"Ceritanya panjang" Jawab aldo, danira menoleh menatap lelaki itu serius

"Panjang.. Maksudnya" Danira merubah posisi duduknya untuk menghadap aldo

"Hemm.. Mungkin kalau saya ceritakan kamu juga gak akan percaya" Jawab aldo, mendengar hal itu danira tentu saja semakin penasaran

"Maaf kalau lancang tapi, apa boleh saya tahu sedikit saja.." Tanya danira, kali ini Aldo yang mengangkat pandang menatapnya

"Ehh bu-bukan maksud saya, anu tapi.." Ucap danira salah tingkah sembari melambaikan kedua tangannya

"Gak apa-apa, memang menurut saya seharusnya kamu tahu karena ini juga menyangkut anda" Jawab aldo

"Kok saya" Danira menautkan kedua alisnya kebingungan

"Malam itu diego pergi ke bar setelah bertengkar dengan toni keduanya terlibat pertengkaran sengit, diego pergi ke bar dan minum sampai mabuk berat.. paginya pak diego sadar dari mabuk beratnya ia menyadari di apartemen nya anda tidak ada, dia kembali murka dan mencari anda kesana kemari selama seminggu dia terus mencari bahkan ia sampai mengerahkan orang-orang penting kepercayaannya untuk mencari anda.. Namun hasilnya nihil anda tidak ditemukan selama itu diego selalu mabuk-mabukan dan bersikap prustasi saat sedang di bar tiba-tiba saat saya sedang menunggunya seorang wanita datang.. Dia memberikan saya sepucuk surat dan mengatakan jika anda lah yang mengirimkan surat itu, .. Sampai satu hari saya menyerahkan surat yang dititipkan anda pasti tahu betapa murka nya dia kepada saya, setelah membaca surat yang saya sendiripun tidak tahu apa dan hal yang mengejutkan diego menghentikan pencariannya kepada anda dan menerima permintaan kedua orang tuanya untuk menikahi Bella orang yang sempat ingin dijodohkan dengannya...

"Bagaimana kehidupan mereka, apa diego bahagia.." Tanya danira penasaran meskipun ia tidak ingin bertanya tentang hal itu namun rasa penasarannya semakin membuncah didalam benaknya

"Jauh dari harapan, diego memang menerima permintaan kedua orang tuanya namun ia tidak pernah menganggap pernikahan itu ada.. Rumah tangga mereka selalu dihiasi dengan pertengkaran... Bahkan..." Aldo menahan ucapannya ia menatap danira nanar

"Bahkan apa.. Katakan" Mohon danira

"Diego memutuskan untuk menghentikan sementara waktu" Jawab aldo setelah diam cukup lama

"Menghentikan.." danira melirik wajah aldo yang tampak berbicara serius

"..." Aldo menghela nafas setelah membisikan sesuatu kepada danira

"apaa... Bajingan itu benar-benar gila" pekik Danira menutup mulutnya tak percaya

"Itulah kenyataannya.." Jawab aldo

Saat tengah berbincang dengan aldo ponsel danira berdering dan menampilkan nama suster penjaga laura, wanita itu mengatakan jika laura sejak tadi menangis dan ingin bertemu dengan danira, danira melirik jam ditangannya

"Astagaa.." Ucapnya sembari menepuk jidatnya

"Kenapa?" Aldo pun menoleh menatapnya

"Maafkan saya, saya harus pulang saya mohon jangan katakan kepada diego jika kamu bertemu dengan saya.. Saya harus pulang.." Ucap danira

"Mbak.."

"Katakan kepadanya dia harus hidup bahagia dan sehat.. Baru aku bisa tenang " Ucap danira kepada aldo, lelaki itu mengangguk pasrah dan menatap nanar kepergian danira

"Bagaimana dia bisa hidup bahagia, sedangkan puncak kebahagiaan nya adalah dirimu" Bisik batinnya

Setelah danira pergi dari tempat itu aldo memasuki ruang diego lelaki itu nampak masih memejamkan matanya

"Dia sudah pergi" Ucap aldo, diego tampak bergeming ia membuka sedikit matanya

"Dari mana kau tahu aku sudah sadar" Tanya lelaki itu

"Aku melihatmu mengintip tadi" Jawab aldo acuh

"Ahh begitu..?" Diego mengangguk mengerti

"Kenapa kau tidak keluar saja temui dia dan peluk dia" Tanya aldo

"Kau gila, mana mungkin aku keluar dan memeluknya bisa-bisanya kau berpikir aku semurah itu" Protes diego ucapannya membuat aldo tersenyum kulum

"Ayo pulang pak" Aldo membantu memapah diego untuk berjalan

"Do apa kau tidak naksir danira?" Tanya diego bertanya saat aldo membantunya berjalan

"Ada sih pak rasanya sedikit" Jawab aldo acuh

"Lihat saja do aku akan membunuhmu jika aku sudah pulih " Ancam diego, aldo kembali dibuat terkekeh pelan saat mereka keluar dari rumah sakit danira ternyata belum pergi dari tempat itu ia membekap mulutnya saat melihat diego dibantu aldo berjalan menuju mobilnya

"Kenapa kau melakukan itu, kenapa kau menungguku... Aku membencimu diego aku benar-benar benci, kenapa kau buat aku menjadi orang yang sangat jahat, aku sudah benar-benar berusaha melupakan dan tidak memikirkan mu namun aku gagal.. Meski kebersamaan kita hanya sesaat namun aku gagal melupakan selama lima tahun.. Aku benar-benar membencimu.. Aku berharap kau bahagia dengan kepergianku tapi kenapa kau menjadikan dirimu lebih terluka dari diriku... " Ucap danira sembari menangis tersedu-sedu didalam mobilnya

"Doo kenapa dia belum pergi" Diego menyandarkan punggungnya menoleh menatap mobil yang digunakan danira

"Tidak tahu pak, apa kita.."

"Jangan kita pergi saja.. Belum saatnya aku menemuinya" ucap diego, aldo mengangguk setuju dan melajukan mobilnya meninggalkan halaman parkiran rumah sakit

"Hiks..hiks hiks.. A-apa yang ku lakukan, kenapa aku menangiss" danira menyeka air matanya meskipun masih merasa sakit yang teramat dalam hatinya ia pun menyalakan mobilnya dan pergi dari tempat itu untuk pulang menemui putrinya

"Mom maaf saya pulang duluan, laura sudah tidur.."

Danira menghela nafas saat melihat pesan yang ditinggalkan suster laura danira memasuki kamar putrinya setelah selesai membersihkan diri benar saja laura sudah terlelap dengan pulas danira menyibak selimut putrinya dan ikut masuk kedalam meraih laura dan membawanya kedalam pelukannya

"Amii.." Terdengar suara kecil laura

"Yaa sayang ini ami, ayo tidur.." Ajak danira keduanya tidur bersama sampai pagi hari ini danira libur kerja

"Mihh tepati janji mami.." Laura keluar dari kamarnya ia sudah rapi mengenakan dres holiday nya sedangkan danira masih memakai daster lusuh

"Ooo yaa.. Hahaha maaf sayang ami lupa tunggu ya mami akan bersiap-siap"

"Okaay" Ucapnya

"Huaaaa amiiii seruuu bangett" Laura berjingkrak riang saat mereka pergi ke sebuah taman hiburan

"Ayoo miik" Ajaknya sembari menarik tangan danira

Keduanya menghabiskan waktu senggang ditaman bermain itu danira menemani laura bermain gadis kecil itu terlihat sangat menikmati segalanya senyum nya selalu mengembang

"Daniraa"

"Haiii.." Seorang wanita menghampirinya ternyata dia adalah mantan klien danira yang kemarin ia temui

"Heii you disini juga" Tanyanya

"Yaa biasa menemanin anak-anak main jadi kita ikut main juga" jawab danira sembari menjabat tangan wanita itu

"Ehh ra i minta maaf ya soal sikap leira kemarin, gak biasa loh dia seperti itu.."

"Gak apa-apa santai aja.." Jawab danira

"Yaudah have fun yaa byee.." Ucapnya sembari menggandeng kedua putrinya yang sudah remaja, danira tersenyum simpul setidak wanita itu bahagia mendapatkan putrinya meskipun ia gagal mendapatkan kembali suaminya.