Bismillahirrohmanirrohim.
بسم الله الر حمن الر حيم
Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد
KARYA INI SPESIAL UNTUK BULAN RAMADHAN.
MARHABAN YA RAMADHAN SEMUA 💖💖
Hana A'iza Afida seorang gadis yang hidup dalam keluarga kelas menengah, namun disaat semester akhirnya kuliah sang ibu memang sudah lama jatuh sakit kini kian parah dokter mengharuskan ibunya untuk dioprasi sayangnya baik Hana dan bapaknya tidak memilki uang untuk menjalankan oprasi sang ibu.
Hingga ada seorang yang menawarkan uang untuk biaya berobat ibu Hana dengan syarat tertentu. "Saya akan membayar biaya operasi ibumu bahkan sampai sembuh asal kamu mau jadi wanitaku dan tidak boleh bertemu dengan kedua orang tuamu lagi!"
Akankah Hana mengambil tawaran tersebut? Yuk baca kisahnya hanya di noveltoon!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKY!!!
...Bismillahirrohmanirrohim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
Pagi menjelang siang ini hawa di ruang tamu rumah Hana sudah seperti rol coster saja terkadang terlihat suasanan yang santai dan penuh canda tawa tapi tak berselang lama hawa menegangkan pun menyapa detik kemudian suasana berganti dengan rasa penasaran. Terus saja berganti suasanan di dalam rumah itu sampai Sky mengatakan tujuannya membawa keluarga datang ke rumah Hana.
Saat ini Sky sedang menunggu jawaban dari Hana apakah dia akan menerima lamarannya atau tidak, sudah beberapa detik berlalu tapi Hana masih dia membuat Sky tidak tahu harus beraksi seperti apa.
Sky akan menerima semua keputusan Hana, disisi lain dia berharap lamarannya diterima oleh Hana. Ini kali pertama kalinya Sky merasakan perasaan berbeda pada seorang perempuan.
"Jadi bagaimana Nak, apakah kamu menerima lamaran Nak Sky?" Herwin memegang tangan putrinya.
Gadis itu bukannya menjawab tapi semakin menundukkan kepalanya. Herwin dan Nuha tau jika putri mereka sekarang sedang merasa malu pada semua orang. Berbeda dengan pikiran keluarga Sky mereka mengira Hana ingin menolak lamaran ini.
"Hana malu bapak, ibu." Ucap Hana pelan tanpa didengar yang lain kecuali Nuha dan Herwin.
Orang tua jika memahami anak mereka memang tidak pernah salah akan perasaan yang dirasakan. Nuha tahu putrinya berkata jujur dan perkataan jujur itu membuat Nuha tersenyum kearah tamu mereka.
"Mungkin Hana tidak berani menjawab." Ucap Herwin seraya memegang tangan istrinya. Friska sudah pindah tempat duduk disebelah Villan.
"Memangnya kenapa bapak? Apakah saya menakutkan! Betul begitu Hana? Apa karena saya di kantor sering marahi kamu!"
Duk!
"Hus, anak ini yang sopan! Dengar dulu apa kata orang tua Hana."
"Aduh sakit ma!"
Benar, Reta memukul kepala Sky sedikit keras sampai membuat semua keluarga mereka menggeleng pelan tapi juga mentertawakan Sky apalagi kedua adiknya sangat puas melihat kakak mereka dianiaya ibu. Sky sendiri memegangi kepalanya yang dipukul sang ibu.
Selain kaku dan sedikit galak Sky juga ternyata tidak sabaran. Orang tua Hana melihat tingkah calon besan mereka jadi ikut tertawa, mungkin Herwin berpikir tidak salah menerima lamaran Sky, putrinya itu akan berada dalam lingkungan keluarga yang humoris.
"Maafkan cucu saya pak Herwin, silahkan anda lanjut." Ucap Langit, kakek satu itu akhirnya kembali bersuara.
Beliau sangat cocok sekali mengobrol dengan Herwin. "Tidak masalah pak Langit, apakah boleh saya lanjut."
"Silahkan Pak Herwin."
Sebelum kembali bicara Herwin menatap tamunya ramah. "Semua keputusan ada pada putri kami, sebagai orang tua saya dan ibunya Hana akan mendukung keputusan putri semata wayang kami selagi dalam hal baik."
Sejenak Herwin menjeda perkataannya. "Tapi sekarang saya mewakili putri saya untuk menjawab. Apa yang saya katakan nanti adalah keputusan dari putri saya sendiri."
Sungguh Sky sudah tidak sabar mendengar lamarannya diterima tapi apalah daya pria yang rasa penasarannya setinggi langit itu harus bersabar menunggu jawaban apa yang akan diucapkan oleh Herwin.
"Alhamdulillah putri kami, Hana menerima lamaran Nak Sky!"
"Alhamdulillah!"
"Sky!" tegur semua orang tua menatap laki-laki itu tajam, pasalnya dia berseru paling kencang.
"Mas Sky bikin malu saja!" Tambah Friska.
"Tau, sudah tahu sekarang masih di depan calon istri dan mertua jaga dong imagenya mana Sky yang katanya terkenal dingin itu." Kompor Villan menambahkan.
Hana membenarkan perkataan Villan, tapi dia juga bisa melihat sisi lain teman kuliahnya dulu itu yang juga terkenal dingin tapi ternyata jika bersama kakak-kakaknya Villan tidak lebih dari cerewet.
"Namanya juga orang senang apa salahnya! Masa ini aku mau diema aja, kayak nggak pernah muda aja kalian para orang tua. Villan dan Friska kalian berdua juga suka banget ya komporin, mas!"
"Maaf bu Nuha, pak Herwin anak-anak saya memang begitu, tolong terima semua barang yang kami bawa untuk syarat lamaran sekaligus aku akan memakaikan cincin untuk Hana yang dipilih oleh Sky."
"Kenapa tidak Sky saja yang memakaikan cincin dijari-jari Hana, kan yang mau menikah Sky bukan mama!"
"Sky!" Hakim, yang merupakan ayah dari Reta itu menatap sang cucu tajam barulah Sky menelan kasar ludahnya sendiri memang yang paling dia takuti adalah kakek dari ibunya kalau sudah mode serius bisa senggol bacok.
"Hehehe, kakek, Sky bercanda saja kok tidak serius nanti setelah menikah Sky juga bisa memasangkan cincin ditangan Hana sekarang biar mama saja dulu."
Villan dan Friska menuju kantor setelah lamaran kakak mereka diterima sekarang kedua kakak beradik itu menuju kantor dalam pikiran masing-masing.
Apakah gadis itu bisa seperti Hana yang langsung mau dinikahi tidak pacaran lebih dulu, lalu apakah dia punya seorang yang disukai atau tidak! Villan sedang bingung dengan nasibnya sendiri, dia belum memiliki keberanian untuk menemui gadis yang dia sukai.
Sampai tidak sadar Villan mengacak-acak rambutnya sendiri. "Kamu kenapa?"
"Kita sudah sampai mbak?" Bukannya menjawab pertanyaan kakak perempuannya anak bungsu pak Fahri dan bu Reta itu malah baik bertanya.
"Menurutmu, dasar aneh!" Friska pergi meninggalkan Villan masih termenung dalam mobil sambil menatap lurus kedepan entah apa yang dia lihat.
Bebeda dengan Sky masih bertah terdiam di dalam mobil dengan pikiran berkecamuknya, Friska bergegas masuk dalam kantor menuju sebuah ruangan. Gadis itu bukan masuk kedalam ruang kerjanya yang berada disebelah kanan tapi dia menuju ruang kerja yang satu arah dengan ruang kerja kakaknya.
Sampai disebuah ruang kerja yang ada disebelah ruang kerja Sky, Friska masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"Astagfirullah nona Friska, anda mengagetkan saja." Ucap Dito yang fokus dengan banyak pekerjaan tidak menyadari kedatangan Friska.
Dito laki-laki 29 Tahun itu sudah lama bekerja dengan keluarga Sky dan disaat pertama kali Friska melihat laki-laki yang kini menjadi orang kepercayaan kakaknya gadis itu langsung menyukai Dito. Tanpa sepengetahuan keluarganya, dulu Friska masih menyembunyikan rasa sukanya tapi Dito juga rupanya menaru rasa, sekarang Friska tidak akan bersembunyi lagi karena sebentar lagi kakaknya akan menikah.
"Dito, aku mau kita tunangan dan setelah itu menikah! Aku tidak mau tahu kamu harus bilang iya!"
"Astagfirullah." Belum reda rasa kaget Dito, Friska kembali membuat Dito jantungan bukan karena cinta yang sudah ada tapi perkataan Friska membuat Dito tak karuan.
"Apakah Tuan Brian sudah akan menikah?"
"Jangan pura-pura tidak tahu Dito! Bahkan aku tau kamu yang menyiapkan semua barang-barang untuk lamaran mas Sky! kamu sudah tidak menyukaiku lagi!" Friska berlalu dari ruang kerja Dito begitu saja.
"Tuan Brian lamaran?" cengo Dito.
Memang dia membelikan semua barang yang Sky inginkan tapi Dito tidak tahu untuk apa semua barang-barang itu dia hanya melakukan tugasnya saja. Sekarang Friska marah padanya. Dito dan Friska memang tidak pernah pacaran tapi mereka menyadari perasaan masing-masing.