Jejak Si Kupu-kupu Malam

Dari sepengetahuan Yuda, ditempat clubnya berkumpul dengan teman-temannya wanita-wanita disana semuanya adalah wanita penghibur, diluar pekerjaan apapun yang dia lakukan tetap saja mereka juga menjajakan dirinya untuk laki-laki hidung belang yang sering datang ke club itu.

Tapi Yuda juga belum lama melihat Viona bekerja disana, " Apa dia pekerja baru? aku harus mencari tahu kalau tidak pikiranku akan terus memikirkannya." Yuda benar-benar penasaran padahal sejak dulu dia tidak pernah tertarik dengan para pekerja di club itu, entah mengapa wajah Viona terus saja mengganggunya.

"Bastian bisa keruangan saya!"

"Baik pak!" Bastian yang baru saja merevisi sebuah berkas permintaan Yuda segera pergi keruangan bosnya.

"Pak Yuda memanggil saya?" Bastian segera masuk keruangan bosnya setelah Yuda menganggukan kepalanya.

"Bantu saya, cari tahu siapa perempuan yang bekerja di club malam waktu itu!" Bastian nampak terkejut, kenapa Yuda malah menyuruhnya mencari tahu wanita yang malam itu Yuda temui, dia pikir Yuda akan menanyakan berkas yang sedang ia revisi.

"Apa saya tidak salah dengar, maaf pak, saya pikir anda akan menanyakan berkas yang baru saja saya revisi?"

"Lakukan apa yang baru saja saya katakan!"

"Baik, akan saya cari tahu!" Bastian tidak mau menanyakan lebih jauh tentang privasi bosnya, dia segera keluar meninggalkan ruangan itu, dia segera menghubungi beberapa orang yang ia percaya untuk mencari tahu siapa wanita itu.

Sebenarnya Bastian penasaran, apakah bosnya sedang jatuh cinta dengan wanita penghibur yang ia temui waktu itu di club malam. Bahkan sampai-sampai dirinya menyuruhnya untuk mencari informasi tentang wanita itu.

"Pak Yuda memang benar-benar aneh, padahal perempuan diluar sana masih banyak, kenapa dia malah memilih wanita penghibur? Dia tampan dan juga kaya pasti akan mudah mendapatkan wanita baik-baik. Apa kata pak Baskoro nanti kalau beliau tahu?"

**

Malam hari pun tiba....

Seperti biasa Viona sudah berangkat bekerja lebih awal, untung saja kali ini dia mendapat pengganti ojeg yang baru, disana dia sudah disibukan menyiapkan berbagai minuman untuk para pelanggan di club itu

Selama Viona bekerja diclub itu hanya itulah pekerjaannya, dia kerap sekali mendapat pelecehan dari hidung belang yang kadang sering menggodanya, tapi Viona tak pernah menanggapinya.

Mempunyai tubuh yang seksi dengan wajah yang cantik serta rambut yang selalu Viona gerai membuat dia terlihat berbeda dari biasanya, selama bekerja ditempat itu Siska memang mewajibkan semua pekerjanya harus terlihat menarik untuk melayani para pelanggannya.

"Apa dia perempuan yang bos Bastian maksud?" tanya seseorang suruhan Bastian.

"Sepertinya memang dia." jawab salah satu rekannya.

"Selamat malam, apa ada yang bisa saya bantu?" Tasya yang baru saja mendekati mereka langsung mencoba mengeluarkan jurus andalannya.

"Apa kamu tahu, siapa perempuan itu?" Tasya langsung menoleh kearah wanita yang dimaksud dua laki-laki didepannya.

"Oh...dia, dia Viona. Apa kalian tertarik dengannya? aku sarankan jangan mau dengan dia kalau kalian tidak mau terkena akibatnya, dan perlu kalian tahu kalian harus punya uang banyak dulu kalau mau bersamanya, dia itu masih perawan!" bisik Tasya.

"Benarkah?"

"Tapi, dia itu jago bela diri, dia tidak mau disentuh. Mending sama aku, aku lebih cantik dan lebih menarik dari Viona." Tasya mulai memutar badannya menunjukkan keseksiannya.

"Kamu memang cantik, tapi malam ini aku sedang tidak mau bersamamu, tapi lain kali aku akan datang untukmu." Tasya kesal sekali mendengar penolakan dari kedua laki-laki yang baru saja datang keclub itu, baru kali ini dia ditolak laki-laki, padahal semua pelanggan disana sering kali berebut untuk mendapatkannya.

Meta dari jauh langsung tertawa puas melihat Tasya ditolak mentah-mentah oleh seorang pengunjung, Tasya adalah saingan terberatnya diclub itu, dia kerap sekali bermusuhan dengan Tasya hanya karena memperebutkan pelanggan.

''Sepertinya Viona mulai dilirik para pelanggan, lihat saja akan sejauh mana Viona memepertahankan keperawanannya." Tasya langsung pergi dari tempatnya berdiri dia mulai melirik kesal pada Viona yang baru saja melintas di depannya.

Sementara itu orang suruhan Bastian segera melaporkan informasi yang baru saja ia dengar. Dia mengatakan semuanya seperti yang sudah Tasya katakan.

"Baiklah, terimakasih informasinya." Bastian segera mengakhiri panggilan. Dia langsung menghubungi Yuda.

"Halo?"

"Halo pak! apa saya mengganggu anda?"

"Tidak sama sekali, apa kamu sudah mendapatkan informasi?"

"Benar pak!"

"Katakan!" Yuda sudah tidak sabar mendengar laporan dari Bastian.

"Namanya Viona pak! dia jago bela diri, dan dia belum pernah tersentuh, temannya bilang dia masih perawan."

Yuda langsung mengangkat kedua alisnya, dia belum bisa percaya begitu saja dengan laporan Bastian " Apa mungkin? yang aku tahu club itu di penuhi dengan wanita penghibur?"

"Halo pak!"

"Ya, saya masih disini. Terimakasih informasinya!" Yuda segera mematikan panggilannya.

"Ada apa denganku? kenapa mendengar semua yang dikatakan Bastian sudah membuat jantungku berdebar-debar seperti ini, VIONA? nama yang cantik, cantik seperti orangnya. Ya Tuhan apa yang baru saja aku katakan?"

"Tidak bisa seperti ini, aku akan datang ke club dan membuktikan sendiri" Yuda segera meraih jaket serta kunci motornya, dia mulai berjalan menuruni anak tangga.

"Bagaimana dengan papa? aku sudah berjanji tidak akan pergi ke club itu lagi." Yuda berpikir sejenak.

"Hanya kali ini pa, aku janji aku tidak akan datang ketempat itu lagi!" Yuda segera meneruskan langkahnya, pak Baskoro memang belum pulang dari rumah sakit, dia masih dirawat karena kondisinya belum stabil.

Yuda segera membawa motornya menuju ke club tempat biasanya dia menghabiskan waktunya semalaman bersama teman-temannya, kali ini dia sendiri, dia ingin sekali membuktikan sendiri apa benar yang dikatakan Bastian padanya tadi.

Sesampainya di club itu dia langsung disambut oleh Tante Siska, ini kesempatan Yuda untuk bisa bertemu dengan Viona.

"Yuda? tumben sendiri, mana teman-temanmu?" Yuda segera melepas kaca mata hitamnya.

"Aku hanya ingin sendiri, oya, apa aku bisa memesan wanita untuk besok malam?" Siska hampir saja tidak percaya, bukankah Yuda selama ini tidak pernah tertarik dengan wanita disana.

"Apa kamu sudah berubah pikiran?"

"Bisa dibilang begitu?" Yuda berbohong.

"Baiklah, ikut keruanganku!" Yuda mengikuti Siska dari belakang, sedang para wanita disana mulai berbisik-bisik apa malam ini Yuda membutuhkan wanita hingga memesan langsung pada tante Siska.

"Siapa wanita yang ingin kamu pakai?" Siska langsung bertanya.

"Viona!"

"Apa? Viona?" Siska nampak terkejut, kenapa Yuda malah memlih Viona bukan yang lain, masalahnya saja kemarin belum selesai.

"Kenapa? apa dia mahal?"

"Tentu saja, dia masih perawan!"

"Aku mau dia, berapa harganya?" Yuda langsung menanyakan harga Viona pada Siska.

"Tapi, Viona itu?" Siska nampak kebingungan menjelaskannya.

"Kenapa apa ada masalah dengan Viona?"

"Viona baru kemarin membuatku rugi." Siska ragu menceritakan semua, tapi dia juga mulai tergiur dengan uang yang akan dia dapat nanti dari Yuda.

"Maksud tante? rugi? rugi apa? coba jelaskan padaku?" Yuda mulai mendesak.

"Begini, aku akan melepaskan Viona tapi kalau Viona menolak aku hanya mampu mengembalikan separuh uang kamu, bagaimana?"

"Apa yang sebenarnya tante Siska tutupi dariku soal Viona?" Yuda semakin penasaran.

"Baiklah, berapa harganya?" Siska sebenarnya kurang yakin, seperti yang ia lihat Yuda selalu datang ke club itu menggunakan motornya, apa mungkin dia mampu membeli Viona?"

"Lima ratus juta!"

"Baiklah, aku akan membayarnya!" tanpa basa-basi Yuda langsung menyetujuinya.

"Apa kamu yakin? maksud aku?"

"Apa tante meragukanku?" Yuda langsung mengeluarkan cek dari saku bajunya dia segera menulis nominal seperti yang sudah Siska katakan.

"Lima ratus juta, aku mau Viona besok malam!" tangan Siska nampak bergetar menerima cek dari Yuda, dia seperti mimpi tapi dia juga sebenarnya takut kalau nasib Yuda akan sama seperti nasib Ferdian.

"Baiklah!" aku akan siapkan Viona.

"Ingat! jangan sampai Viona tersentuh oleh siapapun!" ancam Yuda.

"Aku akan menjaminnya!" Akhirnya Yuda keluar dari ruangan Siska, dia berjalan keluar meninggalkan club itu, sebenarnya dia ingin sekali bertemu dengan Viona, tapi dia berusa menahan dirinya.

"Bukankah itu Yuda? Viona yang baru saja membawakan minuman ke salah satu pelangganya sempat berhenti melihat kepergian Yuda.