NovelToon NovelToon
Gelora Cinta Sahabatku

Gelora Cinta Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yunita Karim

Kisah dua orang sahabat Mikhail dan Ashenda yang 'laksana bayangan' antara satu dan lainnya tak bisa terpisahkan. Namun orang bijak pernah berkata, tidak akan menjadi sahabat antara laki-laki dan perempuan melainkan akan tumbuh rasa yang lain, karena telah terlanjur merasa nyaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Karim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Ashen Hamil???

Pov. Ashenda Reamurthi

 

.

.

.

Aku bergegas turun sesegera mungkin setelah mandi dan memakai pakaian yang sudah di siapkan untukku. Sebetulnya aku tak terbiasa mengenakan gaun yang terkesan sangat feminin ala-ala putri raja. Berbahan paduan sutra dan tulle hingga terkesan seperti sebuah boneka saja, lengkap dengan aksen layer-layer yang dipenuhi dengan renda.

Tapi aku tak punya pilihan lain, aku bahkan tidak diperkenankan pulang untuk mengambil pakaianku, karena Bu Sofia sudah menyiapkan semuanya untukku sesuai dengan pilihannya.

Saat aku tiba di kamar Mikhail, si tampan itu sudah nampak bersih dan rapi. Ia memang sudah terbiasa bangun pagi sekalipun di hari libur.

Berbeda denganku yang memilih bermalas-malasan di hari libur terlebih jika sedang tidak punya acara ke luar rumah.

" Imut banget ... Gemes" Mikhail mencubit hidungku. Ternyata ibu dan anak mempunyai pemikiran yang sama. Aku pikir Mikhail akan berkomentar negatif tentang penampilanku yang terkesan old style. Tapi ternyata malah sebaliknya.

" Kita breakfast yok. " Mikhail mengajakku turun untuk sarapan.

" Ini baru jam enam lho." Aku agak protes.

" Lho, emangnya kenapa? Gue udah biasa sarapan jam segini" Sahutnya, tanpa mendengarkanku, ia menggandeng tanganku menuju ke bawah.

Sejauh ini aku mencoba mengikuti saja tanpa membantah.

Sesampainya di ruang makan. Kami sudah di nantikan oleh bu Sofia. Entah kenapa aku mulai di hantui perasaan was-was saat melihat wajah wanita itu.

" Kamu cantik sekali dengan gaun ini, nak" wanita itu nampak mengagumi penampilanku, sebisa mungkin aku mengukir senyum demi tak mengecewakannya. Mikhail pun nampak ikut senang melihat ibunya berkomentar positif tentangku.

Selanjutnya kami berdua mengambil tempat berdampingan di sisi kanan tempat duduk bu Sofia. Tak lama kemudian Mbak Lasih muncul diikuti oleh dua rekannya yang bertanggungjawab mengurus urusan dapur.

Satu piring salad buah, satu mangkok cereal yang tak biasa kulihat sebelumnya, dan satu gelas susu almond kini terhidang di hadapanku. Menu yang sama juga untuk Mikhail dan ibunya.

" Lo gak suka cereal muesli?" Mikhail bertanya karena melihat ekspresiku yang tak biasa.

" Ini baik banget buat kesehatan otak, jantung, hati, bahkan kulit. " Ia menjelaskan.

Iya aku pernah membaca artikel tentang cereal muesli yang terdiri dari campuran serpihan gandum utuh, buah-buahan kering serta aneka biji-bijian yang tinggi kandungan protein. Tapi aku tak pernah berpikir untuk mengonsumsinya sekalipun aku tau manfaatnya.

" Nanti juga terbiasa. " Bu Sofia langsung menyela. Ku lihat ia dan putranya tampak begitu menikmati menu sarapan itu.

Aku berusaha bersikap sewajarnya demi tak membuat keruh suasana. Sumpah demi Tuhan aku mulai merasa tak nyaman berada di antara mereka. Namun ku usahakan untuk menghabiskan makananku dalam diam.

Dan tiba saatnya aku harus melakukan hal yang sama sekali tak kusukai. Sejak kecil aku tak terbiasa minum susu, kecuali susu tersebut sudah dalam bentuk olahan dan campuran makanan. Terlebih susu almond ataupun susu kedelai, aku benar-benar tak bisa meminumnya.

Tapi aku tak berani untuk menolak, aku mencoba memaksakan diri, namun baru satu teguk susu itu melewati tenggorokanku. Aku sudah merasakan mual yang luar biasa, semakin kutahan semakin terasa mual dan perutku seolah ingin memuntahkannya kembali.

Hoekk!

Aku mulai mengeluarkan suara yang tak lagi bisa ku tahan. Yang tentu saja menimbulkan reaksi kaget di wajah ibu dan anak itu.

" ### Kamu hamil?" Tiba-tiba bu Sofia langsung mengambil kesimpulan. Aku tak bisa lagi menjawab pertanyaannya karena terburu-buru berlari ke belakang.

.

📌

.

Pov. Mikhail Alferov

.

.

.

" Ma, Ashen itu gak hamil. Dia cuma alergi sama susu almond" Aku mencoba menjelaskan pada Mama demi tak membuat mama berpikir terlalu jauh.

" Ya sekalipun dia hamil itu bagus. Berarti dia orang yang tepat untuk melahirkan anak-anak kamu nanti. Dia anak yang cerdas, dari keluarga baik-baik, dia juga penurut. Kamu jangan sampai lepaskan dia" begitu santainya mama berkata demikian.

Namun ku pastikan Ashen benar-benar tidak sedang hamil walau tanpa pemeriksaan dokter, karena walaupun hubungan kami begitu dekat seolah tak terpisahkan, tapi kami tak pernah melakukan hal sampai sejauh itu.

Meskipun terkadang bisikan-bisikan hina itu datang, tapi masih bisa ku kendalikan diriku dengan baik.

" Mama ngomong apa sih, kami bahkan belum mikirin tentang masa depan hubungan kami. " Sanggahku, karena memang masih terlalu dini untuk membicarakannya.

" Mama gak suka kamu ngomong begitu. Setiap tindakan kamu harus punya kejelasan. Untuk apa kamu menjalin hubungan dengan dia kalo gak punya niat untuk serius. Kamu satu-satunya harapan mama. Kamu jangan anggap sepele omongan mama ini" kini malah mama yang kedengaran ngotot.

" Iya aku tau ma. Aku dan Ashen bakalan serius kalo memang udah waktunya. Mending bahas yang lain dulu deh untuk sekarang" lama-kelamaan aku dibuat pusing oleh ucapan mama. Ku tinggalkan mama yang masih terus saja menggumam.

Aku kembali ke kamar Ashen untuk memastikan ia baik-baik saja. Satu jam yang lalu ia meminta izin untuk tidur karena tubuhnya lemas akibat terlalu banyak muntah-muntah. Tapi dokter sudah memastikan kalau ia baik-baik saja.

Entah ia baru bangun atau memang tidak tidur sama sekali, saat ku temui Ashen sedang menyepi di balkon.

Ku peluk tubuh mungilnya dari belakang. Ia sedikit kaget, tapi selanjutnya tenang dan diam tanpa suara.

" Udah baikan?" Bisikku di sisi kupingnya. Ia diam saja seolah tak mendengarku. Ku sibakkan rambut panjangnya ke satu sisi saja sehingga dapat ku lihat tengkuknya yang mulus menggoda itu.

Namun ia segera menarik dirinya menjauh saat k*cupan bibirku mendarat di sana. Entah karena merasa kegelian atau sengaja menghindariku. Namun penolakannya justru membuat terbit penasaran di dalam benakku. Dalam hitungan detik tubuh mungilnya berhasil kukuasai lalu kugendong kembali ke dalam. Ku baringkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya sudah lama sekali kami tak melepas rindu seperti ini. Tapi lagi-lagi ia bereaksi seperti menghindariku.

" Ada apa shen?" Tanyaku yang mulai diliputi kekhawatiran.

" Gue mau pulang" cetusnya kemudian.

Sejenak aku tertegun bingung. Di tengah suasana romantis nan hangat yang berusaha aku ciptakan ia tiba-tiba minta pulang. Aku menghela nafas panjang. Beranjak darinya, mengatur nafas demi tutupi rasa kecewaku.

" Oke. Gue anterin ya." aku setuju akhirnya meski terasa berat. Aku berusaha berpikiran positif saja, mungkin ia sedang tidak mood karena sedang sakit. Aku saja yang terlalu terbawa suasana hingga tak memikirkan kondisinya.

" Tapi gue mau tidur di rumah." pintanya dengan tatapan memelas. Aku membuang nafas kesal ku ke sisi lain demi tak menampakkannya di hadapan Ashen.

" Lo gak betah disini?" Aku curiga. Tentu aku tak habis pikir bagaimana mungkin ia mau menghindariku. Bukankah selalu berdekatan satu sama lain adalah keinginan kami selama ini. Tapi sekali lagi, aku tak mau melukai hatinya dengan memaksakan keinginanku. Sikap diam nya membuatku sungguh tak berdaya. Sebisa mungkin aku harus menekan egoku dalam-dalam.

Aku mengantarnya pulang meskipun mama sempat menghalangi. Bagaimanapun kecewanya aku, tetap ku perlihatkan sikap manis di hadapannya.

Di rumahnya aku disambut dengan sangat baik. Meskipun melarang Ashen pergi, tapi mama masih sempat mengirim buah tangan untuk keluarga Ashen.

Namun aku segera berpamitan setelah ngobrol sebentar dengan ibunya. Ku tolak dengan halus tawarannya untuk membuatkanku minuman.

.

.

.

YuKa/ 140324

1
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim: iyaa 🥰
Deni Saputra: maaf ya/Silent/
total 2 replies
Deni Saputra
mantap ni ceritanya🤭
Yunita Karim
makasih😀
Deni Saputra
serunya
Deni Saputra
klau istriku enggak marah tapi istriku cari peganti diriku😭
Yunita Karim: Ya kan kalo sama2 suka ngapain dipertahankan😛
total 1 replies
Deni Saputra
menarik bangat ceritanya😍😍😍
Yunita Karim: thanks🥰
total 1 replies
Deni Saputra
siip
Deni Saputra
keren ni😘🥰
Deni Saputra
seru banget ceritanya 😍😘
Deni Saputra
seru
Deni Saputra
next/Drool/
Yunita Karim
🔥
Yunita Karim
Makasih supportnya kka🙏😍
Shoot2Kill
Karakternya juara banget. 🏆
Yunita Karim: Makasih kka 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!