NovelToon NovelToon
Menembus Puncak Bela Diri

Menembus Puncak Bela Diri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Murid Genius / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichwan Fzn

Hang Jihan, seorang anak jenius dari keluarga sederhana, lebih memilih fokus pada pekerjaannya dan membantu sang ibu yang terserang penyakit. Dunianya yang tenang berubah ketika ia mendengar tentang pil ajaib yang konon dapat menyembuhkan penyakit sang ibu.

Tekadnya untuk menyelamatkan sang ibu menyeretnya ke dalam dunia bela diri yang penuh bahaya. Di sana, bakat terpendamnya bangkit, menunjukkan bahwa dia dilahirkan untuk kebesaran.

Namun, perjalanannya tak mudah. Rintangan tak terduga menghadangnya. Diperkuat oleh harapan sang ibu, Hang Jihan bertekad untuk menjadi kuat, mendaki puncak, dan kembali sebagai orang yang bisa dibanggakan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichwan Fzn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Yang Melelahkan

Catatan: Karena adanya revisi dan penyesuaian alur cerita, jika anda adalah pembaca lama akan lebih baik baca bab sebelum ini (Rapat Rahasia Paviliun Suci) karena ada beberapa fakta baru dan info penting untuk kelanjutan cerita.

***

Langit malam yang sebelumnya terselimuti oleh kegelapan, kini dihiasi garis-garis cahaya di ufuk timur. Satu per satu, bintang-bintang mulai memudar, digantikan oleh sinar mentari yang memancarkan cahayanya dengan lembut. Angin pagi yang sejuk membawa aroma tanah gambut dan bunga-bunga yang mekar, menandakan dimulainya hari yang baru.

Di tengah lereng Gunung, Hang Jihan berjalan dengan tersendat-sendat. Kelopak matanya menghitam, menandakan kelelahan yang luar biasa. Latihan semalaman yang melelahkan membuatnya tak mampu beristirahat, dan kini keadaannya tampak memprihatinkan. Tenaganya telah habis dan tubuhnya lemas, bahkan langkah kakinya terasa goyah saat dia melangkah. Satu-satunya tujuan Hang Jihan kini adalah kembali ke gedung luar Sekte Pedang Awan.

Meskipun tubuhnya terasa lemas, Hang Jihan tetap melangkah maju, mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan dari Seniornya. Kesulitan yang dihadapinya akan berkali-kali lipat lebih besar dengan kondisinya saat ini. Fakta bahwa lawannya adalah salah satu murid dalam daftar peringkat di Gedung Luar semakin memperkuat keraguan di wajah Hang Jihan.

"Uhuk... Nenek Beruang, Guru benar-benar gila!" gumam Hang Jihan.

Pikiran orang tua itu masih membuatnya bingung. Bagaimana mungkin dia memiliki peluang menang dalam kondisinya sekarang? Bukankah itu sama seperti lelucon yang kejam?

Tenggelam dalam frustasi, Hang Jihan melangkah maju tanpa sadar; di hadapannya, terbentang sebuah gerbang megah yang merupakan pintu masuk ke Gedung Luar Sekte Pedang Awan. Langkahnya terhenti saat dua penjaga tegap dengan ekspresi khawatir bertanya tentang kepergiannya.

"Junior Hang? Darimana kamu selama ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya salah satu penjaga, rasa penasaran tergambar jelas di wajah mereka setelah melihat kondisi Hang Jihan yang tampak menyedihkan.

Kekhawatiran yang tersirat oleh keduanya terasa menggelayuti udara, seolah-olah ada beban besar yang melayang di antara mereka, menuntut untuk diungkapkan. Kedua penjaga mengetahui bahwa Hang Jihan telah pergi ke aula kitab, namun kepergiannya beberapa hari terakhir membuat mereka penasaran tentang apa yang dialaminya akhir-akhir ini.

"Junior?" ucapnya sekali lagi setelah beberapa detik berlalu tanpa adanya respon.

Sementara itu, Hang Jihan masih menundukkan kepalanya dengan lesu, tenggelam dalam kelelahan yang masih menyelimutinya. Merasa bahwa situasi ini sungguh menjengkelkan, ia pun membuka mulutnya dengan perlahan.

"Maaf, senior.... Saat ini aku sungguh lelah untuk menjelaskan apa yang terjadi, jadi bisakah senior membiarkanku masuk? Aku harus segera memulihkan diri untuk menjawab tantangan dari senior Nie Rong pada sore hari nanti."

Mendengar jawaban Hang Jihan, kedua penjaga saling menatap dengan pengertian, menyadari kondisinya yang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan mereka. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, keduanya mempersilahkan Hang Jihan untuk masuk.

"Terimakasih atas pengertian senior" kata Hang Jihan sambil melanjutkan langkahnya yang gontai menuju asrama murid untuk memulihkan diri. Sementara itu, kedua penjaga hanya bisa menatap kepergiannya dengan heran.

Kehadiran kembali Hang Jihan menarik perhatian seluruh murid. Langkah mantapnya di tengah lapangan latihan memancing pertanyaan dari murid-murid yang sedang berlatih, mengenai kepergiannya selama beberapa hari terakhir.

Spekulasi liar mewarnai benak para murid, membangkitkan kecurigaan mendalam terhadap sosok jenius yang baru saja muncul. Ketidakpercayaan alami mereka semakin diperkuat oleh keterkejutan atas kemunculannya. Hanya segelintir orang yang mengetahui kepergian Hang Jihan ke aula kitab, termasuk tetua Ha Jun dan penjaga gerbang. Hal ini merupakan hasil dari permintaan privasi Hang Jihan agar dia dapat fokus sepenuhnya dalam latihannya mendalami jalan pedang.

Terlepas dari spekulasi yang beredar, Hang Jihan tampak acuh tak acuh. Dia terus melangkah tanpa memperdulikan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Baginya, menghilangkan keraguan orang lain adalah hal yang sia-sia karena mereka akan terus membuat asumsi baru yang bahkan tidak relevan dengan kenyataan. Dia tidak ingin membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak penting seperti itu, karena fokusnya saat ini adalah memulihkan kondisinya, bahkan jika itu hanya sedikit.

Disisi lain, Nie Rong yang melihat langkah Hang Jihan dari tempat latihan, hanya bisa mengutuknya dalam hati.

"Hmphh, entah kenapa bocah ini menjadi begitu sombong!" gumam Nie Rong dengan jengkel, nadanya menjadi lebih serius saat ia melanjutkan, "Lihat saja nanti, aku akan memberinya pelajaran!"

Reaksi serupa juga terjadi pada Tetua Ha Jun yang mengamatinya; dia hanya bisa menghela nafas panjang melihat kondisi menyedihkan Hang Jihan. Dia menyadari bahwa ini adalah ulah orang tua itu. Rasa penasaran juga menyelimutinya saat memikirkan apakah tetua Jing yang tertutup dapat menerima Hang Jihan sebagai muridnya.

"Orang tua bau, tampaknya kau telah menemukan sesuatu yang seharusnya kau dapatkan. Kejadian lima tahun lalu membuat sebagian dari kita merasa kehilangan" Ekspresi tetua Ha Jun menjadi sedih saat melanjutkan kalimatnya, "...terutama saat memikirkan kematian sahabat kita, Tetua Agung Tian San."

Tetua Ha Jun mengamati langkah Hang Jihan yang semakin menjauh menuju asrama murid, sebelum akhirnya ia kembali fokus pada pelatihan para murid yang sempat teralihkan oleh kehadiran Hang Jihan.

"Baiklah, karena kalian kehilangan fokus, aku akan meningkatkan beban latihan kalian menjadi dua kali lipat!" tegas Tetua Ha Jun.

Para murid yang mendengar ini pun tak bisa menahan keterkejutannya. Makian dan kutukan mulai terlontar pada Hang Jihan, tak terkecuali oleh senior Nie Rong. Sementara murid yang berada di pihak Hang Jihan, seperti Lin Yan dan Fang Shiyu, hanya bisa menghela nafas panjang.

Sementara itu, di asrama murid, tanpa ragu, Hang Jihan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang lembut, menemukan kedamaian di tengah jurang kekalahan yang sedang dialaminya. Bagai mencari air di tengah gurun pasir, momen ini terasa seperti surga, melupakan sejenak masalah yang tengah dihadapinya.

"Fiuh, akhirnya aku bisa bersantai sejenak setelah mengalami hari-hari yang melelahkan. Sepertinya mata air ajaib itu, meskipun bisa meregenerasi sel dengan cepat, namun tidak dapat memulihkan stamina." Gumam Hang Jihan, ia pun masih menelusuri efek yang diterima setelah dirinya memurnikan mata air ajaib surga dan bumi.

Tak ingin lagi membuang waktu, Hang Jihan kemudian mengambil posisi duduk serupa bunga lotus. Dia harus memulihkan dirinya secepat mungkin. Namun, masih ada hal penting yang menunggu: menjawab tantangan dari senior Nie Rong. Perlahan, Hang Jihan memejamkan matanya, mencari kedamaian setelah apa yang baru saja dialaminya. Pencerahan dan latihannya dalam mengarungi jalan pedang menjadi katalisator untuk penerobosan yang semakin dekat.

Sementara itu, di lautan primordial, energi mulai mengamuk, membentuk badai yang merekonstruksi salah satu kristalnya. Proses itu berlanjut hingga beberapa jam telah berlalu, matahari perlahan meninggi dan kini berada di garis khatulistiwa, menandakan kedatangan sore hari.

Sementara itu, Hang Jihan membuka matanya. Seketika, gelombang fluktuasi energi menyebar di seluruh ruangan, menandakan keberhasilannya dalam penerobosan. Tubuhnya yang diselimuti oleh aura emas seolah memancarkan kekuatan yang tak terbatas, mengisyaratkan kedalaman pengetahuan dan keterampilan yang telah diperolehnya dalam perjalanan latihan yang panjang dan melelahkan. Kini dia berada di ranah pemurnian tubuh tingkat delapan.

Namun, ada ketidakpuasan yang terukir di wajah Hang Jihan; fakta bahwa ia hanya naik satu tingkat membuatnya merasa tidak adil dengan perjuangan yang telah dilaluinya.

"Nenek beruang, entah mengapa semakin tinggi ranah yang aku capai, rasanya semakin sulit untuk menerobos beberapa tingkat sekaligus."

Tidak ingin ambil pusing, Hang Jihan berdiri, bangkit dari posisinya. Sedikit rasa lelah masih menyelimuti tubuhnya, namun tekadnya untuk mengalahkan senior Nie Rong tidak pernah pudar. Tanpa keraguan, Hang Jihan melangkah keluar dari asrama murid, disambut oleh cahaya jingga keemasan yang memancar bersamaan dengan langkahnya yang penuh tekad.

"Senior Nie Rong, biarlah Jihan tunjukkan padamu jika berani menantang dan meremehkan junior ini!"

1
Embun Pagi
lanjut
Jatmiko
/Smile//Smile/
Uju Edi
lanjut
Ichwanfzn: siap kak ditunggu ya
total 1 replies
DownBaby
akhirnya up min, Pertemuan pertama yang berkesan antara Hang Jihan dan Zhuo Yifan, dan dimasa depan mereka akan bertarung sepertinya
Ichwanfzn: sepertinya ya
total 1 replies
Embun Pagi
mntap
Sofandsyah
dasar kamprwet....MC kok kalaaah muluuu.... kenapa gak di mampusin ajaaah. lalu di buang di got.
harusnya sebagai MC.... ilmunya di perdalam dulu... yaah kalo kalah sekali kali ya ndak papa... laaah ini, mc kalah muluuu.... hanya mengandalkan nasib baik di tolong orang lain....bener2 naif. gak menarik babarblaaas.
Sofandsyah
kenapa saat di gua misterius tdk berkultivasi dulu u/ menaikkan level kultivasinya.....?
Embun Pagi
mantap Thor, paling ditunggu karyanya
Ichwanfzn: terimakasih atas pujian senior!
total 1 replies
azizan zizan
hmmm...ini yang menyebabkan kebanyakkan pembaca jadi muak belom apa2 udah mau tunjuk hero aduhhh... maaf Thor novel mu terpaksa aku buang dari rak bacaku...
Ichwanfzn: Silahkan, lagipula faktor mc masihlah anak-anak yang masih harus bertahap yang baru masuk dunia bela diri, kedepannya bakal ada perubahan sikap dari mc juga kok, dia bakal belajar seiring berjalannya chapter.
total 1 replies
DownBaby
Ada maksud tersembunyi ini
Ummy Kulsum
lanjut thor
Embun Pagi
lanjut
DownBaby
Coba tebak obsesi Jihan terhadap ibunya apakah sebuah berkah atau justru kutukan
Pasaribu Hengky
siapakah nenek beruang itu yang selalu disebut Hang Jihan ?
Ichwanfzn: kata-kata umpatan, seperti "sialan, brengs*k, dll, sebagai ciri khas. tapi tidak menutup kemungkinan kalo author bkl singgung mengenai sosok nenek beruang ini di masa depan.
total 1 replies
Embun Pagi
akhirnya setelah 25 bab menghabiskan waktu perjalanannya Hang Jihan sampai ke sekte, kira-kira butuh berapa bab ya untuk menghabiskan waktu di sekte ini?
DownBaby
manggil nya Terbalik wkwk
Zoelf 212 🛡⚡🔱
letoy
Ichwanfzn: Cukup wajar karena lawannya berada di tingkat yang lebih tinggi dari kultivasinya saat ini, setiap ranah kultivasi di novel ini memiliki jurang perbedaan yang dalam. bahkan jika itu hanya satu tingkat makanya itu Shi Bai mengatakan, bahkan jika Hang Jihan adalah orang terkuat diranah pemurnian tubuh, itu tidak bisa mengalahkan binatang Roh nya yang setara ahli di ranah peleburan jiwa.
total 1 replies
꧁SNA ⋆⃟
aku mampir, jangan lupa mampir juga ya
DownBaby
Tidak bisa dipungkiri, dalam pemurnian Hang Jihan terhadap Mata air abadi surga dan bumi, memang ada keanehan. aplagi mengingat dia masih muda dan baru masuk dunia kultivasi, bahkan menurut perkataan Zhuo Yifan di bab sebelumnya itu terbilang mustahil, sebagai penikmat fantasi timur ada beberapa kemungkinan.

1. Ada sosok kuat yang membantunya.
2. latar belakang Hang Jihan yang tidak biasa, meski dia tidak mengetahuinya
3. kekuatan dari doa atau harapan ibu pada bab sebelumnya.
4.faktor lain.

dan itu aja teori dari saya hehe
Ichwanfzn: keren bang hehe analisis yang cukup lengkap
total 1 replies
Embun Pagi
Akhirnya ningkat juga kultivasinya... dan kelompok kalajengking hitam sepertinya akan menjadi bahan percobaan dari kekuatannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!