Kisah gadis bernama Li Mei adalah putri raja dari Zheng-mi goo yang dikutuk memiliki umur panjang karena dituduh membakar istana selir ayahnya, dia melintasi waktu dari kejaran pengawal istana yang ingin menangkapnya sehingga Li Mei mengalami amnesia karena kecelakaan yang tak terduga. Dan bertemu Shaiming yang menjadi tunangannya.
Mampukah Shaiming membantu Li Mei mengingat semuanya, akankah ingatan Li Mei kembali ? Dan apakah mereka akan bersama dan bahagia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 SUASANA DI TEMPAT OPERA KECIL
Kostum buatan Leyu sangat menarik perhatian Li Mei.
Terutama kostum khusus wanita yang terlihat indah sekali, sebuah gaun panjang putih dengan atasan merah memikat hati Li Mei.
Li Mei bergegas mendekat ke arah kotak kardus-kardus yang dibawa oleh Leyu ke tempat opera.
Diambilnya gaun panjang tersebut dari atas kotak kardus kemudian diperhatikannya dengan penuh perhatian.
Berulangkali Li Mei menempelkan gaun tersebut ke arah badannya, rasa tertarik untuk mencobanya sangat besar hingga tanpa dia sadari Shaiming memperhatikan ke arah Li Mei.
"Apakah kamu ingin mencobanya ?" tanya Shaiming.
"Iya... Apa boleh ?" sahut Li Mei.
"Tentu saja kamu boleh mencoba gaun itu, cobalah kamu pergi ke tempat ganti di sudut ruangan sana !" kata Shiaming.
Li Mei memutar badannya cepat, menghadap lurus ke arah tempat yang ditunjukkan oleh Shaiming.
"Ada sebuah ruang kecil di sudut ruangan ini, ditutupi oleh tirai kain dan kamu bisa masuk kesana", lanjut Shaiming.
"Ya, aku mengerti...", sahut Li Mei.
"Pergilah kesana !" kata Shaiming.
"Baiklah, aku akan kesana", sahut Li Mei.
Li Mei segera berjalan menuju ke sudut ruangan kamar yang ada di tempat latihan opera ini lalu berlari cepat karena ingin segera mencoba gaun panjang khusus opera itu.
Sret !
Li Mei menyibakkan tirai yang menghalangi ruangan kecil yang menjadi tempat ganti lalu dia melangkah masuk.
Tap... !
Tap... !
Tap... !
Langkah kecil Li Mei menggema pelan di sekitar ruangan ketika dia memasuki ruangan ganti. Dengan cepatnya Li Mei mengganti pakaiannya yang sekarang dengan gaun panjang khusus opera yang ada di tangannya.
SRET... !?
Pandangan Li Mei tertegun langsung saat dia memandangi dirinya sendiri di depan cermin.
Pantulan penampilan Li Mei sungguh berbeda dengan penampilannya yang sebelumnya, kali ini dia tampak berbeda sekali dan sangat menarik.
Li Mei tersipu malu saat memandangi dirinya di dalam cermin.
Ditepuknya pelan kedua pipi ranumnya yang bersemu merah lalu tertawa ceria di hadapan cermin.
"Sebaiknya kamu juga mengganti riasan wajahmu supaya penampilanmu semakin sempurna", ucap Shaiming.
DEGH !
Jatung Li Mei mendadak berdetak cepatnya ketika dia mendengar suara seorang laki-laki di ruangan ganti.
Li Mei langsung menolehkan pandangannya ke arah datangnya suara itu.
Tampak Shaiming telah berdiri sambil bersandar di dekat arah masuk seraya melipat kedua tangannya ke depan dadanya.
Dipandanginya Li Mei dengan penuh perhatian serta rasa takjub saat melihat kecantikan Li Mei dalam balutan gaun panjang khusus opera buatan Leyu.
"Shaiming...", ucap Li Mei terkejut.
"Kau sangat cantik, Li Mei", kata Shaiming.
"Kenapa kamu kemari ?" tanya Li Mei gugup.
"Aku tertarik saja untuk segera melihatmu berganti pakaian dan aku tidak sabar harus menunggu mu", sahut Shaiming.
"Tapi !? Apa kata yang lainnya !?" ucap Li Mei sedikit panik.
"Kita sudah bertunangan, tentu hal itu tidak akan mereka permasalahkan jika aku berdua saja denganmu karena kamu tunanganku, Li Mei", sahut Shaiming.
"Oh... !?" gumam Li Mei lirih.
"Sekarang, sebaiknya kita keluar ! Dan kita tunjukkan penampilanmu pada semua anggota opera", lanjut Shaiming.
"Ta--tapi...", ucap Li Mei ragu-ragu.
Shaiming menarik tangan Li Mei, mereka segera melangkah keluar dari dalam ruangan ganti.
Keduanya berjalan menuju ke arah tengah-tengah tempat latihan opera kemudian Shaiming menghentikan laju langkahnya.
Mereka berdiri sambil memandangi anggota opera lainnya yang berada di ruangan latihan opera.
"Wow !? Kau cantik sekali, Li Mei !!!" puji Leyu.
Ketika dia melihat Li Mei dalam balutan busana opera.
"Bagaimana menurutmu dia ?" tanya Shaiming.
"Sangat cantik tunanganmu itu, Shaiming !" sahut Leyu seraya bertepuk tangan.
PLOK... ! PLOK... ! PLOK...!
"Cantik ! Cantik ! Cantik, Li Mei !" teriak Yelu dari tempatnya bersandar di bawah.
"Jangan berlebihan, nanti Shaiming marah dan cemburu !" ucap Hao Yu.
"Hai, Shaiming ! Kau beruntung sekali memiliki seorang tunangan yang cantik bagaikan bidadari kahyangan seperti Li Mei !" seru Yelu.
Shiming tertawa renyah seraya melambaikan tangannya lalu berkata.
"Terimakasih, Yelu ! Atas pujiannya, aku sangat tersanjung dengan pujianmu itu, terimakasih...", ucapnya.
"Wah... ! Wah... ! Wah... ! Kita punya pemeran utama yang dapat kita idolakan untuk opera kecil ini, seharusnya kita adakan syukuran besar", kata Leyu.
"Benar, Leyu... Kau benar sekali, seharusnya kita rayakan hal istimewa ini sebagai awal kemajuan opera kecil kita" sahut Hao Yu.
"Akhirnya kamu ikut setuju, Hao Yu", ucap Yelu.
"Kalau masalah traktiran makan maka aku akan mendukung seratus persen !" kata Hao Yu.
"Siapa yang akan mentraktirmu ???" tanya Yelu sambil mengangkat kedua alisnya ke atas.
"Tentunya bukan dirimu karena aku sangat sadar bahwa kamu tidak memiliki kantung emas untuk mentraktir", sahut Hao Yu.
"Sembarangan saja kalau bicara, aku masih menyimpan kotak berisi penuh emas saat kita kemari", kata Yelu.
"Dimana kau menyimpannya ? Aku lihat selama ini kamu selalu berhemat bahkan setiap hari, aku melihatmu meminum air saja", ucap Hao Yu.
"Apa perlunya aku memberitahukan semuanya padamu !?" sahut Yelu.
"Yah, baiklah, terserah kepadamu saja...", ucap Hao Yu.
Genji hanya duduk terdiam saat melihat Li Mei dan Shaiming sambil mendengarkan arah pembicaraan teman-teman operanya yang menanggapi perubahan penampilan Li Mei saat ini.
Tampak Shaiming menoleh ke arah Genji lalu berkata pada Genji.
"Genji, bisakah kamu membantuku untuk merias penampilan Li Mei agar terlihat semakin sempurna", kata Shaiming.
"Ya, tentu saja, aku akan membantumu", sahut Genji.
Genji melompat turun dari atas kursinya duduk kemudian berjalan menghampiri Li Mei yang mengenakan busana opera.
"Duduklah di sana, Li Mei !" ucap Genji seraya menunjuk ke arah kursi.
"Ya, Genji...", sahut Li Mei.
Li Mei melenggang pelan ke arah kursi yang ditunjukkan oleh Genji kemudian dia duduk di sana.
SRET... !
Li Mei bersandar dengan pandangan terarah lurus ke depan.
Disusul oleh Genji yang berjalan ke arahnya kemudian wanita itu berteriak memanggil Yelu.
"Hai, Yelu ! Tolong ambilkan perlengkapan rias untuk opera !" perintahnya kepada Yelu.
Terlihat Yelu langsung beranjak berdiri setelah mendengar perintah Genji lalu dia berlari cepat ke arah lemari panjang yang menempel di dinding ruangan latihan opera.
Tergesa-gesa Yelu mengambil sebuah kotak rias dari dalam lemari kemudian dia bergegas cepat menghampiri Genji seraya menyerahkan kotak tersebut.
"Terimakasih...", ucap Genji.
CETEK... !
Genji menyalakan rokok di tangannya dengan korek api lalu mengisapnya dalam-dalam rokok miliknya.
"Ssshhh... Hufh... !"
Dihembuskannya asap rokok yang tebal dari dalam mulutnya ke arah atas kemudian dia selipkan rokok di sudut bibirnya.
CTAK... !
Lantas Genji membuka tutup kotak rias dengan cepatnya sembari dia mengeluarkan perlengkapan rias dari dalam kotak.
"Sekarang aku akan memulai merias wajahmu, Li Mei", ucap Genji di sela-sela asap rokonya yang berhembus tebal.
"Ya, Genji", sahut Li Mei dengan anggukkan kepala cepat.
Genji mulai terlihat serius saat dia hendak merias wajah Li Mei, tak lupa dia sematkan kain di sekitar badan Li Mei supaya busana opera yang dikenakannya tidak terkena noda kosmetik.
"Maaf, aku harus memakaikan kain penutup ini ke tubuhmu supaya tidak mengotori gaun yang kamu pakai", kata Genji.
"Aku mengerti, Genji", sahut Li Mei.
"Ya, ya, ya... Mari kita mulai acara meriasnya sekarang... !" ucap Genji.
Genji mengambil wadah foundation untuk dasar riasan wajah Li Mei dan mulai terlihat sibuk merias wajah dengan seriusnya.