Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARUS BISA BERTAHAN
Seth kembali ke Mansion Martin dengan sebuah amplop di tangannya. Martin Luca memang memiliki mansion sendiri yang berbeda dari kedua orang tuanya. Mansion tersebut memiliki jarak yang lebih dekat ke perusahaan Luca.
“Tuan,” sapa Seth dengan hasil test DNA di tangannya.
“Cepat berikan padaku!” kata Martin tidak sabar.
Seth memberikan amplop tersebut dan Martin mengambilnya dengan cepat. Dengan tak sabar ia membukanya dan membacanya.
“Sembilan puluh sembilan koma sembilan persen,” kata Martin dengan senyum di wajahnya, “sudah kukatakan bahwa aku tak akan salah. Alina adalah benar-benar adikku. Seth, dia adikku! Kita menemukannya!”
Martin merasa senang sekali. Ia tak sabar untuk mengatakan ini pada Alina dan memberi kejutan pada kedua orang tuanya.
“Kamu boleh pergi, Seth. Istirahatlah dulu hingga besok. Aku memberimu libur,” kata Martin.
“Benarkah?” tanya Seth tak percaya.
“Cepat sana! Atau aku akan menariknya lagi.”
“Eh jangan, Tuan. Aku akan pergi sekarang dan aku ucapkan selamat untukmu, Tuan.”
“Thank you, Seth!”
Martin bergegas naik ke lantai atas di mana kamar tidur Alina berada. Martin sangat berharap Alina juga merasa senang dengan hal ini.
“Al! Al, aku membawa sesuatu untukmu.”
Wajah Martin tampak berseri saat pintu kamar tidur itu terbuka dan menampakkan sosok Alina.
“Lihatlah apa yang kubawa,” Martin mengangkat sebuah amplop di tangan kanannya.
Martin masuk ke dalam kamar tidur dan melihat bahwa Zach sedang tertidur. Ia menggenggam tangan Alina lalu membawanyake arah sofa.
“Bukalah,” kata Martin.
Alina menerima amplop tersebut lalu membukanya. Setelah membaca hingga ke bawah, ia mengangkat wajahnya dan menatap Martin.
“Kamu adalah adikku, Al. Akhirnya aku menemukanmu!” Martin langsung meraih tubuh Alina lalu memeluknya erat.
Alina terdiam, tubuhnya terasa kaku
Aku adalah adik seorang Martin Luca? Aku anggota Keluarga Luca? Tapi … Mom Flo. - batin Alina. Pikirannya masih bingung dan terasa kacau.
“Kamu tak percaya, Al?” tanya Martin.
Alina menatap wajah Martin, “Bagaimana aku bisa tak percaya jika buktinya sudah ada di tanganku. Hanya saja … bagaimana aku bisa bersama Mom Flo sejak kecil?”
“Kita akan menemuinya nanti dan memintanya menjelaskan semuanya. Sekarang aku ingin kamu bersiap untuk menemui kedua orang tua kita. Mereka pasti akan senang sekali bertemu denganmu,” kata Martin.
“Tapi …,” tatapan mata Alina mengarah pada Zach dan Martin tahu apa maksudnya.
“Jangan kuatir, Dad dan Mom akan sangat senang memiliki cucu, apalagi setampan dan menggemaskan seperti Zach,” kata Martin menenangkan wanita yang sudah ia yakini statusnya sebagai adik kandungnya.
Akhirnya Alina menganggukkan kepalanya. Ia juga ingin merasakan bagaimana memiliki keluarga yang utuh. Selain itu, ia ingin tahu apa yang terjadi di masa lalu, bahkan kini ia ingin kembali ke New York untuk bertanya pada Mom Flo.
**
Logan kembali ke New York dengan wajah yang tertekuk luar biasa. Ia kembali ke Mansion Ruiz karena ia membutuhkan pelukan Mom Flo dan keceriaan yang selalu ditampilkan oleh Sunny.
“Kak Logan!” Sunny menyambut kedatangan Logan dengan senyum di wajahnya. Hal itu membuat mood Logan yang tadinya buruk, perlahan membaik.
“Apa yang sedang kamu lakukan, Sun?”
“Memanggang kue bersama Mommy,” jawab Sunny.
“Pantas saja wajahmu penuh dengan tepung,” kata Logan tertawa kecil.
Sunny langsung mengambil lengan Logan dan melingkarkan tangannya di sana, “Ayo ke dapur! Kakak harus mencoba kue buatanku.”
“Buatanmu atau buatan Mommy?” tanya Ligan penuh selidik.
“Ahhh kakak!”
Keduanya pun pergi ke dapur untuk menemui Mom Flo. Hati Logan merasa lebih tenang saat melihat Mom Flo yang sedang mengeluarkan loyang kue dari oven, lalu meletakkannya di atas meja.
“Mom.”
“Logan, kamu sudah kembali?” Mom Flo menoleh dan tersenyum saat melihat putranya itu kembali dengan Sunny yang menggandengnya.
“Mom …,” Logan mendekat kemudian langsung memeluk Mom Flo.
“Ada apa, Log? Apa perusahaan sedang ada masalah? Apa pekerjaanmu terlalu berat? Nanti Mommy akan mengatakan pada Daddy untuk menggantikanmu. Kamu istirahat saja.”
“No, Mom. Aku hanya membutuhkan pelukan darimu.”
Mom Flo mengusap punggung belakang Logan. Dari apa yang dilakukan Logan, Mom Flo tahu bahwa putranya itu sedang mengalami sesuatu yang sepertinya tak bisa ia ceritakan.
Aku menemukan Alina, Mom. Tapi ia kembali menghilang. Apa yang harus kulakukan? - batin Logan.
“Duduklah, Mommy akan siapkan kue untukmu. Masih hangat,” kata Mom Flo.
Logan akhirnya duduk bersama dengan Mom Flo dan juga Sunny. Ia merasa sedikit lebih tenang meskipun kegundahan masih merajai hatinya.
**
Seorang wanita tampak duduk di sebuah ruang tunggu. Ia meremas kedua tangannya dan terus menatap ke arah pintu. Tak lama, muncul seorang peia dengan pakaian tahanan muncul.
“Sayang!” sapa wanita itu.
Pria itu langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Ia menatap wanita itu dengan tajam dan penuh amarah.
“Kapan kamu akan mengeluarkanku dari sini hah?! Lambat sekali kerjamu itu!”
“Tapi sayang, aku …”
“Jangan panggil aku sayang, sayang! Kamu seharusnya segera mengeluarkanku atau aku akan menceraikanmu.”
“Tapi, Del … aku mohon jangan lakukan itu.”
“Kalau begitu cepat kamu keluarkan aku dari sini dan aku minta kamu juga segera menjalankan rencanaku, kalau tidak aku akan mence …”
“Ya, ya, ya, aku akan segera melakukannya. Jangan ceraikan aku. Hanya saja kakakmu nemiliki penjagaan ketat, bahkan lebih ketat dari sebelumnya. Orang suruhanku tak bisa melakukannya,” ujar Vara.
“Itu karena kamu yang bodoh! Seharusnya dulu aku berpikir seribu kali saat menikahimu. Otakmu itu kosong, hanya mengerti cara membereskan rumah saja,” kata Delano.
Vara mencoba menggenggam tangan Delano, “Aku berjanji akan melakukan kemauanmu.”
“Cepat lakukan, jangan hanya banyak bicara saja! Ini akibatnya kalau kamu terlalu banyak bergaul dengan tetangga, tahunya hanya gosip saja.”
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Oya, aku membawakanmu makanan,” Vara memberikan sebuah kotak bekal yang berisi hasil masakannya.
Brakkkk
Delano melemparkan kotak bekal itu ke sembarang arah hingga isinya tumpah berhamburan. Vara langsung memegang daddanya karena begitu kaget dengan apa yang dilakukan oleh Delano.
“Aku tak butuh makanan, yang kubutuhkan adalah kebebasan. Mengerti kamu?!” teriak Delano.
Vara menganggukkan kepalanya kemudian pergi dari sana. Hatinya terasa sakit saat Delano membuang makanan darinya. Namun ia harus bisa bertahan, semua demi putrinya.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻