kisah seorang gadis yatim piatu yang memperjuangkan panti dari orang yang ingin mengambil tempat tinggal anak - anak panti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berantem
Keesokan harinya.
Erlangga masih kesal, karena tadi malam. Niat hati ingin menggagalkan apa yang direncanakan mamanya malah sebaliknya dia yang terjebak dalam rencana itu. Setelah Mahendra tau kalau anaknya saling cinta dia akan segera rencanakan pernikahan Erlangga sama Syantika. Dia pikir mereka benar - benar memiliki hubungan yang serius.
Airin tertawa puas melihat kakaknya yang pusing memegangi dahinya. Semua sudah terlanjur, dia tidak bisa berbuat apa - apa.
"Ini semua gara - gara idemu" kesal Erlangga memijat keningnya.
"Heh, kok aku yang disalahin sih, ya aku kan nggak tau kalau tante Gita itu mamanya kak Syanti" Airin tidak terima semua ini karenanya.
"Kalau bukan karena idemu, kakak nggak akan disuruh cepat nikah" katanya Airin tertawa.
"Hahaha... Ya baguslah"
"Gue setuju" kata Arga baru datang ikut nimbrung, lalu Arga sama Airin bertos. Erlangga kesal kedua adiknya kompak sekali.
"Jangan - jangan ini semua rencana kalian" tuduh Erlangga. Arga tertawa.
"Nggak, gue nggak tau apa - apa. Kakak yang berbuat kenapa kita yang dituduh, ya nggak?" Arga mengangkat dagunya pada adiknya, Airin mengangguk.
"Ho o, aku cuma kan nyuruh kakak pura - pura pacaran sama kak Syanti aja, kenapa pake cium segala?" tanya Airin, dia masih penasaran sama kakaknya yang tiba - tiba mencium Syantika.
"Ya maen nyosor aja, tapi keren" Arga memberi jempol pada kakaknya.
"Ee... Itu..." Erlangga garuk - garuk tengkuknya yang tidak gatal "Itu hanya akting, agar mereka yakin aja" ngelesnya.
"Tapi suka kan?" goda Airin.
"Mmm nggak"
"Mmh bo ong tu" kata Arga, Erlangga diam dia pura - pura sibuk bermain ponselnya.
"Nggak suka, tapi kakak menang banyak tu" godanya lagi.
"Emang kakak nggak mau menikah sama kak Syanti. Kak Syanti kan orangnya cantik baik pula, kurang apa coba?" tanya Airin.
Erlangga tidak menyahuti adiknya lagi, terserah Airin mau bicara apa.
"Iis kakak nyebelin deh" kesal Airin abangnya tidak menjawab pertanyaannya.
"Dia tu mau Ai, tapi gengsi aja tidak mau mengakui" kata Dirga berdiri didekat pintu. Semua menoleh. Ya tambah satu lagi, semakin kompak aja nanti, pasti mereka akan menyerang Erlangga.
"Ha, kakak" Airin terkejut dengan Dirga tiba - tiba - tiba sudah didekat mereka.
"Adikku yang paling cantik, kakak kangen" Dirga merentangkan tangannya dan Airin memeluk kangen kakaknya.
"Kok nggak bilang kalau kakak mau pulang?" tanya Airin, setelah melepas pelukannya. Dirga mengusap rambut adiknya.
"Dia emang gitu, tiba - tiba datang. Kayak jailangkung" canda Arga.
"Apa kamu nggak merindukan kakakmu ini boy?" tanya Dirga pada Arga.
"Nggak" jawab asal Arga.
"Ck" kesal Dirga, Airin tersenyum.
"Aku seneng kakak pulang" kata Airin.
"Cuma kamu yang senang disini Ai" kata Dirga, Airin melihat kakaknya Erlangga cuek kepulangan Dirga. Sepertinya dia sudah tau kalau Dirga akan pulang.
"Sepertinya aku ketinggalan berita nih" kata Dirga. Lalu mereka mengobrol dan bercanda. Hari ini, hari yang menyenangkan bagi mereka, mereka bisa berkumpul dihari libur.
***
Disekolahan.
Giesel melihat Airin yang disukai banyak orang, dia merasa iri. Hampir semua murid cewek ingin berteman dengannya bukan cuma dia anak dari pemilik sekolahan melainkan dia ramah, baik dan murah seyum setiap orang.
Saat Airin berjalan melewati Giesel bersama teman - temanya, Giesel berbicara sinis padanya.
"Sok cantik" kata Giesel.
"Iya padahal baru jadi orang kaya" sindir Lila, dahi mengkerut lalu dia membalikan badanya.
"Sebenarnya apa sih masalah kalian denganku?" tanya Airin.
"Gara - gara lu, Shaka cuek sama gue" tuduh Giesel dia tidak sabar ingin mangkata - katai Airin.
"Salahin aja dia kok nyalahin gue" kata Airin sambil melipat tangan didada. Dia juga kesal sama mak lampir ini, padahal dia sudah menganggap Giesel saudara, tapi Giesel membencinya.
"Nyolot lu ya" karena Giesel kesal dia menarik rambut Airin.
"Aaaa....." teriak Airin dia tidak terima rambutnya ditarik, tangan juga menarik rambut Giesel.
Suasana menjadi heboh karena mereka saling menjambak, yang lain yang pada nonton bukanya melerai tapi berseru menyoraki mereka. Sedangkan Tasya sama kedua temannya Giesel saling adu mulut.
Shaka berlari melihat nonanya lagi duel. Dia langsung merangkul perut Airin dari belakang dan menjauhkannya dari Giesel. Jerri juga lari manarik Giesel.
"Sudah nona" minta Shaka.
"Lepaskan aku" minta Airin masih ingin maju. Giesel pun tangan masih ingin menarik rambut Airin
"Ada apa ini?" kepala sekolah datang. Baru semua diam. Pak kepala sekolah melihat Airin sama Giesel bergantian rambut yang acak - acakan.
"Kalian anak perempuan atau preman ha?" marah pak kepala sekolah.
"Tu dia duluan pak" Giesel nunjuk Airin.
"Eh bukannya kamu duluan tadi yang nyari gara - gara" Airin tidak terima bila disalahin. Mereka akan saling maju dicegah.
"Sudah - sudah kalian semua keruang BK" suruh pak kepala sekolah.
Dan Airin sama Giesel dibawa keruang BK, untuk diberi penceramahan, dan mereka mendapat hukuman membersihkan toilet. Setelah Giesel keluar dia memohon kepada pak kepala sekolah untuk tidak melaporkan kepada orang tuanya, pasti papa sama mamanya sangat kecewa padanya, dia berjanji akan lebih baik lagi kedepanya, dan akhirnya pak kepala sekolah menyetujuinya.
"Kak, jangan bilang papa sama mamanya" minta Airin pada Shaka sebelum mereka keluar dari ruangan BK.
"Nggak janji" kata Shaka datar lalu keluar dari ruangan. Airin membuka mulutnya lalu mengepalkan tanganya karena bodyguardnya tidak nurut sama dia.
Dikantor Erlangga.
Syantika saat ini duduk berhadapan dengan Erlangga, sudah dua menit mereka diam belum ada yang bersuara.
"Sebenarnya ada apa tuan mamanggil saya?" tanya Syantika memulai duluan, dia kesal menunggu bosnya bicara, sampai sekarang belum juga bicara.
"Khmm. Pasti kamu sudah tau kenapa saya memanggilmu kemari" kata Erlangga. Syantika diam mendengarkan bosnya bicara.
"Semua diluar dugaanku, karena semua sudah terlanjur, kita turuti saja keinginan mereka. Karena kita hanya pura - pura pacaran tidak saling suka, kita nikah kontrak saja hanya kita berdua yang tau, bagaimana?" jelas Erlangga, nggak saling suka, sebenarnya aku suka sama kamu pak bos batin Syantika.
"Aku akan buatkan kamu sebuah perjanjian, kamu boleh yang mengisi apa saja yang tidak boleh dilakukan atau tidak kamu sukai ketika kita sudah menikah nanti" lanjutnya lagi. Syantika hanya mengangguk dia pasrah mengikuti alur cerita saja, walau dia ingin menikah yang sesungguhnya bukan kawin kontrak. Lalu Syantika pamit izin keluar, karena sudah tidak ada yang dibahas lagi.
"Syanti" panggil Erlangga saat Syantika akan beranjak.
"Ee... Soal ciuman kemaren, itu hanya..." Erlangga mencoba menjelaskan agar seketarisnya ini tidak berfikir macam - macam.
"Iya saya mengerti tuan, tidak apa - apa. Kalau begitu saya permisi" Syantika berjalan keluar dari ruangan.
sehari agar shaka mau menggendongnya