Bahagia Setelah Bercerai

Pengakuan Alana, tentang dirinya yang sudah pernah menikah, tidak membuat ethan menyerah. Karena menurut Ethan, itu semua tidaklah berarti.

Tetapi, setelah Alana mengakui semuanya, dan bagaimana ceritanya dulu menikah, Ethan memberikan ruang untuk Alana.

Ethan tidak memaksa Alana untuk menikah dengan dirinya dalam waktu dekat ini, karena Ethan sangat mencintai Alana, jadi Ethan tidak mau membuat paksaan.

"Sebenarnya dia itu manis, tapi sedikit menyebalkan, dan juga pemaksa," gumam Alana, kala ia mengingat bagaimana perlakuan Ethan kepadanya.

Alana kembali kerumahnya, dengan Ethan. Tetapi Ethan tidak membiarkan Alana sendiri.

"Ethan, bangun, sudah pagi," ucap Alana, membangunkannya.

Sudah dua malam, Ethan selalu menginap dirumah Alana, setiap sepulang dari kantor, Ethan akan pulang kerumah Alana.

Alana sempat menolak, karena dia takut akan fitnah, dan juga tidak seharusnya seorang laki-laki dan perempuan tinggal dalam satu rumah. Tetapi Ethan memaksa, tanpa persetujuan Alana.

Ethan tersenyum, kala melihat Alana membangunkannya.

"Kita sudah seperti suami, istri saja," kata Ethan tersenyum manis.

"Cepat bersihkan tubuhmu, bau," ucap Alana.

"Wah, apa kamu mencium tubuh saya?" goda Ethan.

"Ethan, ini masih pagi, jangan membuat aku emosi," kata Alana kesal.

Seperti biasa, kelakuan Ethan selalu membuat Alana emosi, apalagi dengan sifat egois Ethan, cukup membuat Alana hampir gila.

"Jangan cemberut, nanti bibirmu memanjang," ujar Ethan, mencolek bibir Alana.

"Ethan!" teriak Alana.

"Apa? Mau ikut mandi?" tanya Ethan, menggoda Alana.

"Bener-bener membuat aku kesal," teriak Alana.

Ethan hanya tertawa, ia gemas melihat ekspresi wajah Alana.

"Apa dia tidak mempunyai keluarga, sudah dua hari dua malam, dia berada disini," gumam Alana penasaran.

Tetapi, Alana tidak terlalu memikirkan itu, toh itu urusan Ethan.

Alana memutuskan membuat sarapan, untuk dirinya dan juga Ethan. Tetapi kali ini Alana akan membuat sarapan yang berbeda, biasanya Alana dengan Ethan selalu sarapan dengan roti khas Belanda dan juga susu,

Kini Alana akan membuat masakan, khas indonesia, yaitu nasi goreng ala ala Alana.

"Apa Ethan akan suka, mengingat selama ini dia jarang sekali makan nasi," gumam Alana,

"Tapi yasudahlah, semoga dia suka.."

Alana melanjutkan masakannya, selama dia berada di Belanda, Alana hampir tidak pernah makan nasi.

"Sudah jadi, cantik sekali," ucap Alana.

Alana merapihkan masaknnya diatas meja makan, dia hanya membuat untuk dua porsi makan, untuknya dan juga Ethan.

"Wangi sekali, bikin apa?" tanya Ethan, saat keluar dari kamar mandinya.

"Aaaaaaaaa" teriak Alana,

"Ethan, kenapa tidak memakai bajumu dulu."

"Kan habis mandi, masa iya, mandi harus memakai baju," ujar Ethan dengan tenang.

"Bukan begitu maksudku, kenapa tidak pakai bajumu di toilet, saat sesudah mandi," kata Alana.

"Sengaja, mau pamer," jawab Ethan,

"Supaya kamu tergoda, dengan tubuh saya yang seksi dan menggairahkan ini."

"Ethan," teriak Alana.

Alana benar-benar dibuat kesal, dengan tingkah Ethan kali ini, dengan sengaja, Ethan tidak memakai baju, berkeliaran hanya memakai handuk.

"Ganti bajumu, cepat!" titah Alana,

"Kalo tidak menggantinya sekarang, aku akan marah denganmu!"

"Oke, saya akan mengganti baju dulu," ujar Ethan mengalah, dia tidak mau di diamkan oleh Alana.

"Benar-benar dibuat gila," gerutu Alana.

Meskipun Alana dibuat kesal, tetapi dia tidak meninggalkan Ethan makan sendiri, dia tetap menunggu Ethan selesai..

Ethan turun dari kamar atas, dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, karen Alana sudah menyiapkan baju untuknya.

"Kenapa senyum-senyum seperti itu, seperti orang yang tidak waras," ujar Alana.

"Terima kasih, sayang. Kamu sudah menyiapkan baju untuk calon suamimu," ucap Ethan tersenyum, dengan suara yang manis.

"Geli sekali," ujar Alana,

"Ayok makan, ini sudah hampir siang, kamu harus bekerja. Kamu mau dipecat."

Mendengar itu, sontak saja Ethan ingin tertawa.

"Rupanya dia tidak tahu, siapa saya," gumam Ethan.

"Masak apa? Kelihatannya enak sekali," tanya Ethan.

"Masakan ala-ala indonesia, kamu harus mencobanya," jawab Alana.

"Wah, effort banget. Sampe membuat masakan khas Indonesia untuk saya," kata Ethan senang.

"Kamu harus mencobanya, siapa tahu nanti kalo berkunjung ke Indonesia, kamu akan ketagihan," ucap Alana.

"Ya, saya dengan kamu, akan kesana nanti," jawab Ethan.

"Deg"

Ucapan Ethan, seketikan membuat Alana mengingat sesuatu.

"Maksud saya, kalo kamu mau kesana nanti, saya akan ikut," ucap Ethan.

"Tidak ada dalam rencanaku, akan pulang kembali ke Indonesia, karena disana sumber penderitaanku," jawab Alana.

"Yasudah, ayok kita makan," ajak Ethan, yang tidak mau terlalu membahas kesana, karena Ethan tahu, bagaimana perasaan Alana.

Alana mengangguk.

"Bagaimana, enak tidak?" tanya Alana.

"Sangat lezat sekali, restoran mahalpun akan kalah dengan masakanmu," puji Ethan.

"Ethan, jangan berlebihan," kata Alana menggelengkan kepala.

"Ini benar-benar lezat, saya tidak bohong," ujar Ethan.

"Syukurlah kalo kamu suka," kata Alana tersenyum.

"Saya akan selalu menyukai tentangmu, bahkan keburukanmu akan saya sukai," jawab Ethan.

"Cepat habiskan makannya, jangan banyak bicara," titah Alana, yang malas mendengar godaan Ethan.

Ethan menikmati setiap suapan yang dia masukan kedalam mulutnya, pertama kali dalam hidup Ethan, sarapan dengan nasi goreng.

"Lain kali, bikin masakan khas Indonesia, saya ingin mencobanya," kata Ethan.

"Kan disini juga ada restoran yang mengadakan makanan khas Indonesia," jawab Alana.

"Beda, saya maunya masakan hasil tangan manismu," kata Ethan tersenyum.

"Ya, lain kali, aku akan membuatkannya untukmu," jawab Alana.

Ethan tersenyum simpul, Alana sudah bisa menerima keberadaanya.

"Yasudah, saya akan pergi bekerja," pamit Ethan.

"Baiklah, hati-hati dijalan," ucap Alana.

"Tidak mendapatkan ciuman?" goda Ethan.

"Ethan," geram Alana.

Ethan hanya tertawa, dia sangat suka melihat Alana kesal.

"Cup"

Ethan mencuri ciuman Alana, tanpa Alana sadari.

"Ethan!" teriak Alana.

Tetapi Ethan langsung berlari, menjauhi Alana. Karena tidak mau mendapatkan amukan Alana.

"Benar-benar bikin gila!" gerutu Alana.

Alana melihat kepergian Ethan.

"Kenapa rasanya, seperti melihat suami pergi bekerja," gumam Alana.

Alana menyadari dengan ucapannya, dia langsung masuk kedalam rumah, karena akan membersihkan dapurnya.

Sebelum Alana membersihkan rumahnya, dia menyempatkan untuk membuka ponselnya sejenak,

Alana tak sengaja, membuka akun sosial medianya, yang sudah dia tutup.

"Bang Yusuf mengirimkan aku pesan," ucap Alana.

Karena Alana penasaran, dia membuka pesan dari mantan suaminya..

[Dek, kenapa kamu memutuskan suatu hal yang besar, kenapa tidak bicara dulu dengan abang]

[Abang yakin, kamu melakukan itu, hanya karena marah dan cemburu, melihat abang menikahi Aisyah]

[Cepatlah pulang, abang tidak mau kehilangan adek, abang merindukan adek]

[Abang tidak sanggup, hidup tanpa adek. Abang akan memaafkan adek, asal adek segera kembali kerumah kita]

Isi pesan dari Yusuf membuat Alana sangat mual.

"Yusuf lebih gila, dari apa yang aku bayangkan!" gumam Alana ngeri.

Saat Alana mematikan ponselnya, dan akan membereskan rumahnya, tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya.

"Siapa, ya. mengingat, aku tidak pernah memberikan alamatku, selain Ethan," gumam Alana.

Karena Alana penasaran, Alana membukanya.

Saat Alana membukanya, dia terkejut dengan kedatangan seseorang itu.

****