Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
🌼 HAPPY READING 🌼
_____
Sudah satu jam Haikal berada di samping Vina yang sedang tidak sadarkan diri. Ketika Vina mau jatuh pingsan, Haikal sudah lebih dulu mengangkat tubuh vina ke brangkar kosong di sampingnya. Setelah membaringkan tubuh Vina di brangkar Haikal melepaskan sarung tangan di tangan kiri vina dan ia dapatkan tangan Vina sudah bengkak tapi, syukurnya tidak ada jahitan yang terbuka.
" Astaga " ucap Reni menutup mulut dengan tangan saking terkejutnya ia ketika melihat tangan Vina yang terluka parah.
" Ini yang kamu bilang luka kecil, Vina. Maaf pak, saya sungguh tidak tahu kalo Dokter Elvina sedang terluka. " Ucap Reni melihat raut wajah Haikal sangat khawatir. Jika hanya teman tapi, kenapa pak Haikal begitu khawatir dengan Vina yang seorang dokter baru biasa-biasa seperti Vina. Sikap Haikal dulu malas tau dengan siapapun, apapun itu, tidak lupa sikap dinginnya kepada semua orang terutama dengan dengan wanita hanya Nia teman masa sekolahnya.
" Jangan salahkan diri mu, ini pasti kemauannya sendiri " ucap Haikal sudah mulai paham dengan sikap dan perilaku vina.
" Kalo gitu, saya permisi dulu " pamit Reni.
Haikal hanya mengangguk pelan. ' Vi, sadarlah '.
~~
Matahari tepat di atas kepala menandakan bahwa waktu menunjukkan pukul dua belas siang seharusnya waktu untuk makan siang, tetapi tidak dengan pengantin yang baru saja menikah selama delapan hari ini. Kedua insan itu saling menghangatkan satu sama lain, di bawah selimut putih.
Aira membuka mata mendapatkan sebuah wajah tampan suaminya yang begitu sempurna mulai dari hidung mancung, bulu mata lentik dan bibir yang sedikit bervolume, perfect. Membelai rahang yang sedikit di tumbuhi rambut halus.
Cup
Aira mencuri kecupan singkat dari Brian merasa malu sendiri. Menutup wajah merah seperti tomat matang.
" Sayang, ini masih terlalu pagi. Istirahatlah sedikit, tapi tidak papa kalo kamu mau lagi " ucap Brian masih menutup mata. sebenarnya Brian sudah bangun sebelum istrinya bangun, tapi merasa nyaman dengan keadaan seperti ini dan tentu ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
" Pagi! Mas kamu lihat jam " pinta Aira menunjuk kearah jam yang berada di dinding.
" Jam dua belas " jawab Brian santai.
Aira melotot mendengar jawaban dari Brian yang santai. Aira tidak mau ambil pusing tubuhnya terasa sangat lengket pikirannya untuk hari ini hanya ingin mandi, makan dan kembali tidur. Semalam Brian sangat ganas kepadanya, tapi ia juga menyukainya.
" Mau kemana? " Tanya Brian melihat Aira hendak menuruni ranjang.
" Mau mandi. Ach " ringis Aira merasa sangat sakit di bagian bawahnya.
Brian berjalan ke arah kamar mandi tidak lama Brian keluar lagi. Brian mengangkat tubuh mungil Aira ke kamar mandi dan menaruh tubuh Aira dengan hati hati ke dalam bathtub yang berisi air hangat.
" Kamu masih malu. Padahal kamu sudah melihat semua yang ada di tubuh aku, begitu juga aku. Kamu ini lucu banget. " Ucap Brian sambil mencubit pipi Aira dan berjalan ke arah shower. Ia memilih untuk membiarkan Aira untuk berendam dan ia membersihkan badan.
Brian keluar lebih dulu dengan handuk di pinggang memperlihatkan roti kotak-kotak hasil olahraga yang selama ini ia terapkan untuk mendapatkan tubuh yang bagus dan juga sehat. Melihat punggung lewat pantulan cermin ada beberapa cakaran yang di buat oleh Aira. Sesekali ia tersenyum bahagia. Ia merasa bahagia istrinya mendapat apa yang selama ini ia jaga, begitu juga dengan istri yang menjaga untuknya. Bercak darah di tengah-tengah seprei putih di ranjang terlihat jelas.
" Mas aku lapar banget " ucap Aira dengan manja yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan kimono dan handuk kecil yang ada di kepalanya.
" Ini sudah mas siapkan untuk istriku tercinta " ucap Brian terlihat berbagai macam jenis makanan di meja tidak lupa dengan buah segar sebagai makanan penutup.
~~
Sedangkan di tempat lain. Vina merasa sebuah jarum menancap di urat tangannya. Entah sudah berapa lama ia pingsan dan kerongkongan terasa sangat kering.
" Kamu mau minum " suara yang sangat familiar di gendang telinga. Vina menjawab dengan anggukan pelan, tapi membuat ia kembali pusing. Berusaha untuk menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan bantuan Haikal menaruh bantal di belakang punggungnya.
Vina minum juga di bantu dengan haikal. Vina sedikit kaget melihat tangannya di dapat perban elastis berwarna coklat yang dari kemari ia hindari Karena membuat ia sama sekali tidak bisa mengerakkan tangan dan sangat kelihatan.
" Kamu itu kenapa suka sekali melawan ucapan saya. Saya sudah bilang untuk tidak mengerakkan tangan kamu. Lihat tangan kamu, jika terus kamu memasak untuk terus mengerakkan paksa tangan kamu biar saja satu kali aku potong tangan kamu " ancam haikal penuh dengan penekanan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Vina sedikit takut dengan ucapan Haikal yang sedikit berubah dan berbeda tidak seperti bisa yang lembut.
Haikal menghembuskan nafas panjang melihat Vina menundukkan kepala. " Maaf ucapan aku barusan "
" Tidak papa kok " ucap Vina dengan senyum lebar.
" Permisi dok eh.. pak Haikal. Pasien yang telah operasi tadi sudah sadar " ucap salah satu suster yang berkerja di rumah sakit ini.
" Tiga menit lagi saya akan ke sana " ucap Haikal. Suster yang tadi sudah mendapat jawaban dari Haikal langsung berjalan menjauh dari brangkar Vina.
" Aku pergi sebentar tidak lama. Kamu jangan pergi kemana-mana. Kalo saya kembali kamu tidak di sini siap-siap saja hp kamu tidak kembali " ucap Haikal sambil menggoyangkan ponsel pintar berwarna hitam.
" Kenapa bisa. Haiiss "
Haikal memasukan kembali ke dalam saku celana depan. Dan berjalan jauh meninggalkan UGD.
" Akhirnya kamu sadar juga, Vina. Kamu itu membuat aku cemas tau ngga sih " ucap Reni baru saja datang setelah Haikal pergi.
" Kak Reni tambah cantik deh " rayu Vina.
" Pasti ada maunya " tebak Reni sangat tau tujuan rayuan itu. Bukan pertama kali, tapi sudah berkali-kali.
" Aku lapar. Bagaimana kalo kita makan di kantin. Aku traktir " ucap Vina.
" Tidak " tegas Reni.
" Terus aku makan apa? Masa aku di biarin kelaparan begini. Nanti kalo aku tambah sakit atau maat.. " ucap Vina.
" Kamu sering tidak makan seharian. Kenapa hari ini kamu merasa takut akan mati karena tidak makan setengah hari " ucap Reni.
_____
Jangan lupa like dan komen-lah yang banyak 💙.
Dan jangan lupa vote Author.
Ig: carlin_ar.
Note : Maaf ya.. beberapa hari ini Author jarang up, karena Author lagi di pedalaman. Di sana jaringannya susah banget untuk telfon saja susah. Maaf lagi sebelumnya 🙏🙏🏻🙏🏼🙏🏽🙏🏾🙏🏿.
Salam hangat Author untuk kalian semua😘😘😘.