Bisakah Aku Mencintaimu

Bisakah Aku Mencintaimu

Bab 1

🌼 HAPPY READING 🌼

Aleta Quenby Elvina, gadis cantik yang memiliki mata coklat, hidung mancung, kulit putih dan rambut berwarna coklat tua yang membuat orang bertanya keturunan bule ya?

Siang hari yang sangat panas Vina menunggu jemputanya. Hari ini adalah hari kepulangannya kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di University of Sydney selama 3 tahun.

perjalanan bandara ke rumah memakan waktu sekitar empat puluh menit. Gadis 23 tahun telah sampai di rumah mewah milik orangtuanya. Senyuman manis Terbit dari bibir mungilnya. Ia sangat bahagia bisa pulang dengan gelar kedokteran mungkin bisa membanggakan orangtuanya.

' semoga mereka bangga dengan apa yang aku raih, Amin '

Satu langkah pertama ia teras rumah di sambut, tapi memang ia sedang di teras. Bi Mirna, yang telah bekerja lama di rumah ini sebelum ia lahir.

" Bi, aku sangat merindukanmu. Apa kabar? " Ucap Vina memeluk bi Mirna

" Baik non, bibi juga merindukan mu. Non Vina makin besar ya.." ucap bi Mirna melihat Vina dari atas ke bawah. Sungguh kagum dengan Putri majikannya cantik seperti ini.

" Tuan dan nyonya sedang makan siang " tambahnya.

Vina masuk rumah langsung menuju meja makan untuk langsung bertemu dengan orang tua yang sangat ia sayangi, tapi ketika ia masuk di sambut dengan pemandangan yang sangat membuat iri.

" Permisi tuan nyonya makin tua aja " ucap Vina melancarkan aksinya untuk mengejek mama dan papanya itu. Ia memang anak yang suka menjahili dan suka membuat orang lain tertawa dengan tingkahnya, akan tetapi ketika di luar rumah atau orang yang baru ia kenal akan bersifat dingin dan cuek.

Seketika Gavin Elvano dan Tasya membalikkan wajah mencari sumber suara tersebut. " VINA " teriak Tasya melihat anak perempuan yang ia rindukan selama 3 tahun terakhir ini.

" Ya, ma " jawab Vina berlari ke arah Tasya dan begitu juga dengan Tasya yang berlari ke Vina.

" Mama sangat merindukan mu, sayang. " Ucap Tasya sambil memeluk anak yang sudah bertambah besar.

" Aku juga sangat merindukan mama " ucap Vina mengeratkan pelukannya pada ibu yang telah melahirkannya di dunia ini dengan mempertaruhkan nyawa.

" Kenapa kau kurus sekali, Vina? " Tanya Tasya.

" Aku tidak kurus, ma. Cuman langsing " jawab Vina

" Iya, sayang anak perempuan kita sangat kurus " ucap Vano dari meja makan.

" Vina tidak kurus, pa. Berat badan Vina masih sama dari dulu sampai sekarang " ucap Vina tidak terima di bilang kurus.

" Sudah cukup " Tasya menengahi pertengkaran hampir saja terjadi antara papa dan anak.

" Oh iya, Vina. Kamu sudah makan?" tanya Tasya

" Sudah di bandara tapi-- "

" Tapi kenapa " sahut Vano dari meja makan.

" Tapi, Vina lapar lagi" jawab Vina dengan menahan tawa.

"kamu ini orang tanya serius malah bercanda" ucap Tasya tidak habis pikir dengan isi kepala Vina yang suka sekali menjahili orang tuanya sendiri.

" Ayo, Vina. Cepat kamu makan terus istirahat. Pasti kamu sangat capek " ucap Tasya.

Mereka makan tidak ada lagi yang saling menganggu hanya ada bunyi sendok dan piring. semua pelayan melihat dari tadi keluarga Majika saling menganggu dan saling menjahili hanya bisa senyum bahagia melihat keharmonisan rumah tangga majikannya.

Setelah makan Vina berpamitan dengan orangtuanya untuk ke kamar duluan. Vina sudah berada di kamar miliknya yang bernuansa modern memiliki warna putih dan juga abu abu Vina, sebenarnya menyukai warna hitam, tapi menurutnya warna hitam untuk kamar kurang bagus jadi Vina warna abu abu. Sudah puas melihat seluruh sudut kamarnya ia berjalan lagi ke arah kamar mandi.

Satu Minggu kemudian.

Satu Minggu Vina mengunakan untuk beristirahat dan menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya, yaitu Tasya dan Vano.

Pagi ini Vina bangun seperti biasa jam 05.00 pagi. Langsung menuju dapur tempat yang terisi dengan kompor, kulkas dan lain-lain.

"Pagi non " sapa bibi Mirna melihat Vina berjalan ke dapur hanya memakai piyama tidurnya.

" Pagi,bi. Sarapan apa kita hari ini? " Tanya Vina.

" Non, maunya sarapan apa pagi ini? " Bi Mirna bertanya kembeli ke Vina.

" Nasi goreng aja, bi. " Jawab Vina.

Setelah membantu bi Mirna membuat masih goreng akhirnya selesai juga. Vina kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap.

Vina turun ke kembali ke meja makan yang terletak di lantai dasar. Vano dan Tasya sudah berada di meja makan, tapi belum menyantap makanan yang sudah di sediakan. Memang peraturan yang Vano dan Tasya tegaskan harus di di laksanakan salah satunya menuggu semua para anggota keluarga, setelah semua sudah ada di meja makan baru mereka bisa menyantap makanan yang di sediakan.

" Hai, ma makin cantik aja sih! " Puji Vina pada Tasya.

" Hanya ada mama disini ya?.." ucap Elvano cemberut karena tidak ada memperhatikan pagi ini mulai dari istrinya sekarang anaknya.

" Selamat pagi, papa ku sayang " sapa Vina karena merasa di singgung oleh Elvano, tapi Elvano terlanjur kesal hingga tidak membalas sapaan anak perempuan.

" Ma, papa kenapa? " tanya Vina.

" Tadi pagi papa kamu malas bangun, jadi mama tinggal mau buat sarapan. Ehh-- taunya sudah jadi sarapannya. kamu yang buat ya?" Ucap Tasya.

"Iya, ma. Bagaimana mana? Ada kurang garam atau apa gitu " Tanya Vina

" Ini rasanya sudah pas, enak! kamu selama kuliah masak sendiri?" Tanya Tasya yang penasaran karena apa saja yang dilakukan putrinya itu selama kuliah karena selama Vina di Australia ia jarang berkomunikasi dengan Tasya.

Dan sisi lain Vano merasa tambah di cuekin jadi langsung membuka suara " papa masih di cuekin juga".

Vina berdiri langsung kearah Vano dan memeluk. " Pa, jangan marah dong. Maafkan anak perempuan mu yang cantik ini, papa " bujuk Vina.

" Sayang, maaf ya-- aku tidak bermaksud cuek kepada mu, mas " tambah Tasya sambil beranjak dari duduknya menuju Vano dan Vani langsung memeluk kedua orang yang ia sayang. Vano merasa senang karena di peluk oleh dua bidadarinya.

'makasih tuhan kau telah memberikanku bidadari yang cantik bukan hanya cantik didalam tapi juga diluar terimakasih.. terimakasih banyak' batin Vano.

Vano beralih kearah putrinya dibagian kanan dan berdiri memeluk anak yang telah pulang dari studynya selama tiga tahun " papa sangat menyayangi sayang maaf selama ini sering mengerjain mu " ucap Vano dengan senyum bahagia melihat anak perempuan yang masih mengunakan baju putih abu-abu, sekarang sudah beranjak besar. Mengecup kening Vina dengan lembut.

" Aku sangat menyayangi sayang " ucap

Vano mengecup kening dan kedua pipi istrinya

"aku sangat mencintaimu sayang ku" setelah itu Vano memajukan ingin mencium bibir istri Vano semakin maju dan sedikit dan.

"Aaaaahhhkkk" teriak Vina masa pagi pagi ia harus melihat adegan dewasa

" Ma..pa, ngapain sih? pagi pagi udah mesum aja " ucap Vina sudah kembali ke tempatnya semula.

" Maaf sayang " ucap Vano sambil mengacak rambut anaknya yang sedang makan, sedangkan Tasya merasa sangat malu hingga membuat mukanya berwarna merah.

" Vina, pamit kerja dulu ma, pa. " Pamit Vina.

" Kamu pakai apa? ke rumah sakit kan? " tanya Vano

" Vina pakai mobil Vina dan pergi ke rumah sakit tempat Vina berkerja " jawab vina

Rumah Sakit

Hari ini Vina ke rumah sakit yang milik keluarganya, tapi bisa di bilang milik dia karena ia meminjam uang ke Vano untuk membuat rumah sakit ini. Entah kapan ia akan mengembilkan uang yang di pake untuk membuat rumah sakit besar seperti ini.

Terpopuler

Comments

Carolline Fenita

Carolline Fenita

maaf kak izin promote karya saya berjudul istri yang tersakiti ,oleh Anggeline, terima kasih

2021-06-01

0

siti halimah

siti halimah

o

2021-05-30

0

siti halimah

siti halimah

wwomw

2021-05-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!