Setelah kembali dari luar negeri, Keira Adelina Oliver terpaksa harus menikah dengan seorang pria asing untuk membantu perusahaan ayahnya yang diambang kebangkrutan.
Xavier Grayson Chester seorang pria tua berumur 34 tahun, dibuang oleh keluarganya setelah kecelakaan mobil yang dialaminya. Yang mana membuat kedua kakinya menjadi lumpuh. Dan sebagai imbalan atas kerja kerasnya, keluarganya mencarikannya seorang istri untuk menemaninya di pengasingan.
Dan bagaimana jika seorang wanita yang mirip dengan Keira muncul di tengah-tengah pernikahan mereka.
Apa hubungannya?
penasaran dengan ceritanya? yuk baca.
jangan lupa like and comment ya 🥰
ini karya ku yang pertama, jika ada kesalahan mohon maaf.
Terima kasih 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selenophile, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Istri…."
Keira sangat jengah dengan kelakuan Xavier yang kekanak-kanakan. Ke mana pun dia pergi Xavier selalu mengekori di belakangnya. Dan memanggilnya seperti anak kecil yang merengek.
"Sayang jangan cuekin Mas." Xavier memeluk Keira dari belakang dan mendusel kepalanya di leher Keira.
"Jangan marah, Mas minta maaf karena membuatmu nunggu lama."
"Siapa yang marah,aku tidak marah tuh,"ucap Keira malas, tangannya sibuk membuat jus alpukat untuk dirinya sendiri.
"Lalu kenapa kamu cuekin Mas dari tadi." Xavier menyandarkan kepalanya di pundak Keira sambil memperhatikan wajah samping istrinya yang sangat cantik.
Setelah mereka kembali dari rumah sakit, apapun yang dia katakan, Keira tidak pernah menanggapinya dan malah menghindarinya. Membuat dia sangat frustasi dan kesal, dia tidak tau alasan kenapa Keira mengabaikannya.
Seolah menyadari sesuatu, Xavier langsung menegakkan tubuhnya. Dengan senyum licik, dia membisikkan sesuatu di telinga Keira.
"Mas tau alasan kamu hindari Mas, kamu pasti cemburukan." Suaranya yang sangat rendah terdengar genit.
Keira hampir menjatuhkan jus di tangannya jika dia tidak memegang gelasnya erat, saat mendengar bisikan di telinganya.
"Si-siapa yang cemburu!"bantah Keira gugup, wajahnya sangat panas.
"Kamu, lihat saja wajahmu sangat merah." Goda Xavier mencolek-colek wajah Keira yang memerah, terlihat sangat imut.
"Aku tidak cemburu, minggir!" Keira langsung mendorong tubuh Xavier untuk menjauh, lalu membawa minumannya ke ruang keluarga.
Xavier langsung mengikuti istrinya di belakang, wajahnya yang tampan terlihat bahagia dengan senyum tipis di bibirnya.
Ternyata istri kecilnya sangat cemburu.
"Sayang dengar, wanita itu bukan siapa-siapaku. Dia hanya orang yang tidak penting. Jadi, kamu tidak perlu cemburu dan jangan abaikan Mas, ya." Xavier mendudukkan dirinya di sebelah Keira, lalu melingkarkan tangannya di pinggang Keira dan membawanya ke pelukannya.
Mendengar penjelasan Xavier yang terdengar jujur, Keira hanya mendengus kesal. Dia mencari posisi nyaman dipelukan Xavier, lalu menonton kartun yang ditayangkan di depannya.
Xavier tidak merasa keberatan karena tidak mendapat jawaban dari Keira. Dia mengusapkan dagunya di kepala Keira.
"Sebenarnya wanita itu mantan pacar Mas. Kami berpacaran hanya sebentar, Mas tidak pernah menyukainya ataupun mencintainya…"
"Mas terpaksa menerimanya, karena dia selalu menjerat dan mengejar Mas ke mana pun Mas pergi. Dan selama berpacaran Mas tidak pernah memegang ataupun melakukan skinship dengannya."
"Benarkah?" Keira tidak percaya, bagaimana mungkin orang yang berpacaran tidak melakukan skinsip seperti berpegangan tangan atau berpelukan.
"Tentu saja, kenapa kamu gak percaya sama Mas."
"Nggak, kamu kan pria tua bajingan yang suka nyosor-nyosor,"cibir Keira.
Mendengar cibiran Keira, Xavier tidak hanya marah tapi tersenyum seperti bajingan.
"Aku hanya melakukan itu kepadamu saja kok." Setelah mengucapkan itu, Xavier langsung membuktikannya dengan mencium pipi Keira berkali-kali.
"Kamu… menjauh dariku! Bagaimana kalau ada orang lihat." Keira mendorong kepala Xavier dari wajahnya.
"Biarkan saja, kitakan sudah menikah."
"Tak tahu malu!"sindir Keira dengan wajah yang dihiasi rona merah.
Xavier tersenyum mendengar sindiran Keira. Dia menyembunyikan wajahnya yang tampan di leher istrinya dan menghirup rakus wangi di tubuhnya, sesekali Xavier akan mencium lehernya.
Meskipun merasa terganggu Keira hanya mengabaikannya. Tangannya yang menganggur mengusap rambut Xavier yang terasa halus.
Dan depresi yang mengganggu di hatinya menghilang setelah mendengar penjelasan Xavier, digantikan oleh perasaan senang dan puas.
Meski wajahnya terkubur di leher Keira, tapi matanya yang tajam sekilas melihat senyum bahagia di wajah istrinya.
"Apa kamu bahagia?" Suaranya sangat rendah dan serak, membuat telinga Keira gatal.
"Si-siapa yang bahagia!"elak Keira cepat, dia segera melunturkan senyumnya dan digantikan dengan ekspresi garang.
Xavier hanya terkekeh lucu saat melihat pergantian ekspresi wajah istrinya seperti bunglon.
Kedua tangannya yang besar menangkup wajah Keira untuk melihat ke arah dirinya. Matanya langsung menggelap saat melihat sisa minuman di sudut bibir istrinya.
Melihat wajah Xavier yang mendekat, Keira langsung gugup.
"A-apa yang ingin kamu laku-" Sebelum ucapannya selesai, bibirnya sudah diblokir oleh Xavier.
Xavier dengan hati-hati mencium istrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Seolah Keira adalah permata yang rapuh dan bisa hancur kapan saja jika dia menggunakan sedikit kekuatan.
Entah sudah berapa lama, tapi Keira sudah merasa kehabisan napas. Namun Xavier belum melepaskannya.
"Ayah, Ibu!"
Mata Keira langsung membelalak terkejut saat mendengar teriakan Shaka. Dia buru-buru mendorong Xavier menjauh, lalu meminum jus buah untuk menutupi kegugupannya.
Meskipun masih belum puas, tapi Xavier tidak memaksa istrinya lagi.
Shaka berlari ke arah orang tuanya, dia ingin melemparkan tubuhnya kepelukan ibu. Tapi, sebelum dia menyentuh Keira, Shaka sudah ditangkap oleh tangan besar ayahnya dan didudukan di pangkuannya.
"Ayah lepas, aku mau Ibu!"protes Shaka tidak puas sambil memberontak ingin dilepaskan. Namun, tenaga ayahnya sangat kuat. Berapa kali pun dia memberontak, dia yang akan lelah sendiri.
"Tidak Boy, dia wanitaku kamu tidak bisa menyentuhnya."
"Dia juga wanitaku!"ucap Shaka tak mau kalah.
"Kamu… mimpi! Cari saja wanita lain sana. Dia sudah menjadi milikku." Setelah menyatakan kepemilikannya, Xavier langsung mencium pipi Keira di depan Shaka dengan sombong.
"Ka-kamu!"tunjuk Shaka marah, wajahnya yang imut sudah merah dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya yang bulat.
"Ibu…,"rengek Shaka menyedihkan, terlihat sangat dianiaya.
Keira tidak tega melihat wajah putranya yang sedih. Dia langsung membawa Shaka ke pangkuannya, tidak lupa memelototi pelaku yang membuat putranya menangis.
"Bagus! Tidak bisakah kamu tidak membuatnya menangis sehari saja, hah!"
"Sayang, aku hanya bercanda. Aku tidak ada niatan untuk buatnya nangis." Xavier buru-buru menjelaskan, takut istrinya akan marah lagi.
Melihat ayahnya yang dimarahi, Shaka tersenyum puas. Dia mengusap bekas ciuman ayah di pipi ibunya, lalu digantikan oleh ciumannya sendiri.
"Ibu jangan marah pada Ayah, Ayah tidak sengaja melakukannya dan aku juga yang terlalu cengeng,"ucap Shaka berpura-pura menyedihkan.
"Tidak papa, itu salah Ayah dia pantas dimarahi." Keira mengusap punggung Shaka, lalu menatap tajam suaminya.
Xavier tidak menyangka putranya akan berpura-pura sedih untuk mendapatkan perhatian istrinya.
"Sayang lihat, dia…" Dia ingin memberitahu istrinya, tapi sudah dipotong dengan kejam olehnya.
"Diam!"
Shaka yang melihat ayahnya langsung ciut saat dimarahi oleh ibu, langsung tersenyum penuh kemenangan. Tanpa dilihat oleh Keira, Shaka menjulurkan lidahnya meledek Xavier.
"Kamu! lihat saja nanti!" ancamnya dengan nada rendah saat melihat putranya sendiri mengejek dirinya.
Shaka tidak takut dengan ancaman ayahnya, karena ada ibu yang akan melindunginya. Dia tau ayah paling takut kepada ibunya.
"Ibu ayo pergi dari sini."
"Oke."
Melihat istrinya dibawa oleh pria kecil licik itu, Xavier langsung mengikutinya. Dia tidak akan membiarkan mereka berduaan.