Demi biaya pengobatan sang ayah, Ella rela meminjam uang pada rentenir tua yang berakhir harus menikahi pria tua itu karena Ella tak bisa mngembalikan pinjaaman serta bunga yang bertambah banyak..
Keberuntungan memihak Ella karena belum sempat menikahi Ella , rentenir itu sudah meninggal akibat kecelakaan ...
Namun kebahagiaan Ella harus sirna karena kini Ella harus menjadi istri kedua sekaligus budak dari anak rentenir itu yang bernama Alex..
Akankah Ella sanggup bertahan dengan Alex yang penuh banyak sifat dan juga istri pertama Alex yang selalu ingin memisahkan mereka..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apri Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Ella terlihat senang sekali sore ini, apalagi saat Bik Sumi mengatakan jika Alex akan datang rasanya sudah tak sabar ingin menyambut suaminya pulang.
"Non .. istirahat saja, biar Bibik yang masak." kata Bik Sumi melihat Ella masih ngeyel ingin memasak makan malam untuk Alex.
"Nggak perlu Bi.." Hoekkk... Hoekkk... baru saja Ella memasukan bumbu kedalam wajan, ia sudah dilanda mual yang luar biasa karena bau bumbu bawang yang menyengat.
"Tuh kan Non... kan sudah Bibi bilang istirahat saja." kata Bi Sumi yang langsung mengambil alih pekerjaan Ella.
Ella segera duduk dimeja makan dan meminum air putih untuk meredakan rasa mual yang sangat hebat diperutnya.
"Kalau lagi masak aja mual gini, bisa bisa aku nggak bisa masakin Alex lagi Bi." lirih Ella terlihat kecewa.
"Non Ella nggak usah sedih, biasanya itu hanya beberapa bulan awal kehamilan saja, nanti kalau janin nya sudah kuat biasanya juga udah nggak mual lagi Non." jelas Bi Sumi.
"Emang gitu ya Bi?" tanya Ella lagi.
"Iya Non.." Bik Sumi tersenyum menanggapi Ella yang masih belum paham.
Setelah makan malam selesai dibuat oleh Bik Sumi, Ella bergegas sholat magrib karena memang sudah adzan magrib.
Selesai sholat Ella sudah standby di meja makan menunggu Alex datang.
"Non, tunggu dikamar aja sambil rebahan, nanti kalau Den Alex datang biar Bibi bukain." kata Bik Sumi yang langsung mendapatkan gelengan dari Ella.
"Enggak mau Bi.. aku mau nunggu disini" kata Ella.
"Ya ampun Non.. ya sudahlah, Bibi temenin." kata Bik Sumi yang sudah duduk disamping Ella.
Bik Sumi dan Ella bercerita kesana kemari hingga tak terasa sudah pukul 8 malam, makanan yang ad dimeja makan pun sudah dingin.
"Non, apa nggak sebaiknya Non Ella makan dulu?"tanya Bik Sumi.
"Nggak ah Bi.. mau nungguin Alex." jawab Ella dengan nada manja.
"Tapi kan ini udah malem Non.." kata Bi Sumi lagi.
"Apa Alex nggak jadi kesini ya Bi?" tanya Ella terlihat lesu.
"Mungkin Non.. ini kan udah jam segini, Non Ella makan malam duluan aja yaa?" bujuk Bik Sumi yang lagi lagi mendapat gelengan dari Ella.
"Enggak Bi.. pokoknya aku mau nungguin Alex." kata Ella membuat Bik Sumi tak bisa berkata lagi. mungkin efek dari kehamilan jadi manja gini batin Bik Sumi.
Sampai jam 9 malam, Alex juga belum datang membuat raut wajah Ella terlihat kecewa lalu memasuki kamarnya tanpa mengucapkan apapun pada Bik Sumi.
Bik Sumi yang melihat Ella murung hanya bisa menghela nafas sedih karena tak bisa berbuat apa apa.
Sementara itu Alex memang sengaja bekerja hingga pukul 8 malam, agar Hanna yang menunggunya bosan lalu pulang lebih dulu namun nyatanya Hanna masih saja setia menunggunya membuat Alex kesal saja.
"Sayang, pokoknya aku mau kita besok jalan jalan keluar negeri, kamu juga udah lama kan nggak ngajak aku jalan jalan." kata Hanna yang kini sudah bergelayut manja dilengan Alex sementara Sandi yang ada didepan sedang menyetir terlihat geli menatap raut wajah Alex yang kesal karena gelayut manja dari Hanna.
"Sayang kok kita berhenti disini? bukan nya kita mau dinner yaa?" tanya Hanna binggung melihat mobil Alex berhenti disebuah klinik.
"Ya kita harus kesini lebih dulu karena aku juga sudah membuat janji dengan Dokter Dina." kata Alex santai membuat Hanna sedikit panik karena Hanna tau Dokter Dina adalah dokter Obgyn yang dulu mengangkat rahim Hanna.
"Un-untuk apa kita bertemu Dokter Dina?" tanya Hanna gugup.
"Kau lupa ? bukankah tadi pagi kita mendapatkan mukjizat dengan tespack yang kamu berikan, dan sekarang aku ingin memastikan jika mukjizat itu memang benar ada." kata Alex yang membuat Hanna bergindik takut.
"Tapi bukan kah ini terlalu cepat untuk memeriksakan?" tanya Hanna semakin gugup.
"Bukankah lebih cepat lebih baik?" kata Alex yang sudah keluar dari mobilnya. Awalnya Hanna tak ingin keluar namun karena Alex membuka kan pintu untuknya akhirnya Hanna keluar.
Alex mengenggam tangan Hanna memasuki klinik itu. Alex terlihat tenang berbeda dengan Hanna yang terlihat takut.
"Lhoo Alex .. kamu serius kesini? aku pikir tadi kamu cuma bercanda." kata Dokter Dina yang terkejut dengan kedatangan Alex pasalnya sebelum Alex datang memang sudah menghubungi Dokter Dina terlebih dahulu.
"Kapan sih Gue pernah bercanda sama Lo." kata Alex dingin sedangkan Hanna terlihat kikkuk.
"Btw kalian ngapain kesini?" tanya Dokter Dina.
"Gue mau bilang kalau tadi pagi Gue dapet keajaiban." kata Alex membuat Dina bingung .
"Istri gue bisa hamil." kata Alex lagi membuat Dina terkejut kali ini.
"Tapi bagaimana bisa?" tanya Dina bingung pasalnya Ia dulu yang mengangkat rahim Hanna.
"Ini tespack nya." kata Hanna dengan tangan bergetar.
"Ohh oke oke, kita periksa dulu ya." kata Dina yang masih saja tak percaya dengan kehamilan Hanna.
Dina menyiapkan alat Usg dan Hanna sudah berbaring di ranjang, sementara Alex terlihat berdiri menunggu Dina memeriksa Hanna.
Alat Usg itu memutar di perut Hanna yang hasilnya sudah ada di layar monitor.
"Hmm kalian lihat kan? nggak ada apa apa!" kata Dina yang memperlihatkan memang tak ada janin yang tumbuh disana.
"Tapi nggak ... nggak mungkin.." kata Hanna sedikit bergetar sedangkan Alex hanya menatap ke arah Hanna jengah. Alex sudah menduga jika ini hanya tipuan Hanna saja namun memang Alex belum bisa membuktikan saja.
"Aku tau Hanna masih sulit buat kamu menerima ini semua, tapi memang ini lah takdir yang harus kamu jalani, kamu harus tabah dan kuat menerima kenyataan nya." jelas Dina yang cukup mengerti keadaan Hanna.
"Sudahlah lebih baik kita pulang." kata Alex yang kini sudah berjalan meninggalkan Hanna dan Dina diruangan nya.
Alex kini sudah berada dimobilnya menunggu Hanna menyusul, tak berapa lama Hanna sudah memasuki mobil dan duduk disamping Alex, Segera Sandi melajukan mobilnya menuju mansion.
"Maafkan aku... aku masih tak menyangka jika tespack itu bisa salah." kata Hanna.
"Sudahlah tak perlu menyalahkan tespack nya, aku tau sejak awal jika memang kau berbohong." kata Alex santai.
"Ak-aku.. aku tak bermaksud membohongimu." kata Hanna lirih lalu meneteskan air matanya.
Alex hanya diam saja tak menanggapi Hanna lagi, jika dulu Ia selalu khawatir saat melihat Hanna menangis namun kali ini justru rasanya jengah sekali melihat Hanna menangis.
Mobil Alex sudah sampai diparkiran mansion.
"Turunlah.." kata Alex dingin.
"Apa maksudmu? kau tak ikut turun?" tanya Hanna terkejut.
"Ini hukuman mu karena telah membohongiku! turunlah sebelum aku menyuruh Sandi untuk menyeretmu!" kata Alex masih dingin.
"Sayang.. aku tak bisa melakukan ini padaku!" kata Hanna dengan nada bergetar.
"TURUNNNNNNNNNN!" teriak Alex yang membuat Hanna menciut lalu turun dari mobil Alex. tak hanya Hanna yang terkejut bahkan Sandi yang didepan pun ikut tersentak karena teriakan Alex.
Hanna menghentakkan kakinya kesal melihat mobil Alex melaju meninggalkan pekarangan mansion. Gagal sudah rencana kali ini padahal Hanna sampai membeli tespack garis 2 dengan harga mahal berharap bisa membuat Alex percaya dan menurutinya namun nyatanya Alex lebih pintar dari Hanna.
"Siall...."
BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN...
kl mau cepat emang harus rajin jalan sejak bbrp bulan sebelumnya.
kl mau bisa HB juga asal hati2.
saya lahiran pling lama kontraksi 4 jam.
ada tmn ga sampe 1 jam kontraksi langsung lahiran dan langsung pindah ke ruang perawatan jalan sendiri krn dia rajin bgt jalan2