Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 pemesan kue ternyata mantan ibu mertua
Iwan menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah mewah
Akza dan ketiga Adiknya sangat terkejut karena mereka berhenti tepat didepan rumah tempat mereka dibesarkan dulu dan tempat mereka menyimpan banyak kenangan buruk dan menyakitkan
tak terasa air mata mereka menetes membasahi pipi mereka
mereka juga merasa penasaran karena disana ada sebuah tenda seperti akan diadakan acar besar
"ayo turun dek kok bengong !? eh kok kalian nangis sih dek !?"tanya Amran
Akza dan adik-adiknya segera menyeka air matanya
"kami tidak nangis kak,kan tadi anginnya kencang jadi debu masuk kedalam mata"jawab akza memberikan alasan Adik-adiknya pun mengangguk membenarkan ucapan karyawan mamanya iti
"oh begitu ya ,maaf ya kalau kakak bawa mobilnya kencang sampai mata Kalian kena debu "ucap iwan Merasa tidak enak hati
"tidak apa-apa kak, ayo angkat kuenya Nanti yang punya marah"jawab Akza mengalihkan pembicaraan
mereka pun mengangkat kue kedalam rumah orang tua Bara
untung saja ke empat anak naina tadi memakai jaket Hoodie Hingga mereka bisa menutupi kepala mereka
mereka memakai jaket Hoodie karena mereka duduk dibelakang mobil pick up agar tidak kepanasan dan masuk angin
"bang benaran kita masuk kerumah Oma ?! takut nanti kita di usir lagi"kata Ali berbisik pada kakaknya suaranya terdengar takut namun Attar dan abimanyu pun bisa mendengar ucapan saudaranya itu
"tenang A' kalau ada yang tanya kita ngapain disini bilang saja kita sedang kerja "jawab akza menengkan adiknya
"bang sedang buat acara apa ya dirumah oma ini sepertinya sangat ramai!?" tanya Attar
"abang juga nggak tau mas"jawab akza
mereka berjalan masuk kedalam rumah diarahkan melewati pintu samping rumah besar itu dan saat melewati halaman mereka fokus menatap pelaminan yang terpasang Sangat mewah dan indah
"siapa yang akan menikah ya bang!?"tanya Abi penasaran
"mungkin uncle Naren "jawab akza asal
"iya juga ya"ucap abi
"ayo cepat dek nanti kita ada yang liat "ajak akza pada Adik-adiknya
mereka melewati taman belakang rumah mewah itu mereka kembali mengingat saat mereka tinggal dirumah itu saat membatu mama mereka merapikan rumput dan menjemur pakaian
"bang belum berubah ya"ucap Attar pelan tak Terasa air matanya menetes segera di usapnya air matanya dengan lengannya karena tangannya mengangkat kardus berisi kue
"Alhamdulillah, pekerjaan terasa ringan untung adek-adek ikut jadi kita nggak mesti Capek bolak balik mengambil kardus kardus kuenya"ucap iwan
"eh ini sisa pembayaran kuenya ya mas" ucap bibi Sepertinya Art dirumah itu menyerahkan amplop berisi uang sisa pembayaran kue yang mereka antarkan
"iya bu,kalau begitu kami permisi dulu" ucap Amran berpamitan
"eh bik maaf kalau boleh tau sedang ada acara apa ya !?"tanya Ali penasaran
ketiga saudaranya pun menatap sang bibik menunggu jawaban karena mereka juga penasaran
"oh itu acara nikahannya tuan Al-Bara sekalian rayain ulang tahunnya den Alfa" jawab bibik
"ahk...!?"ucap mereka berempat serempak
"kenapa dek?!"tanya Iwan dan amran
"ahk tidak kak, tidak apa-apa!!" jawab mereka
"memangnya acara nikahan nya kapan bik?!"tanya Attar penasaran
"nikahannya sudah dek kemarin resepsinya juga dirumah istri tuan muda Non Geisha dan hari ini Nyonya besar mengadakan pesta ulang tahun sekaligus mengenalkan menantu barunya pada teman-temannya dan para tetangga"jawab bibik
"trus papa,eh maksudnya pengantinnya mana?!" tanya Abimanyu penasaran
"bik bibik , pengantar kuenya mana?! itu mobil butut mereka merusak pemandangan saja"ucap nyonya Dianra dengan sombongnya
ke empat cucunya mengepalkan tangannya
"oh maaf nyonya" jawab bibik Art itu
"ayo dek, cepat itu mobilnya dibawa keluar sebelum Nyonya ngamuk "ucap bibik Art itu pada Iwan
"oh baiklah bik"jawab Iwan dan bergegas pergi dari sana
"maafkan kami ya bik, karena kami bibik kena marah "ucap akza
"iya nak tidak apa-apa, Nyonya memang seperti itu"jawab bibik Art
"kami pamit ya bik"ucap akza dan mengajak adiknya pergi dari sana
setelah sampai di halaman depan dimana pelaminan resepsi pernikahan Bara dan geisha diadakan
dan disana Bara dan geisha sudah duduk bersanding memakai baju pengantin
ke empat anak Naina menatap ayahnya yang sedang bersanding dengan wanita lain tanpa sengaja mata mereka bertemu Bara terlihat terkejut melihat ke empat putranya berdiri menatapnya dari kejauhan hati bara sangat sakit melihat ada luka dimata anak-anaknya
Bara juga melihat anak-anaknya menyeka Airmata mereka lalu berjalan meninggalkan nya
"maafkan papa nak,papa terpaksa melakukan ini" Bara membatin masih menatap anak-anaknya yang melangkah pergi
namun saat mereka melangkah cepat ingin pergi dari sana tiba-tiba saja mereka menabrak Narendra dan tuan Ibrahim yang sedang berbincang dengan tamunya
"maaf tuan kami tidak sengaja "ucap Akza mendongakkan kepalanya menatap orang yang ditabraknya dan saat itu juga tudung kepalanya terbuka Narendra dan papanya terkejut melihat mereka
"nak kamu dengan siapa kesini?! mana ibumu!?" ucap tuan Ibrahim memegang kedua pundak cucunya
"oh kami tidak sengaja datang kemari tian kami hanya mengantarkan kue pesanan oma eh maksudnya nyonya Dianra "ucap akza takut karena telah salah bicara
ketiga adiknya pun sudah berkeringat dingin karena ketakutan walaupun mereka tau jika opa dan pamannya selama ini baik pada mereka namun mereka takut jika papa dan omanya marah
"maaf tuan kami harus segera pulang takut mama khawatir "ucap Akza lagi
menatap iba pada Opanya yang masih memegang pundaknya
"tolong lepaskan Abang kami,kami janji tidak akan datang kemari lagi"ucap Abimanyu menghiba dan itu membuat kedua Pria itu terkejut mendengar ucapan putra bungsu Naina
hati mereka seperti sedang dipukul dengan balok besar terasa sakit dan dadanya terasa sesak
"kue apa yang kamu antar nak!? dan dimana kalian tinggal !?" tanya Narendra
"kami mengantarkan kue dari toko kue tempat mama kami bekerja tuan" jawab Akza dan diangguki oleh ketiga adiknya
"dek akza ayo nanti mama kalian nyariin kita"teriak amran yang sudah lama menunggu mereka di luar
"maaf tuan kami pergi dulu, takut mama nyariin mereka pun berpamitan tak lupa mereka mencium punggung tangan paman dan opanya lalu pergi dari sana dengan cepat
"nak tunggu dimana kalian tinggal "teriak Narendra mengejar mereka namun mobil yang ditumpangi oleh ke empat ponakanya sudah pergi dari sana, Narendra terus menatap dengan iba ke empat ponakanya yang duduk dibak belakang mobil pick up itu
"kasihan kalian nak, harus berjuang bersama ibumu untuk melanjutkan hidup kalian sedangkan papamu hidup senang dirumah besar ini
suatu hari nanti kamu pasti akan sangat menyesal kak, membuang berlian demi mengikuti keinginan mama "ucap Narendra berbicara sendiri
tuan Ibrahim menyusul putranya yang masih berdiri diluar gerbang
"kemana mereka nak!?"tanya tuan Ibrahim
"mereka sudah pergi pi, kasihan mereka pa masih kecil harus membantu mamanya "ucap Narendra
"apakah uang yang saya berikan pada Naina sudah habis !?"tanya tuan Ibrahim
"tidak mungkin pi, Saya tau bagaimana kak Naina uang itu tidak mungkin dipakainya sembarang, pasti dia memakai uang itu untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya "jawab Narendra
"uang yang kuberikan saja tidak berubah pi"ucap Narendra lagi
"ya kamu benar Naina memang perempuan yang sangatlah baik"jawab tuan Ibrahim
"ayo masuk pi nanti mami marah-marah "ucap Narendra pada ayahnya lalu merangkulnya masuk kembali kehalam depan rumah mereka yang sudah disulap menjadi tempat untuk resepsi
sedangkan diatas mobil pick up ke empat anak Bara dan Naina saling berpelukan dan menangis tanpa suara takut orang-orang dijalan melihat mereka
mereka tidak menyangka jika papanya secepat itu menikahi wanita lain
"pantas saja papa tidak pernah menemui kita karena papa sudah punya keluarga lain Hiks hiks hiks "ucap Abi yang sudah tidak kuasa menahan tangisnya
"sudah dek jangan nangis ya"ucap akza memeluk adiknya itu
"biarkan lah papa bahagia dengan keluarga barunya,kita juga sudah bahagia kan bersama mama,kakek,nenek, aunty,bunda,uti dan akung juga dedek cantik kita Dede Dewi "ucap Attar juga ikut memeluk adiknya