Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12 ONS
Pesta ulang tahun Irwan berlangsung dengan meriah. Danu menjemput Delia, sebelumnya, mereka mampir terlebih dahulu ke toko, membeli hadiah untuk Ayah Danu. Delia terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna hitamnya yang cukup terbuka. Begitupun dengan Danu, yang juga memakai setelan Jas Hitam. Mereka berdua seperti pasangan yang serasi.
Delia menggandeng tangan Danu, berjalan masuk ke dalam rumah, dimana sudah banyak tamu yang datang.
"Aku merasa gugup." ucap Delia, meskipun semua ini hanya pura-pura.
"Tenanglah, Delia. Tarik napas dalam-dalam, dan hembuskan perlahan. Kau ingat dengan rencana kita kan?"
"Tentu. Tapi, Dan. Bagaimana jika Papamu tahu kalau aku ini sebenarnya hanya seorang sekertaris di kantormu?" tanya Delia, masih tetap menggandeng tangan Danu.
"Papaku bukan tipikal orang yang memandang status sosial. Aku akan memperkenalkannya padamu."
Mereka berdua telah sampai di hadapan Irwan.
"Pa, perkenalkan, ini Delia."
Delia tersenyum, sambil mengulurkan tangannya. "Delia, Om." ucapnya ramah. "Dan selamat ulang tahun, ini hadiah untuk Om."
"Astaga, kenapa harus repot-repot bawa hadiah?" Irwan menerima dengan senyum lebarnya. "Terima kasih, Nak. Padahal hadiah sebenarnya itu adalah kamu. Ya, calon menantu Papa."
Delia menelan ludah dengan susah payah, bahkan dia memaksakan senyumnya. Melihat Irwan, sungguh dia tidak sanggup dengan semua kebohongan ini.
"Papamu berharap banyak padaku, Danu. Aku tidak tega melihatnya."
"Sst." Danu meminta Delia untuk diam sejenak, dia tidak ingin sang Ayah mencurigainya.
"Pa, aku akan bawa Delia untuk berkeliling rumah."
"Pergilah! Jaga calon menantu Papa baik-baik." Irwan mengusap lembut pucuk kepala Delia. Ini adalah momen yang Delia rindukan, kasih sayang dari seorang Ayah.
Danu menggenggam jemari Delia, mereka sekarang berada di kolam renang.
"Aku benar-benar tidak tega melihat Papamu, Dan. Aku rasa kita harus jujur padanya,"
"Tidak, Delia! Aku mohon jangan. Aku bisa mengatasi semuanya, aku janji." ujar Danu dengan mata memohon. "Selagi Papa belum curiga dengan hubungan kita, pelan-pelan aku akan mencari wanita untuk menjadi calon istriku."
Delia hanya diam saja, hatinya benar-benar tidak bisa membohongi orangtua.
Di sisi lain, Aryan dan Jenny ikut serta datang ke pesta ulang tahun milik Irwan. Dia salah satu college dari perusahaan yang Danu pimpin.
"Selamat ulang tahun, Tuan Pradana." ucap Aryan menjabat tangan Irwan, dan Jenny membiarkan hadiah kepada Irwan.
"Terima kasih, Tuan Syah. Senang Anda bisa hadir di pesta saya ini. Mari, nikmati pestanya."
Aryan tersenyum, sedangkan jenny terus saja memeluk lengan Aryan, yang mana membuat pria itu merasa sangat risih.
Beberapa menit kemudian.
Lampu redup, lalu menyala, namun hanya menerangi lantai dansa. Terlihat Danu dan Delia berdiri disana. Danu mengulurkan tangan kanannya, Delia pun menyambut dengan senyum paksa.
Danu mulai meletakkan tangan sebelah kirinya di pinggang ramping milik Delia, sebelum itu, dia meminta izin terlebih dahulu. Delia pun merangkul pundak Danu, dan mereka mulai berdansa saat musik di putar. Beberapa pasang mata ikut tersenyum bahagia melihat itu, begitupun dengan Irwan. Dia merasa terharu melihat putranya yang sudah memiliki tambatan hati.
Entah mengapa hati Aryan tiba-tiba berdetak sangat cepat, dia pun menoleh ke lantai dansa. Dan betapa terkejutnya saat dia melihat seorang wanita yang menabraknya kemarin di kafe.
'Wanita itu?' batin Aryan, dia merasa seperti memiliki ikatan yang kuat dengan Delia.
"Ada apa, Ar?" tanya Jenny mengusap punggung Aryan.
"Tidak!" sahutnya menggelengkan kepala.
"Kau ingin berdansa juga?" Jenny tersenyum lebar, mencoba merayu Aryan. Namun, bukannya mendapatkan jawaban, Aryan malah pergi meninggalkannya. Hal itu membuat Jenny sangat kesal. Tetapi dia harus tetap sabar demi mendapatkan hati Aryan.
_________
Dua jam kemudian, pesta pun usai. Danu dan Delia berhasil menjalankan rencana mereka dengan baik. Saat pesta sudah hampir berakhir, Irwan meminta Danu dan Delia untuk berbicara dengannya di ruang kerjanya.
"Aku ingin berbicara dengan kalian berdua tentang masa depan," kata Irwan sambil tersenyum.
Danu dan Delia saling menatap, sedikit khawatir tentang apa yang akan dikatakan oleh Irwan. "Apa yang ingin Papa bicarakan, Pa?" tanya Danu.
"Papa ingin membicarakan tentang hubungan kalian berdua," kata Irwan. "Papa sangat senang melihat kalian berdua bersama, dan Papa pikir kalian berdua sangat cocok."
Danu dan Delia saling menatap, sedikit terkejut dengan pernyataan Irwan. "Apa maksudnya, Pa?" tanya Danu masih belum mengerti.
"Papa ingin kalian berdua serius dengan hubungan kalian," kata Irwan. "Papa mau kalian berdua segera menikah."
Danu dan Delia saling menatap, sedikit terkejut dengan permintaan Irwan. Danu tidak tahu apa yang harus dikatakan, sementara Delia terlihat sedikit bingung.
"Apa yang harus kita lakukan?" bisik Danu kepada Delia.
Delia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu," katanya.
Danu dan Delia harus membuat keputusan yang tepat, tapi apa yang akan mereka pilih?
Danu meminta waktu kepada ayahnya untuk mempertimbangkan permintaan tersebut. "Pa, aku membutuhkan waktu untuk membicarakan hal ini dengan Delia," kata Danu.
Irwan mengangguk paham. "Baiklah, anakku. Tapi jangan terlalu lama. Papa ingin melihat kamu bahagia dengan pasangan yang tepat."
Delia merasa takut dan cemas karena dia hanya menjadi kekasih pura-pura Danu. Dia tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi situasi ini, terutama ketika ayah Danu meminta mereka untuk menikah.
"Apa yang akan terjadi jika Papa Danu tahu bahwa kita hanya berpura-pura?" pikir Delia dengan khawatir.
Delia merasa seperti dia terjebak dalam situasi yang tidak dia inginkan. Dia tidak tahu bagaimana dia harus keluar dari situasi ini tanpa menyakiti Danu atau ayahnya.
"Apa yang harus aku lakukan?" pikir Delia dengan cemas.
Delia memutuskan untuk berbicara dengan Danu tentang perasaannya dan mencari solusi bersama. "Danu, kita perlu berbicara tentang apa yang terjadi tadi," kata Delia.
Danu memperhatikan ekspresi Delia yang cemas. "Apa yang salah?" tanya Danu.
Delia mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Aku merasa takut karena kita hanya berpura-pura. Apa yang akan terjadi jika Papa-mu tahu?" kata Delia.
Danu memperhatikan Delia dengan serius. "Aku tidak tahu. Tapi aku akan mencari solusi bersama denganmu," kata Danu.
Delia merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Danu. Dia berharap mereka bisa menemukan solusi yang tepat untuk situasi ini.
*********
AAAAA!!!! CALON ISTRI SIAPA SIH INIII?? 😍
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai