Gauri wanita ceria yang selalu positif kini harus berjuang dengan membuka sebuah Cafe yang ternyata pengelola gedungnya adalah Caraka seorang mantan atlit yang pensiun akibat sebuah tragedi yang mengubah hidupnya.
Setelah sempat terpisah, apakah kali ini Caraka akan merelakan Gauri pergi lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiwi tiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CARAKA AKHIRNYA SADAR
"Ri ... lo dengerin gue ga sih? Ri ... halo?" Bagas terus memanggil Gauri yang tidak memberi respon apa-apa padanya. Sementara dibalik telepon ada Gauri yang masih terdiam karena syok dan tidak tahu harus berbuat apa. Tidak lama Gauri menutup telepon dari Bagas dan cepat-cepat menelepon Caraka. Dirinya mau memastikan yang terjadi kepada Caraka benar atau hanya rumor.
Terakhir kali Gauri masih sempat berkomunikasi dengan Caraka sebelum kompetisi berlangsung. Memang tidak lama namun tidak ada tanda-tanda kalau Caraka sedang sakit saat itu. Dengan rasa tidak percaya Gauri mencoba menghubungi Caraka namun tidak juga diangkat. Gauri sangat panik sampai hampir menjatuhkan ponselnya.
Sementara di rumah sakit ada Nenek Fely yang sangat terkejut mendengar hasil tes dari dokter. Fely tidak menyangka selama ini Caraka sangat tertekan dan stres. Caraka tidak pernah menunjukan itu kepadanya, bahkan setelah Mike meninggal Caraka selalu bersikap baik-baik saja didepan dirinya. Fely menyalahkan dirinya yang kurang menyadari apa yang dirasakan cucu kesayangannya itu.
Setelah menenangkan dirinya Nenek Fely kemudian masuk ke ruang inap Caraka. Disana Caraka masih belum sadarkan diri. Fely hanya bisa terduduk sambil menatap cucunya itu. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu lagi kepada Caraka.
Didalam bis selama perjalanan pulang Gauri hanya menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong dan rasa khawatir. "Apa yang terjadi ya? Gimana sekarang keadaannya ya?" gumam Gauri dalam hati. Tadi Gauri sudah sempat mengirimkan pesan kepada Bagas meminta kalau ada info terbaru mengenai Caraka agar langsung menghubunginya.
Harusnya hari ini Gauri ada janji bertemu dengan teman-temannya. Mereka berencana menghabiskan waktu main bersama setelah tadi pagi berjuang mengerjakan soal pre test universitas. Tetapi akhirnya Gauri tidak jadi ikut, dirinya masih belum tenang sampai mendapat kabar terbaru tentang keadaan Caraka disana. "Kalo di Jakarta aku pasti udah lari nyari rumah sakit yang mana deh dari pada bingung khawatir gini ... " katanya dalam hati.
Kakek Caraka akhirnya tiba di rumah sakit malam harinya. Dirinya berangkat dari Yogyakarta setelah beberapa hari menyelesaikan urusan bisnisnya disana. Melihat suaminya sudah tiba Fely hanya bisa menangis sambil memeluknya. Sang suami hanya bisa menenangkan istrinya itu, sebelumnya kakeknya Caraka sudah mengetahui keadaan Caraka dari asisten sang istri.
"Caraka akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir ... disini dia ditangani dokter yang baik," ucap Surya kakek nya Caraka.
"Caraka sangat menyukai berenang, tapi gimana kalo gara-gara itu malah memperparah keadaan Caraka," khawatir Fely.
"Kita bisa cari caranya nanti, tenang dulu ya yang penting Caraka sadar dulu," tatap Surya menenangkan Fely.
Memang benar semua gejala yang dirasakan Caraka akan muncul jika dirinya masuk kedalam kolam. Ingatan dari hari itu masih sangat tergambar jelas dipikirkan Caraka bahkan seperti terus terulang. Perasaan itu sepertinya menjadi pemicu terbesar keadaannya sekarang. Selain itu karena dirinya selalu menyimpan semua rasa itu sendiri yang memperparah semuanya.
Tidak lama Caraka pun sadarkan diri dan kebingungan kenapa dirinya bisa ada di rumah sakit. Bahkan semakin bingung setelah melihat kakek dan neneknya juga ada disana menatap dirinya dengan khawatir. Caraka tidak menyadari dirinya pingsan tadi setelah kompetisi. Matanya menatap kesana kemari mencari pelatihnya.
"Hasilnya gimana tadi coach?" tanya Caraka yang langsung mengkhawatirkan hasilnya begitu dirinya sadar.
"Udah gausah khawatirin hasil tadi Ka ... " ucap pelatihnya.
"Coach .... "
"Oke, tadi kamu diposisi dua hanya beda dua sampai tiga detik tapi tenang untuk keseluruhan tim kita lebih bak dari yang lain, udah puas kan?" jawab pelatihnya.
"Syukur deh," ucap Caraka.
Nenek dan kakeknya terus menatap Caraka tidak dengan kekhawatiran namun berganti kesal karena Caraka sama sekali tidak khawatir tentang dirinya sendiri. Caraka bahkan tidak bertanya kenapa dia ada disini, melainkan timnya dulu yang ditanyakan. Caraka menyadari tatapan kesal dari kakek dan neneknya.
"Maafin Caraka ya bikin khawatir ... " ucap Caraka mengenggam tangan Fely.
"Tapi bener aku gapapa kok, gausah khawatir beneran," lanjut Caraka.
"Kamu tuh ya ih." Fely kembali menangis.
"Nenek kamu ini langsung berangkat kesini begitu denger kamu masuk rumah sakit, Ka." ucap Surya.
"Maafin Caraka, Nek." ucap Caraka memandang sang nenek.
Fely heran kepada Caraka kenapa tidak pernah menceritakan hal ini kepadanya. Kenapa harus dipendam sendiri seperti tidak memiliki keluarga. Fely terus mengomel mengungkapkan kekesalan juga kekhawatirannya kepada Caraka. Sedangkan Caraka hanya mendengarkan dengan baik sambil terus mengenggam tangan neneknya itu. Fely mengira Caraka sekarang lebih baik dalam mengungkapkan perasaannya, ternyata masih tidak dan itu yang membuatnya semakin sedih.
Caraka sebenarnya tidak bermaksud untuk menyembunyikannya. Dirinya hanya merasa ini bukanlah masalah besar dan akan menghilang seiring berjalannya waktu. Caraka berfikir kalau dirinya sudah tidak merasa kehilangan lagi semua gejala itu akan hilang. Tanpa dia sadari sebenarnya perasaan yang dia coba hapuskan dari otaknya tidak hilang begitu saja dari hatinya.
Tim pelatih sudah memberi kabar kepada staff yang lain kalau Caraka sudah sadar dan kondisinya mulai membaik. Caraka dan keluarganya meminta kepada pelatihnya untuk sementara ini merahasiakan penyebab Caraka pingsan tadi kenapa sampai mereka tahu cara menanganinya bagaimana. Otomatis Bagas juga sudah mengetahui kabar ini dan langsung berusaha menghubungi Gauri.
"Halo ... Ri, Caraka udah sadar."
"Dia baik-baik aja sekarang, lo gausah khawatir lagi," ucap Bagas menangankan Gauri.
"Beneran? Kak Bagas ga bohong kan?" tanya Gauri.
"Bener, tadi gue dapet info dari anak-anak yang ada disana," jawab Bagas.
"Ah, lega banget gue sekarang kalo bener Kak Caraka baik-baik aja," tenang Gauri.