Seorang mafia kejam yang ingin memiliki keturunan. Namun sang istri hanya memiliki sedikit kemungkinan agar dia dapat mengandung. Begitu tipis kesabaran yang di miliki oleh pria tersebut pada akhirnya dia mengambil jalan tengah untuk memiliki keturunan dari wanita lain. Apakah nantinya sang Istri dapat menerima dengan senang hati merawat anak dari wanita lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritasaya22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POSITIF??
Menimbang-nimbang di dalam hati, Ziya pun akhirnya membuka suara dan berkata untuk bertanya .
"A-Apakah ada hal buruk yang terjadi?" Ucapannya itu, terdengar jelas melalui headphone yang dikenakan Darren .
Memejamkan mata, Darren berusaha mengontrol emosinya. Semua gara-gara gadis ini dan sang ayah pada akhirnya turut campur tangan.
Entah sihir apa yang dimiliki gadis itu, sehingga membuatnya seperti ini. Kehilangan akal dan selalu terbawa perasaan. Ini salah dan memalukan, apalagi sampai sang ayah memberikan teguran. Sudah cukup kegilaan ini.
"Sudah cukup," batin Darren .
Membuka mata dan menoleh ke arah Ziya , Darren pun berkata ketus.
"Tidakkah kamu membaca isi kontrak?" Mendengar ucapan pria itu, membuat Ziya membeku.
Ia lupa akan isi kontrak dan sudah saatnya terbangun dari mimpi semu. Ziya tidak menjawab dan langsung memalingkan wajah, menatap keluar jendela.
"Sial!" Umpat Darren yang juga memalingkan wajah.
Saat melihat mata gadis itu yang terluka karena ucapannya, mengapa ia merasa tersiksa. Bahkan, sempat ia tergoda untuk merengkuh wanita itu ke dalam pelukan dan menghiburnya.
'Sial! Benar-benar sial dan ia juga sudah tidak waras,' Tentu umpatan itu, terdengar jelas oleh Ziya melalui headphone.
Seketika, kebahagiaan yang sempat dirasakan tadi, sirna begitu saja tergantikan dengan rasa sedih dan kecewa.
"Benar, tidak semua hal akan terjadi sesuai dengan mimpi " batin Ziya untuk menyadarkan dirinya sendiri.
Keheningan dipecahkan, saat sang pilot mengumumkan waktu untuk mendarat telah tiba. Perjalanan kembali terasa begitu lama oleh Ziya , selain itu suasana hatinya bertolak belakang dengan saat berangkat tadi.
Helikopter mendarat di helipad yang berada di Mansion, lalu dua orang bodyguard membukakan pintu helikopter untuk Darren dan Ziya .
Ziya turun dari helikopter, dengan dibantu oleh salah seorang bodyguard yang membukakan pintu untuknya. Ziya berlari ke arah kediaman di mana Darren berdiri diam di sana.
Darren menoleh, saat merasakan keberadaan Ziya yang berada tepat di belakangnya.
"Ganti pakaianmu dengan yang sopan dan segera pergi ke ruang baca, pelayan akan mengantarmu!" perintah Darren dengan oktaf suara yang sangat tegas dan segera seorang pelayan berjalan mendekati Ziya .
"Ayo Nona," ajak si pelayan sopan.
Ziya tidak mampu menjawab, ia pun patuh dan melangkah pergi mengikuti si pelayan, menuju kamar tidurnya, Pelayan itu membantu Ziya berganti pakaian.
Setelan formal, kemeja berbahan katun dan celana panjang berbahan senada, tentu dengan pakaian dalam yang lengkap.
"Ayo Nona, kita harus segera tiba di ruang baca," ajak si pelayan kembali.
" Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa si pelayan juga terlihat begitu tegang? " batin Ziya bingung.
"Ada apa? Apakah ada masalah?" tanya Ziya memberanikan diri.
Si pelayan hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab. Melangkah keluar dari kamar menuju ruang baca, tentu dengan Ziya yang mengikuti.
Dengan jantung berdebar tidak karuan, Ziya mengusahakan langkah kakinya tidak tertinggal jauh dari si pelayan.
Ia buta arah jika di dalam Mansion luas nan mewah ini dan bisa tersesat. Tiba di depan pintu ganda kayu yang besar, mereka berhenti melangkah.
Si pelayan mendorong pelan satu daun pintu hingga terbuka lebar dan mempersilakan Ziya untuk melangkah ke dalam.
Namun, baru dua langkah, kakinya sudah membatu. Pelayan menutup pintu dan meninggalkan Ziya. Ziya menelan salvinanya sekuat tenaga dan menatap ke orang-orang yang berada di dalam ruangan itu.
Tatapannya menangkap sosok pria itu yang duduk di sofa besar, tepat di sudut ruangan. Raut wajah pria itu begitu buruk dan tidak melihat ke arahnya. Selain pria itu, ada pria lain yang duduk di sofa.
Pria berusia lanjut dengan rambut beruban, tapi terlihat berwibawa. Jika diperhatikan, wajah pria tua itu sangat mirip dengan Darren . Seketika, Ziya semakin panik.
Untuk menekan kepanikannya, ia memalingkan tatapan. Namun, melihat dua sosok lainnya yang berdiri tidak jauh di hadapannya, membuatnya spontan mundur dua langkah dan punggungnya menempel pada pintu kayu yang begitu dingin.
"Jangan takut. Mereka khusus didatangkan untuk memeriksa dirimu, Memeriksa apakah kamu sudah hamil atau belum," ujar Darren dengan suara baritonnya dan berdiri, serta melangkah mendekati Ziya .
Seorang dokter pria paruh baya dan seorang perawat wanita, juga datang menghampiri Ziya . Darren berdiri di samping Ziya dan membuat rasa takut yang dirasakan Ziya langsung menguap la percaya dengan pria itu.
Ia percaya seperti orang bodoh yang tidak dapat berpikir "Ayo, kita biarkan dokter bekerja, ajak Tuan Besar Lois Ryzadrd kepada Darren yang juga bangkit dari duduknya, tanpa mau menatap gadis sewaan itu.
Bagaimanapun, ia tidak terlalu setuju dengan tindakan putranya ini. Hanya saja, mau bagaimana lagi sebab menantu nya adalah wanita tidak berguna.
Darren mengangguk dan melangkah keluar dari ruang baca, bersama dengan sang ayah.
"Nona, mari ikut saya," ajak si perawat sopan.
Ziya yang kembali merasa takut, hanya bisa mengangguk dan patuh. Pemeriksaan pun dilakukan, bahkan di sudut ruangan lain telah disulap layaknya ruang praktek dokter kandungan, lengkap dengan peralatannya.
Di luar ruang baca
Darren dan sang ayah berjalan berdampingan, menuju ruangan lain yang tidak jauh dari sana.
"Jika wanita itu hamil, maka kamu tidak memiliki keperluan dengannya lagi. Jadi, jangan pernah menginjakkan kaki di tempat ini lagi!" ujar Tuan Besar Ryzadrd dengan nada suara yang tidak dapat dibantah.
Darren tidak menjawab, rahangnya berlaga rapat hingga bibirnya membentuk satu garis lurus. Memikirkan tidak dapat lagi mencumbu wandengan gadis itu lagi, membuat perasaan Darren amburadul.
Tuan Besar Ryzadrd dan putranya Darren, duduk di ruang tamu yang berada tidak jauh di sana. Ayah dan anak, duduk saling berhadapan dan tidak ada yang berbicara.
Tidak ada yang perlu dibicarakan, sebab Darren sudah paham akan apa yang baru saja disampaikan oleh sang Ayah. Darren tidak merasa senang, lebih tepatnya sangat marah.
Ia marah karena sang ayah dianggap terialu mencampuri urusannya. Hanya saja, ia tidak dapat mengutarakan amarah tersebut. Sebab, itu hanya akan membuatnya terlihat konyol.
"Ayah tahu, kamu marah. Namun, semua ini Ayah lakukan untuk kebaikanmu. Tidak ada untungnya tergila-gila dengan seorang wanita, yang hanya akan merugikan dirimu. Pakai dan nikmati tubuh mereka, setelah itu buang," ujar Tuan Besar Lois Ryzadrd, memberi nasehat.
Namun, reaksi Darren setelah mendengar nasehat sang ayah adalah tertawa. Darren tertawa sinis. Sebab, terdengar begitu menggelikan saat kata-kata itu, meluncur dari mulut sang ayah.
"Apa yang lucu?" tanya Tuan Besar Ryzadrd jelas tidak senang.
"Maaf, Ayah. Hanya saja, nasehat itu terdengar lucu saat diucapkan oleh seorang pria yang memiliki enam istri. Ah, maksudku satu istri sah dan lima wanita simpanan" tandas Darren apa adanya.
Tuan Besar Ryzadrd, berusaha menekan emosi yang mulai meluap. Biasanya, ia akan murka dan mencaci maki, jika Darren menyinggung perihal tersebut.
Itu adalah aib dan tidak pantas dibanggakan, jadi ia lebih senang jika tidak diungkit. Namun, kali ini putranya hampir terjerat dengan seorang gadis yang dibeli sendiri.
Apa yang dapat diharapkan dari perasaan tersebut? Terlebih, putranya memiliki status sebagai seorang suami. Keberadaan gadis itu, hanya akan menjadi masalah. Jadi, sebelum semuanya terlambat, Tuan besar Ryzadrd memutuskan untuk menarik putranya dari jerat wanita jalang.
Berusaha tetap tenang dan tidak terprovokasi, akhirnya Tuan Besar Ryzadrd berkata, "Karena aku tahu bagaimana rasanya dililit oleh wanita mata duitan dan tidak memiliki hati nurani, maka aku harus pastikan kamu tidak melakukan kesalahan yang sama. Percayalah, memang pada awalnya kamu merasa marah dan tidak puas. Namun, sudah cukup bermain dan biarkan gadis itu melakukan tugasnya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah temukan wanita lain. Jika istrimu tidak mampu melayani mu sesuai keinginan mu, maka carilah wanita lain, tentu saja hanya untuk kepuasan sesaat."
Darren tidak lagi tertawa, sebab apa yang dikatakan sang ayah cukup untuk mengembalikan kesadarannya.
Selama dua belas tahun belakang ini, satu persatu wanita datang ke kediaman dengan anak dari sang ayah yang mereka lahirkan diam-diam.
Kedatangan mereka untuk menuntut harta, yang sama sekali mereka tidak memiliki hak akan hal tersebut. Setiap itu terjadi. Darren merasa jijik dan marah kepada sang ayah yang dianggap bodoh.
Bodoh dalam arti, membiarkan nafsu duniawi menang di atas akal sehat. Karena alasan itu juga, Darren sedikit trauma dan bersumpah tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan sang ayah.
Alasan itu lah yang membuat Darren menolak program bayi tabung. la tidak akan membuat sedikit pun celah, untuk anak haramnya terlahir tanpa sepengetahuannya.
"Ayah anggap kamu mengerti. Karena itulah, cukup sampai di sini dan teruskan kesenangan lain di luar Mansion, jika gadis itu positif hamil," lanjut Tuan Besar Ryzadrd.
Darren tidak menjawab dan berdiri dari duduknya, kemudian melangkah pergi meninggalkan Mansion. la menggunakan mobil sport mewah, untuk pergi dari Mansion.
Ia yakin dengan intensitas bercumbu yang begitu tinggi, gadis itu pasti hamil. Darren memilih pergi tanpa bertemu dengan gadis itu lagi.
Sebab jika bertemu, ia ragu akan dapat pergi tanpa menyentuh wanita itu.
.*.*.*
Di sudut kota yang lain.
Tepatnya di kediaman Keluarga Zhang.
"Ahh..." "Ough..." "Shit..." "F*ck..." Desahan dan erangan, terdengar sayup-sayup dari dalam kamar tidur milik Naraya .
Ia tidak lagi takut perselingkuhannya ketahuan, sebab ia sudah membayar semua pelayan di kediaman ini untuk tutup mulut .
Di saat Darren dan ayah mertuanya tidak ada, itulah saat yang tepat untuk memanggil Ferry si pegawal .
Seperti sekarang ini, mereka bercinta liar di kamar mandi yang berada di dalam kamar tidurnya. Naraya duduk di atas meja wastafel, yang terbuat dari batu alam indah.
Bokongnya yang tidak berlapis kain, menempel pada batu alam yang dingin itu. Namun, rasa dingin itu sama sekali tidak dirasakan.
sebab saat ini darahnya sedang mendidih.
Telanjang dengan tubuh yang melengkung, kedua kakinya juga terbuka lebar.
Dengan senang hati, ia menerima setiap hentakan kasar dari pinggul Ferry ke kewanitaannya.
"Ouhhh, ya, ya... Ahhh, lebih kuat dan cepat -" Ucapan Naraya terputus, saat hentakan pinggul itu semakin kuat dan kencang.
Dimana membuat seluruh tubuhnya terhentak hebat. Bibir basah dan hangat milik Ferry , mengulum salah satu puting payudaranya dengan begitu rakus, Naraya semakin melengkungkan tubuh dengan kedua tangan yang bertopang di meja batu alam tersebut.
Kehidupannya amat tragis. Suami dan ayah mertua yang tidak menghargainya dan ketidakmampuannya untuk melangkah pergi dari kehidupan ini.
Ia tidak bisa bercerai, karena perusahaan orang tuanya masih membutuhkan dukungan finansial dari Keluarga Ryzadrd .
Jadi, ia hanya dapat bertahan. Setidaknya dengan keberadaan Ferry , kehidupannya yang suram menjadi sedikit berwarna.
Setidaknya, ia memiliki alasan untuk hidup pada esok hari, ia tidak lagi meratapi nasibnya setiap saat, ia tidak lagi begitu mengharapkan belaian dari sang suami, ia memiliki alasan untuk bertahan sampai anak haram itu lahir di dunia ini dan jatuh ke dalam genggamannya.
Ferry mengerang kuat saat klimaks dicapai. Seluruh inti tubuhnya dituang ke dalam rahim sang Nyonya.
la amat mengagungkan Nyonya nya ini, sesuai dengan keinginan wanita itu untuk dipuja. Di saat yang bersamaan, Naraya juga orgasme dan berteriak nikmat.
Akhirnya, pusaran hasrat pun mulai reda dan napas, tidak lagi memburu. Naraya melepaskan penyatuan dan turun dari meja wastafel itu, lalu berjalan ke arah pancuran .
"Pergilah! Di atas meja sudut sudah aku siapkan bayaranmu."
"Baik Nyonya. Terima kasih." Ferry pun mengenakan pakaiannya kembali dan segera keluar dari kamar mandi, dengan senyuman lebar.
Jackpot!
Wanita cantik yang gila bercinta dan bayaran yang mahal. Semenjak menjadi piaraan sang Nyonya, keuangan Ferry mulai membaik.
la ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya sekarang dan hendak melanjutkan kuliah. Hanya saja, ia tidak tahu cara menyampaikan kepada sang Nyonya dan tidak berani.
Maka dari itu, ia akan membuat sang Nyonya kecanduan pada tubuhnya dan patuh terhadap semua ucapannya. la yakin bisa, tapi tentu butuh waktu.
Dengan bersiul, Ferry melompat turun dari balkon dan melanjutkan cuci mobil. Walaupun semua pelayan sudah tahu, tapi ia tidak boleh tertangkap kamera pengawas.
Ferry tidak ingin ini semua cepat berakhir, sebab ia masih butuh uang yang banyak.
....
Kembali ke Mansion.
Ziya sudah kembali ke kamar tidurnya dan duduk di sisi ranjang. Tadi, dokter melakukan pemeriksaan USG dan perawat, mengambil darahnya.
Namun, mereka tidak menjelaskan apapun pada dirinya. Tentu saja, kepada pihak yang membayar dirinya lah, sang dokter harus melaporkan. Kedua tangan yang berada di atas pangkuan saling bertautan dan gelisah melanda hati.