Dive Into You
02 Mei 2002
Cuaca yang terik hari itu tidak menurunkan antusias masyarakat menonton pertandingan renang tingkat nasional yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Gauri dan ayahnya bersama sepupu kami berangkat bersama menuju tempat pertandingan diadakan. Pertandingan dimulai pukul 09.00
pagi dan kami sudah sampai disana jam 08.00 pagi, mengingat salah satu dari sepupu kami juga mengikuti pertandingan renang itu.
“Ayah ... Kak Bagas udah sampai ya, kita langsung ke ruang tunggu pemain aja boleh engga?” tanya Gauri.
Ayahnya berkata, “Sebentar ayah telepon tante mia dulu, tanya mereka ada dimana. ”
Gauri yang masih berumur 6 tahun rasanya tidak sabar bertemu dengan Kak Bagas untuk banyak bertanya tentang pertandingan. Jiwa kepo ini rasanya sudah ada dari lahir. Gauri sangat penasaran bagaimana pertandingan renang ini akan dilaksanakan. Bagas sendiri baru kali ini mengikuti pertandingan ini, dia bukan di tim utama atau pertandingan utama karena umurnya juga masih 10 tahun maka dia berada di pertandingan yang diadakan khusus untuk para calon atlit yang masih dibawah 12 tahun.
Setelah menerima telepon dari Tante Mia, kami langsung menuju ke ruang tunggu pemain untuk menyapa dan menyemangati Kak Bagas sebelum pertandingan. Karena area yang begitu luas Gauri sempat tertinggal jauh
dibelakang, bahkan tidak menyadari ayahnya masuk ke ruangan yang mana. Setelah kebingungan beberapa saat Gauri melihat sesosok anak laki-laki yang umurnya tidak berbeda jauh dari Kak Bagas nampak sendirian didepan sebuah pintu yang mengarah langsung ke arena kolam renang.
Tanpa basa-basi Gauri yang masih kebingungan mencoba menghampiri anak lelaki itu untuk bertanya ruang tunggu yang ingin dia tuju.
“Hai, Kakak kenal Kak Bagas tidak? Kalo boleh tanya dia ada di ruangan yang mana ya, aku ketinggalan jauh dari Ayah," ucap Gauri.
Dengan tatapan tanpa ekspresi dia hanya mengarahkan tangannya ke sebuah pintu yang ternyata tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Pintu itu bertuliskan nama pemain yang mengisi ruangan itu dan terdapat nama
Bagas disana.
“Makasih ... ngomong-ngomong Kakak ikut bertanding juga kan ya, semangat ya semoga menang juara 2 karena juara 1 nya pasti Kak Bagas, dadah” ucap Gauri.
Hanya ada senyuman kecil yang ditunjukan oleh anak lelaki itu selagi Gauri pergi kearah pintu yang tadi dia tunjukkan. “Ayah, kalo jalan cepet banget sih Gauri kan jadi ketinggalan jauh tadi, untung ada Kakak yang kasih tau ruangannya tadi yang mana," kata Gauri sambil berlalu kecil ke arah ayahnya.
“Kakak siapa Ri?” kata Bagas.
“Aduh siapa ya tadi Gauri lupa tanya namanya siapa lagi, soalnya kakaknya juga ga ngomong apa-apa, dia tadi ngasih tau ruangannya juga cuma pake telunjuk,”kata Gauri.
Ayahnya berkata, “Nanti kalau ketemu lagi tanya namanya sama bilang terima kasih ya Ri, jangan lupa.”
“Iya iyaa," jawab Gauri.
“Ayo semua ke kursi penonton, pertandingannya sebentar lagi mau dimulai katanya, kita jangan ganggu Bagas kasian dia,” kata Ayah Gauri.
Ayah Gauri, Gauri, Tante Mia, dan sepupunya yang lain kemudian segera menuju kursi penonton untuk menonton pertandingan bagas dari posisi duduk yang paling strategis. Setelah mereka semua mendapatkan tempat duduk di posisi yang strategis, Gauri melihat kearah bawah yang ternyata ada anak laki-laki yang tadi membantunya bersama dengan kedua kakek neneknya yang terlihat sedang disemangati.
“Ayah, itu Yah orangnya Yah yang itu dibawah sama kakek-kakek dan nenek-nenek,” kata Gauri.
“Oh yang itu, seumuran kayaknya ya sama Bagas. Dia ikut bertanding juga tuh Ri, semangatin juga biar menang soalnya udah bantuin kamu.” kata ayah Gauri.
Gauri membalas ayahnya dengan berkata.“Yah, yang juara 1 tetep kak Bagas, kakak yang itu juara 2 aja gapapa."
Ayahnya hanya tersenyum dengan jawaban polos anaknya itu. Kelihatannya pertandingan akan segera dimulai, semua pemain sudah terlihat bersiap-siap di posisinya masing-masing. Bagas dan anak lelaki itu berdiri tepat bersebelahan dan tersenyum satu sama lain. Dengan hitungan mundur pertandingan pun dimulai.
5 ... 4 ... 3 ... 2 ... 1 ...
Suara peluit menggema ke seluruh arena kolam renang menandakan dimulainya pertandingan tersebut.
Pertandingan cukup sengit terutama antara tiga pemain yang terlihat lebih menonjol dari pada yang lain, mereka yaitu Bagas, anak lelaki yang menolong Gauri, dan satu pemain lain yang memiliki ciri khas kacamata renangnya yang dia beri hiasan. Gauri melihat pertandingan itu dengan mata yang berbinar.
Selain karena sepupu kesayangannya yang sedang bertanding, Gauri sendiri memiliki ketertarikan terhadap berenang karena sering kali diajak oleh Bagas dan orang tuanya. Ibu dan ayah gauri memang terkenal sibuk dengan pekerjaan mereka, sehingga terkadang Gauri harus menghabiskan banyak waktunya sendirian. Hal itu yang menyebabkan banyak waktunya dia habiskan bermain bersama keluarga Bagas dirumah mereka.
Banyak suara yang dikeluarkan oleh Gauri saat itu menandakan dirinya sangat bersemangat saat menonton pertandingan itu.
“Ayo ... ayo ... ayo ... ayo Kak Bagas dikit lagi dikit lagi ... ahhhh ... iya iya ayo sedikit lagi.” teriakan Gauri terdengar begitu bersemangat tidak mau kalah dengan pendukung peserta yang lain.
Suara peluit lagi-lagi menggema di seluruh arena kolam renang, kali ini menandakan berakhirnya pertandingan renang antara peserta usia dibawah 12 tahun. Para peserta naik ke permukaan dan segera menuju ke podium tempat berdirinya pemenang juara 1, 2 dan 3. Seperti yang diperkirakan sebelumnya tiga anak yang terlihat lebih menonjol dari anak yang lain yang berkumpul dibawah podium itu.
“Tadi yang menang Kak Bagas kan Yah ... aduh tadi Gauri ga merhatiin gara-gara deket banget jaraknya mereka berdua,” kata Gauri.
Mereka berdua yang dimaksud Gauri adalah antara Bagas dan anak lelaki yang menolongnya tadi. Gauri sangat penasaran dengan hasil dari pertandingan tadi sampai-sampai hampir berlari kearah depan untuk melihat lebih jelas mereka naik ke atas podium. Panitia kemudian menyuruh ketiga anak itu untuk naik ke podium sesuai dengan urutan kemenangan mereka.
Anak yang memiliki hiasan pada kacamata renangnya naik lebih dulu dan menempati juara ketiga, disusul dengan Bagas dan anak lelaki yang lain berdiri di posisi dua dan satu. Tanpa disangka oleh Gauri, Bagas ternyata berdiri di juara kedua dan anak lelaki yang menolongnya berdiri di juara pertama.
Gauri yang kaget kemudian berkata, “Loh kok bukan Kak Bagas yang menang, yahh sebel ah.”
Gauri kemudian ke kursi dan duduk didekat ayahnya lagi. Ayahnya melihat wajah anak perempuannya itu nampak kesal dan bisa langsung menebak kalau Bagas tidak juara satu. Setelah beberapa saat duduk disana dan menyaksikan pertandingan yang lain, Gauri dan ayahnya langsung pergi ke ruang tunggu pemain lagi untuk melihat keadaan Bagas yang mereka fikir akan cukup kecewa dengan hasil pertandingannya tadi. Tanpa berlama-lama mereka pun bergegas pergi ke ruang tunggu bersama dengan keluarga yang lain.
Hai... perkenalkan aku tiwi, ini judul pertama yang aku tulis.. mohon dukungannya yaa trims :))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Wawan
Semangat ✍️
2023-09-01
1
Erni Fitriana
mampirrrrr
2023-08-19
1
Buat Coba
htejtwute
2023-06-14
1