NovelToon NovelToon
Istri Dadakan

Istri Dadakan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Aliansi Pernikahan / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:446.8k
Nilai: 5
Nama Author: slwarulla

Siapa sangka, Annisa yang memiliki keinginan untuk menikah di usia tiga puluh tahun. Harus tiba-tiba menikah di usia dua puluh satu tahun dengan seorang duda beranak satu lagi!

Annisa tahu ini salah dirinya, karena panik saat orang tuanya memilih untuk menjaminkan dirinya dengan rentenir. Dia nggak mau menikahi rentenir tua itu untuk menutupi hutang kakaknya.

Tapi ... akibat kecerobohannya, kini dia sudah menikah. Apa yang harus Annisa lakukan? Apakah dia bisa menjadi istri yang baik? dan .. bagaimana dengan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon slwarulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa?!

Bram mendekat Annisa dan menepuk pundak perempuan itu, "jangan memikirkan masalah sendiri. Jalanin saja dan lupakan semua yang membuat kamu tersiksa. Selama ini kamu sudah menghadapi semuanya sendiri dan sekarang udah ada saya sama Rama. Jadi, jangan pernah merasa sendiri ya."

Annisa tersenyum simpul dan mengangguk.

"Makasih, mas ..."

Baru mau bertanya lagi, tiba-tiba teriakan Rama terasa menggelegar lalu menghampiri mereka membuat Annisa menatap heboh. Ia usap kening anak itu yang penuh dengan peluh keringat.

"Habis, ngapain sih kamu? Memangnya nggak capek apa? Dari tadi aktivitas terus. Bukannya istirahat."

"Dia mana kenal istilah capek," jawab Bram lalu terkekeh. Ikut mengacak rambut anaknya. "Ayah jadi nggak bisa deh ngebayangin, gimana hebohnya Rama kalau nanti udah sekolah. Pasti dia sibuk banget, ikut banyak aktivitas."

"Tahun depan kan mas? Kamu udah ada rencana mau masukin Rama ke sekolah mana? Walaupun baru TK, tapi TK tuh sekolah pertama yang buat Rama jadi belajar banyak hal. Jadi, harus cari yang bagus kamu ..."

"Tenang, banyak TK yang bagus kok sekarang. Nanti sebelum benar-benar TK kita cari bersama TK yang paling pas untuk Rama dan tentunya, Rama harus lihat sendiri lingkungan nya. Biar dia sendiri yang nyaman, bukan kita yang memaksa."

"Iya mas ..."

"Mamah tau nggak sih besok hari apa?" tanya Rama dengan tatapan memicing. "Tadi aku baru di kasih tahu pak Firman dan aku baru tahu kalau besok adalah hari spesial buat mamah di seluruh dunia. Termasuk mamah. Jadi, mamah tau kan kalau besok hari yang spesial?"

Annisa melirik ke arah Bram dan suaminya itu hanya mengangkat bahu. Memang tidak tahu akan apa yang terjadi.

"Mamah, nggak tahu nak. Memangnya ada apa?"

"Ish masa gitu aja nggak tahu!"

"Kasih tahu nya pelan-pelan dong, nggak usah ngegas kayak gitu," beri tahu Bram dengan pelan. "Nggak semua orang itu tahu apa yang kamu maksud, jadi cukup jelasin apa yang bikin kami bingung ini dan nggak perlu marah-marah."

Pada akhirnya Rama menarik napas dalam dan menghela napas, kesal.

"Besok tuh hari ibu, yang artinya aku harus nyiapin sesuatu buat mamah. Karena ini pertama kalinya aku nyiapin kayak gini. Makanya aku mau nanya sama mamah, apa yang harus aku siapin? Eh, ternyata mamah nya juga nggak tahu ya! Ya jadi nya aku bingung deh."

Bram menepuk keningnya sambil menggeleng kecil.

"Ayah kenapa geleng-geleng kepala kayak gitu?"

Bram tertawa. "Kalau memang besok tuh hari ibu, ya harus nya kamu nanya sama ayah dong. Bukan sama mamah. Ya kalau kamu mau buat sesuatu yang spesial jadi nggak surprise lagi dong. Duh ... gimana sih kamu."

"Ih ayah, aku kan nggak paham!"

"Ya tetep aja," jawab sang ayah sambil mengacak rambut anaknya. "Udah, nggak usah nanya mamah kamu lagi. Biar ayah yang jelasin."

Annisa yang mendengar hanya bisa tertawa kecil.

"Ya sudah kalau kayak gitu, nanti mamah bakal pura-pura nggak denger dan lupa sama semua yang tadi kalian bilang deh," ucap Annisa membuat Rama yang tadinya nggak semangat langsung semangat lagi. "Udah kamu mau bicara berdua sama ayah kamu kan? Biar mamah masak dulu. Mau makan kan?"

"Iya ... aku laper," jawab Rama sambil mengusap perutnya yang sudah keroncongan itu.

Annisa mengusap rambut Rama sebelum memasuki dapur dan mengenakan celemek di sana. Dia segera memasak untuk makan suami dan anaknya.

Sementara itu,

Bram langsung saja menggendong sang anak dan membawanya keluar.

"Ayah ... jadi apa yang harus kita lakuin kalau hari ibu tuh? Memangnya hari ibu itu apa? Kenapa ayah nggak pernah kasih tahu ke aku kalau ada hari kayak gini? Memangnya hari ibu itu sama kayak hari ulang tahun mamah? Tapi kenapa pak Firman, hari ibu tuh berbarengan sama yang lain. Memangnya mereka semua ulang tahunnya itu bareng?" tanya Rama dengan beruntun.

"Wo hooo santai dong," seru ayah Bram dengan cepat.

"Jadi ... hari ibu itu berbeda hari sama hari ulang tahun mamah kamu."

"Terus ulang tahun mamah tuh kapan?"

Bram yang dj sodorkan pertanyaan seperti itu langsung terdiam. Jujur saja, sampai detik ini. Bram juga kurang tahu kapan tepat istrinya itu di lahirkan di dunia ini. Ia bergumam sambil menatap bingung.

"Nanti ayah kasih tahu ya. Buat sekarang ayah bakalan jelasin dulu apa itu hari ibu," anggukan dari Rama membuat Bram menghela napas kasar. "Jadi ... hari ibu itu kayak hari di mana anak menghadiahi sesuatu kepada ibunya. Seperti ucapan selamat karena selama ini mamah kita udah urus banyak hal. Hari ibu itu memang serentak sama seperti ibu lainnya di luaran sana. Karena anak akan berlomba lomba untuk mengucapkan terima kasih sama ibunya."

"Oh ... jadi begitu ya yah. Kok aku baru tahu ya?"

Anak itu menunduk. Wajahnya cerianya langsung menghilang tergantikan wajah mendung dan helaan napas berat. Melihat itu membuat ayah Bram langsung mengusap punggung anaknya.

Menaruh wajah anaknya di pundaknya.

"Selama ini aku nggak pernah cari tahu dengan semua yang berurusan sama mamah atau pun bunda. Karena itu cuman buat aku sedih doang. Tapi ... ternyata sekarang aku yang gak tau apa-apa malah buat aku sedih bukan main. Kayak, harusnya aku tau banyak hal. Tapi karena aku dulu nggak mau sedih. Aku jadi nggak tahu apa pun itu."

Bram memejamkan mata.

Ia metasa ini salah dirinya sendiri karena sudah membuat Rama merasa sendirian di tengah hidupnya yang seperti ini dan dia sangat merasa kesal. Kenapa anaknya bisa punya pemikiran sedewasa itu di umurnya yang sekarang.

"Almarhum bunda pasti sedih kan yah di atas sana, kalau ngeliat aku yang kayak gini?" tanya Rama dengan tiba-tiba, membuat tangan Bram yang sejak tadi tidak memegang apa apa langsung mengepalkan tangan.

"Almarhum bunda pasti sedih karena punya anak kayak aku. Aku kadang jadi ngelupain bunda, di saat aku punya mamah. Bunda pasti sedih kan yah?"

"Ayah ... karena aku juga punya dua ibu. Boleh nggak besok setelah aku ucapin hari ibu buat mamah. Kita pergi ke makam? Aku udah lama nggak ke bunda dan cerita sama apa aja yang aku alami."

Bram menarik napas dan memandang datar ke arah depan.

/Lihat Sakilla .. anak kamu bahkan menganggap kamu sudah pergi. Saya tidak habis pikir sama apa yang ada di pikiran kamu, sampai melakukan hal ini. Mengejar cinta yang bahkan nggak akan pernah bisa di restui Tuhan sama Agama lalu meninggalkan anak kamu. Yang pastinya lebih butuh kamu di banding apa pun itu!/

"Ayah ... kenapa diam aja?" panggil Rama membuat Bram langsung mengerjap. "Ayah mau kan kalau antar aku ke makam bunda?"

"Sudah lah ... kamu nggak usah mikirin itu."

Tiba-tiba Bram menurunkan Rama membuat anak itu hanya bisa menatap bingung.

"Kamu masuk dulu kamar kamu ya, sambil menunggu bunda manggil. Kamu juga harus mikirin apa yang harus kamu perbuat untuk besok dan kalau kamu udah ada rencana. Kamu bisa langsung kasih tahu ke ayah!"

Walaupun bingung, anak itu mengangguk sambil sesekali menoleh ke arah ayahnya yang sudah memijat keningnya itu di iringi dengan geraman kekesalan.

Anak tembam itu melipat tangannya di dada sambil terus berjalan menuju kamarnya.

"Apa aku ada salah ngomong ya?" tanya Rama dengan bingung.

Tepat di depan tempat Rama berdiri ada cermin. Menampilkan wajah tembam dan tubuh semoknya. Ia mengerucutkan bibirnya. Merasa takut kalau dirinya yang menjadi penyebab ayahnya marah. Walau Rama nggak tau apa yang buat ayahnya marah.

"Apa karena aku banyak tanya ya?" gumam anak itu sambil menatap dirinya di cermin.

"Tapi kan, ayah sendiri yang maksa aku buat nanya apa aja. Dan aku cuman nanya gitu doang. Setelah aku minta datang ke makam bunda. Baru ayah keliatan marah kayak gitu," ucap Rama dengan hati-hati.

"Apa karena aku minta ke makam ya? Tapi kan biasanya ayan suka kalau aku ajak ke makam. Karena aku sama ayah bisa ketemu bunda lagi."

Pada akhirnya, karena benar-benar bingung. Anak itu hanya mengangkat bahu, acuh.

"Udah lah ... nggak usah terlalu aku pikirin. Sekarang aku harus mikirin. Gimana caranya besok aku kasih kejutan ke mamah. Biar mamah seneng!"

1
norah selen
terlalu lembut hati kmu Bram sama Anissa walaupun dia bukan ibu tapi kmu berhak bertegas enggak terlalu lembut hati
norah selen
lembab enggak besus ngatasi masalah gituan Coba tegas dikit
norah selen
siapa lagi Zarina Thor?
Sus Susyla
nama momy ko jd banyak
Sus Susyla
ada zaina... /Scream//Scream//Scream//Scream/
Sus Susyla
kata y meninggal habis melahirkan.. ada lg meninggal y karena kecelakaan.. gmna sih
Achmad Rozi
Luar biasa
Siti Bunaenah
klu dlm kehidupan nyata ..gak mungkin laah thor langsung diganti tuh uang warga yg ditipu..paati ditanya dulu sipenipunya
Widi Astuti
Luar biasa
Holipah
lanjut kak
Holipah
maksudnya kakak nya suka sesama jenis
Lengkara
wah
Lengkara
bagus
Made Yogi
ceritanya mbulet
ByngnHtm
dari dlu suka banget ama laki yg perhatian ke bini pas hamil, bahkan didunia nyata yg ane alami pun seneng bgt liatnya.Bahkan kalo temen / orang lain yg berusaha ngabulin ngidam istri ane semangat ikutan bantu ntah knp seneng bgt klo sesi repot pas perhatiin bini hamil hehehe 😅
Pak Andes
Kecewa
Mbr Tarigan
ini manusia atau mammon TDK ada orang tua sejahat ini dimuka bumi ini tapi ini cerita ya boleh2 saja kapan s i Bramnya bertindak jgn lama2 pusing kepala saya membacanya
Munir Sirait
lanjut
Mbr Tarigan
orang mata duitan jangan diladeni terus Bram sampai kapanpun orang TDK punya hati TDK bisa berubah
Mbr Tarigan
biarkan ibumu yg sdh gila itu Anjsa biarkan kakakmu yg lesbian itu masukkan ke berita supaya semua orang tahu kelakuan Amira dan ibumu yg mata duitan pikirkan masa depanmu suami anak sambungmi keluargamu semua sdh gila maaf
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!