Jeandra tanpa sengaja bertemu dengan Azkara yang membutuhkan bantuan nya. tanpa mereka duga itu adalah awal ketertarikan mereka.
akankan benar cinta bersemi karena seringnya bertemu..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah
"Gimana keadaan Jean.., ?" tanya ayah sakha saat datang ke rumah sakit dan melihat Azkara duduk di salah satu bangku di depan ruangan
Azkara memutuskan untuk memberitahukan keadaan Jeandra karena bagaimana pun Jeandra masih punya seorang ayah.
"om... jean masih diperiksa didalam dan Dokter belum keluar sampai sekarang" jawab Azkara saat melihat ayah Jeandra datang dengan wajah khawatirnya
Baru saja ayah ingin bertanya lebih namun pintu IGD terbuka.
"pasien butuh transfusi darah, apa ada keluarga atau kerabat yang punya golongan darah O kebetulan stok dirumah sakit sedang kosong" tanya seorang suster yang keliar dari dalam
"jean ikut golongan darah ibunya, jadi saya ngga sama darahnya" jawab ayah lesu, mengingat ia tak bisa menolong anaknya
"Darah saya O sus, bisa ambil darah saya saja" ujar Azkara
"baik anda bisa ikut saya" ucap suster
"om, saya kesana dulu ya"pamit Azkara pada pak sakha
"nak.. Makasih ya sudah mau bantu om juga jean" ucap ayah dengan perasaan lega sambil memegang lengan pria muda itu
Azkara berjalan mengikuti suster untuk melakukan transfusi darah. Setelah selesai dan beristirahat sebentar Azkara kembali ke IGD menunggu kabar baik tentang keadaan Jeandra
Namun dari jauh Azkara mendengar ayah dan mama tiri Jeandra sedang bertengkar.
"yah... Kenapa ayah jadi sok peduli sama jean gini sih" teriak mama mirna tak terima suaminya memilih anak kandungnya
"bagaimanapun jean anak ayah, anak ayah satu-satunya" tegas ayah pada istrinya membuat istrinya dan amara yang berdiri tak jauh dari sana mengepalkan tangannya. Azkara menghentikan langkahnya tak ingin ikut campur namun ia mendengarkan apa yang mereka ributkan sambil menyenderkan badannya dibalik tembok agar tak terlihat mereka. Ternyata kehidupan kamu ngga baik-baik saja jean
"anak satu-satunya, jadi Selama ini ayah ngga pernah anggap amara anak ayah..? Karena dia tidak punya darah ayah?" tanya mama dengan emosi, padahal ia sudah melakukan segala cara agar hanya anaknya amara yang diakui oleh suaminya dan menyingkirkan Jeandra dengan cara apapun.
"itu beda ma, jean anak kandung ayah, darah daging ayah" jelas ayah "amara juga anak ayah walau tak sedarah" sambung ayah meyakinkan istrinya
"sudah lah, ayo amara kita pulang percuma kita disini ngga di anggap sama ayah kamu" ketus mama diana kesal sambil menarik amara
Setelah itu mereka pun pergi dari sana, tak lama Azkara pun mendekat dan duduk di samping pak sakha tanpa bertanya apapun
"om, ngga tau setelah ini om bisa leluasa jenguk jean atau ngga setelah istri om tau keadaan jean. Karena om tau istri om ngga akan semudah itu nerima jean" perkataan pak sakha membuat Azkara memikirkan sesuatu
"em.. Om.. Boleh saya minta izin untuk menikahi jean..?" sontak permintaan Azkara membuat ayah kaget sambil menatap pria muda disebelahnya
"kamu bicara apa..?" tanya ayah memastikan pendengarannya sambil menatap pria muda yang duduk disampingnya
"saya mau minta jean sama om, untuk saya jadikan istri agar saya bisa menjaga Jean dengan leluasa dengan status yang jelas" jelas Azkara meyakinkan
"apa kamu menyukai putri saya.?" tanya ayah
"saya menyukai jean sejak awal kami ketemu, saya nyaman sama dia. Karena itu saya ingin menjaganya supaya jean tak bersedih atau disakiti orang lain lagi"
"apa kamu berjanji tidak akan menyakiti dan menyia-nyiakan anak saya"
"in syaa allah om.. Kalau setelah Jeandra sadar dan ngga terima dengan pernikahan kami, saya akan terima kalau jean meminta cerai dari saya". Jawab Azkara dengan yakin
"baik, saya restui kamu. Nanti setelah jean keluar dari IGD kita lakukan ijab qobul, kamu bisa menyiapkan surat-surat, saksi juga penghulu" jawab papa sakha
"baik... Saya akan siapkan semuanya..." jawab Azkara dengan wajah senangnya saat mendapat restu dari ayahnya.
"em.. Saya mau keruangan mama saya dulu om, kebetulan beliau sedang di rawat di rumah sakit ini juga"
"iya, kamu juga harus mengabari mereka"
Azkara pun beranjak ke ruangan mamanya. Disana ada papa yang sedang duduk sendirian di luar kamar dengan wajah sedih
"pa...papa kenapa..?"
"loh.. azka katanya mau pulang kenapa masih disini" bukannya menjawab papa malah balik bertanya pada anaknya
"itu tadi..... "Azkara pun menceritakan semua kejadian yang menimpa Jeandra dan kejadian dia yang akan menikahi Jeandra setelah wanita itu keluar dari IGD
"papa dukung kamu selama kamu tidak terpaksa nak, papa juga suka dengan jean. Tapi ada baiknya jangan kamu beritahu mama kamu dulu. Kondisinya masih belum pulih"
"iya pa... Sekarang Azka mau liat jean dulu, nanti kalo semua udah siap azka kabarin papa ya buat jadi saksi."
"iya, jangan lupa persiapkan semuanya dan berikan yang terbaik untuk menantu papa.."
Setelah itu Azkara benar-benar pulang untuk menyiapkan segalanya untuk menjadikan Jeandra sebagai istrinya.
.
.
"Sudah 1 minggu kamu tidur sayang... Ngga cape apa kamu tidur terus" ucap Azkara sambil mengelap badan istrinya yang masih belum sadar.
Ya saat ini Azkara dan Jeandra sudah resmi menikah. setelah menikah Azkara memutuskan untuk bekerja dari rumah sakit. Bahkan meetingnya dilakukan via zoom. Azkara tak pernah sekalipun beranjak dari kamar Jeandra sedetik pun. Bahkan makanan saja ia meminta sekretarisnya bram membelikannya, Jeandra di tempatkan di ruang VVIP jadi Azkara juga mendapatkan kasur untuk menemani Jeandra di sana. Karena selama Jeandra di rawat ayahnya hanya mengunjunginya 3x. Papa Azkara juga kakaknya dewi sesekali mampir melihat kondisi Jeandra, setelah mama Azkara diperbolehkan pulang dari Rumah sakit.
"entah gimana reaksi kamu saat tau kita udah nikah jean, maaf kalo mas ambil keputusan ini sepihak.. Selain mas memang menyukai kamu, mas juga merasa tanggung jawab dengan kecelakaan ini, karena kamu kecelakaan di area apartement mas"
Azkara meletakkan kepalanya didekat pinggang Jeandra dan menaruh telapak tangan Jeandra di pipinya
"bangun dong sayang... Mas kangen sama suara kamu... Obrolan random kamu yang bikin mas betah dekat sama kamu" Azkara memejamkan matanya karena semalam ia bergadang menyelesaikan pekerjaannya yang harus selesai dan diserahkan pada sekretarisnya hari ini.
Tangan Jeandra yang berada di pipi Azkara bergerak, namun Azkara tak menyadarinya karena tidur terlalu lelap. Azkara memasuki alam mimpinya dan memimpikan Jeandra disana.
"sayang... Ayo pulang..." ucap Azkara dalam alam bawah sadarnya, saat melihat Jeandra dan mengulurkan tangannya pada Jeandra
"pulang kemana mas.. jean udah di jemput sama ibu, jean mau sama ibu aja di sini ngga ada yang sayang sama jean" jawab Jeandra dengan wajah bersinarnya melihat sosok ibunya di depannya
"jangan sayang, mas sayang sama kamu, kamu harus pulang sama mas" pinta Azkara sambil menyodorkan tangannya lagi pada Jeandra
"mas azka pulang sendiri aja ya, disana ngga ada yang sayang jean, jean ngga punya siapa-siapa lagi. Mangkanya jean mau ikut ibu aja"
"jangan sayang... Kamu itu istrinya mas, kamu harus nurut sama mas"
"mas azka ngaco, kapan kita nikah?"
"mangkanya ayo kita pulang sayang. Bu, azka ijin bawa jean pulang ya, semoga ibu merestui pernikahan azka sama jean"
Ibu Jeandra hanya mengangguk dan berbalik pergi meninggalkan Jeandra juga Azkara
jean tuh d luar ekspektasi