Addara Azalea, gadis cantik dari desa plosok yang di panggil Dara. Tanpa sengaja menemukan sebuah batu berbentuk buku di tengah hutan saat ia mencari kayu bakar.
Bagaimana jadinya jika ia mendapatkan warisan dari wanita super kuat pada jamannya?
Akankah hal aneh yang terjadi padanya bisa membuat kehidupan Dara berubah menjadi lebih baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Undangan makan malam
Dokter Fandi keluar dari ruang rawat inap, ia langsung bergegas ke ruangan kepala rumah sakit dengan tergesa-gesa.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" ucap seseorang dari dalam.
Dokter Fandi langsung masuk dengan semangat, ia menghampiri seorang paruh baya yang duduk di kursi kebanggaannya.
"Pak Kepala, ada berita luar biasa!" ucap Dokter Fandi dengan penuh semangat.
"Ada apa dokter Fandi, kenapa kau terlihat antusias sekali!" ucap Dokter kepala yang tak lain adalah Dokter Yanto.
"Pak Kepala, anda pasti tidak percaya dengan apa yang saya lihat tadi. Aku melihat Dokter ajaib itu!" ucap Dokter Fandi.
"Dokter ajaib? Apa maksudmu?" ucap Dokter Yanto menyipitkan matanya.
"Saya melihat dokter ajaib yang membuat obat untuk tuan besar Rukmana!" ucap Dokter Fandi dengan wajah berbinar bangga.
"Apa??? Jangan bercanda Dokter Fandi, memangnya dari mana kau tahu jika orang itu adalah Dokter ajaib?" tanya Dokter Yanto.
"Pasien yang bernama Alan yang berada di rawat inap kelas dua, yang beberapa hari lalu melakukan operasi karena pendarahan di otaknya. Seperti yang anda tahu, kondisi pasien setelah sadar tidak menunjukan reaksi lain, selain membuka matanya. Sekarang sudah sembuh sepenuhnya setelah di berikan obat yang sama dengan obat yang di minum tuan besar Rukmana. Dan saya mendengar jika obat itu dia yang buat sendiri" ucap Dokter Fandi.
"Benarkah? Apa kamu yakin itu obat yang sama?" tanya Dokter Yanto terkejut.
"Saya Yakin! Bahkan botol yang di gunakan sama persis dengan yang di miliki nyonya Rudianto" ucap Dokter Fandi
"Antar aku ke sana sekarang!" ucap Dokter Yanto yang berjalan tergesa-gesa ke sana.
"Baik!" ucap Dokter Fandi.
Keduanya bergegas menuju ruang rawat inap Alan dan sampai di sana beberapa menit kemudian. Namun sayangnya Dara sudah kembali ke mansion bersama dengan Dimas dan juga Ryan saat itu.
"Pak Agam, maaf dokter ajaib di mana Pak?" tanya Dokter Fandi setibanya di sana, mencari keberadaan Dara.
"Dokter ajaib?" tanya Agam tidak mengerti.
"Ah maksud saya wanita yang menggunakan masker, yang memberikan pil buatannya untuk Alan" ucap Dokter Fandi menjelaskan.
"Maksud anda nona Dara? Dia sudah pulang barusan, ada apa ya dok?" tanya Agam penasaran.
Mendengar itu Dokter Fandi dan Dokter Yanto menghela nafas berat. Mereka terlambat untuk bertemu dan berbicara dengan dokter ajaib.
"Apa Pak Agam kenal dengan dok... eh siapa tadi namanya, ah iya Da-Dara?" tanya Dokter Fandi.
"Ya, Nona Dara adalah majikan saya" ucap Agam.
"Bisa kah saya meminta nomor teleponnya?" tanya Dokter Yanto.
"Maaf Dokter, saya tidak berani memberikan nomer telepon majikan saya tanpa izin" ucap Agam.
Mendengar itu Dokter Ferdi dan Dokter Yanto kecewa, namun mereka tidak berhak memaksa Agam. Jadi Dokter Yanto hanya memberikan kartu namanya pada Agam untuk Dara.
....
Beberapa hari berlalu, Alan sudah keluar dari rumah sakit dan sekarang sudah aktif membantu Agam bekerja di mansion.
Alan sangat berterima kasih pada Dara setelah ayahnya menceritakan apa yang terjadi padanya dan juga keluarganya, saat ia mengalami kecelakaan.
Agam menceritakan tentang kebaikan Dara dan juga perlakuan baik padanya selama bekerja. Bahkan Ryan sudah di anggap adik juga sama seperti Dimas, adik kandungnya.
Alan juga berencana melanjutkan pendidikannya, sebelum kecelakaan ia sudah mendaftar di akademi kepolisian. Ia memang bercita-cita sebagai polisi, dan akan di adakan test dua Minggu dari sekarang. Untungnya Alan sudah sehat, jadi dia bisa mengikuti test itu.
Sedangkan untuk Kasus Mia dan ayahnya, jadwal persidangan keduanya sudah keluar yakni di Minggu awal bulan depan. Tyson sudah mengabari Dara tentang hal itu dan Dara meneruskan memberitahukan hal itu pada Ferdi.
....
Drrrrttt.....
Ponsel Dara bergetar karena ada telepon masuk.
"Hallo..." ucap Dara
"Hallo Ra, apa kamu sibuk hari ini?" tanya Carmila
"Tidak, ada apa?" tanya Dara
"Tuan Rukmana mengundang mu untuk makan bersama malam ini" ucap Carmila
"Apa kamu ikut?" tanya Dara
"Tentu saja! Aku tidak akan menyia-nyiakan undangan makan malam dari keluarga kelas satu" ucap Carmila dengan semangat.
"Baiklah, di mana tempatnya?" tanya Dara
"Di Bright Hotel jam 7 malam. Apa kamu mau aku jemput?" tanya Carmila.
"Tidak perlu, aku akan datang sendiri" ucap Dara
"Baiklah, sampai ketemu di sana" ucap Carmila
"Ya sampai ketemu" balas Dara kemudian mematikan sambungan telepon.
Dara turun menuju halaman belakang, ia melihat Ryan dan Dimas sedang membaca buku dan menyender pada White yang tengah rebahan. Dara menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua adiknya itu.
Melihat Dara berdiri di pintu kandang, keduanya langsung menghampirinya.
"Kak, mau main sama White?" tanya Dimas.
"Nggak, kakak hanya mengecek keadaan white. White bagaimana kabarmu, sepertinya kau suka tinggal di sini" ucap Dara
ROOOAAARRR!!!
"Hamba senang tinggal di sisi yang mulia, dua tuan muda juga sangat baik dan menggemaskan" ucap White
"Bagus kalau kamu senang" ucap Dara tersenyum.
"Kakak ngomong sama White kaya ngerti bahasanya aja Ha-ha-ha" ucap Dimas dengan tertawa ringan melihat kakaknya bicara dengan harimau peliharaannya.
Dara hanya tersenyum saja menanggapinya.
"Kalian mau ikut kakak makan malam bersama di luar?" tanya Dara
"Nggak kak, Bang Alan ngajak kita ke pasar malam nanti malam. Tadinya Dimas mau ajakin kakak, kenapa Kakak nggak ikut" ucap Dimas
"Begitu? Kakak ada janji makan malam dengan teman kakak. Kalau gitu kalian hati-hati saat di sana, jangan nakal dan repotin Abang Alan" ucap Dara.
"Siap Bos!" ucap keduanya kompak.
....
Dara duduk di ruang keluarga sambil menonton TV, ia memikirkan akan datang ke undangan Keluarga Rukmana naik apa? Karena pastinya mobil akan di pakai Dimas untuk ke pasar malam.
Setelah memikirkannya, Dara menghubungi Theo untuk mengantarnya membeli mobil. Dara juga ingin belajar menyetir mobil dan juga motor. Ia membutuhkan Theo untuk mengurus pembuatan SIM setelah ia bisa mengendarai keduanya.
Awalnya ia ingin meminta Ferdi yang melakukannya, hanya saja ia sudah mengatakan pada Ferdi jika ia bisa bekerja setelah pengadilan menjatuhi hukuman untuk Mia.
Setelah setengah jam, Theo datang dengan mengendari sebuah mobil Maserati miliknya. Theo jelas sudah memiliki mobil mewah, kekayaan miliknya sudah lebih dari 100 Milyar dari penghasilannya sebagai Hacker top di negaranya.
"Kau sudah datang?" ucap Dara yang baru muncul di ruang tamu.
"Ya bos, Kita berangkat sekarang?" tanya Theo hormat.
"Ya, ayo kita ke dealer mobil sekarang" ucap Dara.
Keduanya kemudian langsung menuju dealer mobil Lamborghini. Itu bukan keinginan Dara, tapi Theo yang berinisiatif membawa bosnya ke sana. Karena ia pikir orang luar biasa seperti bosnya, lebih cocok mengendari kendaraan yang sama luar biasanya.
...•••••...
