Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Suasana apartemen seperti biasa akan terlihat sepi ketika sang suami berangkat bekerja. Dan seperti biasa pula Syifa menghabiskan waktunya menonton film favorit. Padahal Varo selalu menyuruh Syifa pergi jalan-jalan supaya tidak bosan, hanya saja Syifa begitu malas bepergian.
Namun entah kenapa pagi ini ia selalu terbayang wajah kecil putranya. Sudah lima tahun berlalu namun ia belum pernah kembali pulang. Entah sudah seperti apa sosok putranya itu.
Tak terasa buliran air bening membasahi pipi mulusnya, dan tak berapa lama Syifa terisak. Rasa rindunya pada Aska sudah sangat dalam.
"Bunda rindu nak." Ucap Syifa dengan suara serak.
"Maafkan Bunda yang ninggalin kamu selama ini !, kamu pasti marah sama Bunda."
**
**
Di tempat lain, Varo mengernyitkan keningnya ketika ia menatap layar ponsel yang menampakkan istrinya sedang menangis. Varo memang memasang CCTV tanpa sepengetahuan Syifa, itu hanya untuk berjaga-jaga supaya istrinya baik-baik saja.
"Rio". Panggil Varo pada pria yang sejak tadi ada di hadapannya.
"Iya Tuan" Jawab Rio.
"Siapkan mobil, aku mau pulang" Pinta Varo.
"Tapi tuan, hari ini kan ada meeting penting."
"Kau pikir istriku tidak penting." Bentak Varo membuat nyali Rio langsung menciut.
Pria itu lantas menelan salivanya berkali-kali ketika mendapat tatapan tajam dari Varo, padahal ia sendiri tidak tahu kenapa dan mengapa Varo minta pulang secepat ini. Padahal setau Rio, pagi tadi saat meninggalkan apartemen Varo terlihat begitu bahagia.
Tanpa menunggu lama Varo berdiri dari duduknya dan berjalan keluar ruangan dengan di ikuti Rio di belakangnya. Anak pertama dari Mama Firda itu tampak sangat gagah saat berjalan keluar dari gedung pencakar langit miliknya.
Tiga puluh menit kemudian Varo telah tiba di apartemen miliknya, tanpa memencet bel ia langsung masuk. Hal pertama yang Varo lihat dan dengar adalah sang istri yang sedang menangis.
Suara tangisan Syifa sangat memilukan, hingga membuat hati Varo ikut merasakan sakit.
"Sayang." Panggil Varo dengan lembut.
Syifa mendongak, di hapusnya lelehan air mata yang membasahi pipi. Raut wajahnya begitu menampakkan keterkejutan saat menatap sang suami.
"Kenapa kamu menangis ?, apa ada yang menyakitimu ?" Tanya Varo beruntun.
"Mas, kenapa bisa disini ?." Tanya Syifa balik.
"Jangan balik bertanya sayang !, cepat katakan kenapa kamu menangis ?."
"A-ku... A-ku." Belum selesai Syifa berbicara, tangisnya kembali pecah. Membuat Varo buru-buru menarik sang istri kedalam pelukan yang hangat.
"Aku kangen sama Aska, aku kangen sama kedua orang tuaku." Jelas Syifa terbata-bata.
Varo terdiam, namun telinganya terus mendengarkan apa yang membuat Istrinya sedih seperti ini.
Rasa bersalah tiba-tiba merasuki diri Varo. Harusnya ia tau tentang hal ini. Sudah lima tahun Syifa jauh dari keluarganya terutama pada Aska yang ia tinggalkan sejak bayi. Wajar jika wanita cantik itu merasakan rindu yang besar.
"Rio.." Panggil Varo setelah Syifa mulai agak tenang.
"Iya Tuan" Jawab Rio yang sejak tadi berdiri di belakang mereka.
"Siapkan mobil, hari ini aku dan istriku akan pulang kampung. Belikan juga berbagai mainan anak laki-laki untuk putraku." Jelas Varo membuat Syifa tercengang.
"Baik tuan, dalam 30 menit permintaan Tuan akan segera tiba." Setelah mengatakan itu Rio langsung berlalu pergi.
Syifa mengangkat kepalanya, menatap wajah sang suami dengan intens.
"Mas, apa yang kamu lakukan ?" Tanya Syifa.
"Menyiapkan untuk kepulangan kita ke tanah kelahiran mu." Jawab Varo dengan santai.
"Tapi mas banyak pekerjaan, biar aku saja yang pulang."
Varo menggenggam tangan sang istri "Mana mungkin aku membiarkan itu terjadi, kamu adalah istriku jadi kita akan pergi bersama. Lagian aku juga ingin bertemu dengan Aska dan kedua orang tuamu. Apa kamu tidak ingin memperkenalkan suami tampan mu ini pada orang tuamu ?".
Syifa begitu terharu mendengar penjelasan Varo.
"Makasih mas atas semuanya" ucap Syifa