NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tugas Dari Atasan (21+)

Sebenarnya mencium perempuan adalah pengalaman pertamanya Amos. Selama dua puluh lima tahun hidupnya hanya dipenuhi belajar, kejar beasiswa, dapat pekerjaan bagus, karir bagus, agar bisa mengentaskan ibu dan adik perempuannya dari kemiskinan. Amos juga tidak memiliki banyak teman wanita karena menurutnya wanita itu berisik dan posesif. Tapi, bersama Agnes terasa berbeda, semuanya mengalir alami. Amos menekankan lututnya di antara kedua lutut Agnes dan memaksa Agnes merentangkan pahanya. Tubuh Amos mendesak di antara kedua kaki Agens dengan kasar bersamaan dengan semakin liarnya lidah perempuan itu mengajak lidah Amos berdansa manis. Tangan Amos meremas dada Agnes dengan kasar di kala perempuan itu menggigit lehernya. Jari-jari pemuda tampan itu bergerak tak henti-henti membuat dada Agnes menegang dan Amos mengumpat lirih dengan pengkhianatan tubuhnya sendiri.

Amos menurunkan bibirnya ke dada Agnes. Lidahnya bergerak tanpa henti mendera bagian tubuh Agnes yang sensitif itu. Tubuh Amos bergerak-gerak pada tubuh Agnes, merasa kesal karena pakaian memisahkan tubuh mereka, Agnes melepaskan kaosnya Amos dengan buru-buru.

"Agnes" Amos menghentikan gerakan lidahnya di dada Agnes untuk menatap wajah cantik perempuan itu.

Agnes terkulai pasrah di dada bidangnya Amos. Pemuda itu lalu menaikkan sweater yang Agnes kenakan lalu membuka pengait yang tersisa. Tubuh mereka akhirnya menempel tanpa penghalang apapun. Kehangatan yang mereka rasakan semakin menambah panas api gairah mereka.

Tangan Amos membelai lengan Agnes naik-turun lalu ia mengusap bibir perempuan cantik itu dengan bibirnya sambil membopongnya. Dia berjalan ke ranjang tanpa melepaskan pagutannya.

Saat Amos membaringkan Agnes dengan perlahan di atas ranjang, Agnes menciumi leher pemuda tampan itu, "Kau wangi sekali......wangi kamu menenangkan.....aku suka.....aaaaahhhhh...." Agnes mengerang panjang kala bibir pemuda itu menyerang dadanya.

Agnes lalu terbuai dengan gerakan jari-jari pemuda tampan itu. Menyentuh dada, bahu, dan turun ke lengan, "Kau cantik sekali, Agnes Howard"

"Kau tahu namaku?"

Amos tersenyum lalu memagut bibir Agnes sementara tangannya turun menuju lekuk pinggang Agnes lalu ke renda berujung pada bentuk V. Tanpa ragu, tanpa ijin, Amos menurunkan renda itu.

"Aahhhh!!!! Kamu menghukumku karena aku mabuk, ya, Mas, ahhhhhhh...." Rintih Agnes kala jari-jari Amos bergerak liar di lembah kenikmatan.

Amos menyeringai senang melihat wajah perempuan cantik di bawah kungkungannya menyukai permainan yang ia berikan.

Amos kemudian melingkupi tubuh Agnes, dengan perlahan, tahap demi tahap, sehingga Agnes tidak terkejut dan tidak nyaman.

Ketika bibir pemuda tampan itu memberi dengan murah hati, Agnes menyambut ciuman itu dengan senyum indahnya dan serangan-serangan lidahnya, Amos tidak bisa mengendalikan gerakannya, pemuda itu tanpa sadar menyentak dan menuntut lebih, lebih, dan lebih lagi.

Keduanya tertidur kelelahan setelah menikmati berbagai macam gaya menuju ke kenikmatan duniawi yang tiada duanya. Puncak Kenikmatan yang belum pernah Amos rasakan sebelumnya, membuat pemuda tampan itu kelelahan luar biasa karena perempuan yang bersama dengannya bukan hanya cantik tetapi juga memiliki pengalaman yang luar biasa dan menuntut lebih dan lebih lagi sampai seprei di atas ranjang menjadi sangat kusut bahkan menjadi amburadul tidak karuan. Namun, sebelum Amos memejamkan mata, pemuda tampan itu sempat menarik selimut, mencium kening Agnes lalu membisikan kata, "Aku rasa aku jatuh cinta padamu, cantik"

Agnes yang sudah kelelahan hanya menyahut, "Hmm" Diantara sadar dan tidak sadar.

Keesokan harinya, Agnes dibangunkan dengan suara gemericik air. Agnes membuka mata dan langsung melebarkan matanya karena siluet tubuh pria jangkung di dalam kamar mandi yang dikelilingi kaca transparan bermotif jeruk purut. Agnes lalu membuka selimut, "Hah?!" Oke, dia tidak mengenakan sehelai kain pun dan, "Aku di hotel......Shiiiiiitttttt!" Agnes mengumpat sambil melompat turun dari ranjang. Ia memulung semua bajunya yang berserakan di lantai lalu memakainya buru-buru kala ia mendengar senandung laki-laki yang masih asyik beraktivitas di bawah guyuran shower. Agnes melihat tiga bungkus alat pengaman yang tersebar di lantai lalu meraup wajahnya dengan kasar, "F*CK!" Setelah menyambar kunci mobil, Agnes berlari keluar dari dalam kamar hotel dengan memakai sandal hotel. Dia melupakan sepatu sneakers-nya dan ponselnya.

Amos keluar dari dalam kamar mandi tepat di waktu Agnes melesat masuk ke dalam lift.

Amos melihat ke ranjang dan saat menemukan ranjang kosong, ia berlari ke pintu, membuka pintu, melongok ke kiri lalu ke kanan dan mengumpat, "Shiiiiittttt! Dia pergi sebelum aku sempat mengajaknya berkenalan dengan benar"

Amos kemudian menutup pintu, memungut semua pakaiannya lalu memakainya buru-buru dan saat ia mengambil ponselnya di atas nakas, ia melihat ponselnya Agnes. Amos menyeringai senang, "Kelihatannya semesta mendukungku untuk mengejar kamu, cantik"

Amos melangkah ke pintu dan kembali menyeringai senang ketika matanya menatap sepatunya Agnes. Pemuda itu kemudian keluar dari dalam kamar hotel sambil menenteng sepatunya Agnes dan bersenandung lagu cinta, "Kalau ada sembilan nyawa.........."

Ah, kalau tahu jatuh cinta ternyata rasanya semenakjubkan ini, kenapa nggak dari dulu-dulu ya aku jatuh cinta......anjay!!!!! Amos tersenyum-senyum sendiri sambil menunggu jemputan anak buahnya.

Sesampainya di kantor, Amos langsung disuruh menghadap atasannya. Setelah basa-basi yang cukup panjang dan membuat Amos hampir jatuh ketiduran, akhirnya atasannya mengatakan inti permasalahannya,

"Ronald Howard adalah mafia penjualan anak gadis di bawah umur dan manipulator paling hebat saat ini. Kamu harus mendekati dia, menemukan bukti, dan menangkapnya setelah semua bukti kamu dapatkan. Selama ini dia licin seperti belut. Susah sekali dijebloskan ke penjara karena kurang bukti dan karena dia adalah pengacara hebat selain mafia dengan bisnis ilegalnya"

"Lalu, Ronald foto dengan siapa ini, Pak?" Tanya Amos sambil mengarahkan foto Ronald bersama perempuan cantik yang semalam sudah bercinta gila-gilaan dengan dirinya.

Atasannya Ronald menjulurkan kepalanya, "Tentu saja foto sama istrinya"

Ternyata suaminya Agnes Howard adalah Ronald Howard. Amos menarik kembali foto Ronald bersama istrinya untuk ia tatap lebih lama.

"Istrinya memang sangat cantik dan seksi. Umurnya tiga puluh tiga tahun udah punya anak cowok satu umur lima tahun namanya Archie Howard. Tapi, lihatlah bodinya....beuh! Goals banget, kan"

Amos menelan ludah dan menganggukkan kepalanya. Iya, dia benar-benar seksi dan saya sudah merasakannya sendiri semalam pak, bukan hanya memandanginya.

"Apa profesi istrinya Ronald Howard, Pak?" Tanya Amos sambil memasukkan foto Ronald bersama istrinya ke dalam saku jas kulit hitamnya.

"Istrinya seorang dosen dan psikolog ternama. Sempurna, kan. Pengacara sukses bersanding dengan psikolog sukses. Tampan dan cantik. Putra mereka pun hebat, Archie memperoleh predikat anak jenius setelah memenangkan lomba catur sedunia"

Amos meraup kasar wajah tampannya. Rumah tangganya sempurna, tapi kenapa ia mabuk-mabukan semalam?

"Yeeaahh, meskipun kamu lebih tampan dari Ronald tapi kamu kalah soal reputasi dan materi jangan kau pandangi terus fotonya"

"Ish! Kenapa Bapak muji saya lebih tampan? Bapak nggak belok, kan? Kasihan Istri bapak kalau bapak belok"

Pulpen melayang ke wajah Amos dan dengan sigap Amos menangkap pulpen yang melayang itu sebelum mengenai wajah tampannya.

"Geblek, Lo! Mana ada aku belok, hah?! Otak dibenerin dulu sana di bengkel motornya Somat"

Amos terkekeh geli lalu berkata, "Maaf, pak, maaf. Habisnya bapak muji saya segitunya"

"Itu karena Ayu, anak wedok aku suka banget sama kamu. Kapan kamu ke rumahku lagi, Ayu nanyain kamu mulu"

"Saya ini blasteran, pak. Bukan Jawa tulen. Masak iya bapak setuju Ayu sama saya"

"Lah emang kenapa? Kamu sangat tampan, mapan, cerdas, dan yang penting Ayu suka sama kamu"

Amos mengusap tengkuknya, "Biasanya, kan, orang keturunan Jawa selalu nyari yang Jawa tulen dan sama-sama kaum bangsawan Jawa, kan, pak. Masak iya saya"

"Mau aku lempar pulpen lagi, hah?!"

Dengan cepat Amos menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu kamu harus mau kalau Ayu ngajak kamu ngedate"

Amos menelan ludah dan mengangguk pasrah daripada gajinya dipotong dan dia kena omelan si tukang omel. Ya, bosnya Amos yang bernama Sapto, asli Jawa, masih ada bau-bau keturunan keraton itu suka sekali ngomel dan membanggakan gelar Kanjeng-nya.

Ah, ngangguk-angguk aja dulu. Urusan menghindari Ayu, gampang lah nanti. Batin Amos.

Setelah keluar dari ruangan bosnya, Amos menghempaskan pantatnya dengan kesal di kursi yang selalu setia menerima kekesalan dan lelahnya setiap hari.

"Kamu diomeli Pak Sapto lagi, Komandan?" Tanya anak buahnya Amos yang bernama Baskara.

"Aku dipaksa ngedate sama anaknya"

"Wah! Bagus dong. Anaknya Pak Sapto kan manis banget" Sahut Rama, anak buahnya Amos yang satunya lagi.

"Bagus apanya, Ayu itu kekanakan, manja, berisik, aku nggak suka cewek seperti itu. Capek kalau jalan sama Ayu" Amos meraup wajah tampannya dengan dengus kesal.

"Tapi kan manis" Cetus Doni, anak buahnya Amos yang paling muda.

Amos mendengus lalu berdiri dan berkata, "Daripada ngobrolin cewek, mending kita ke ruang rapat untuk ngobrolin tugas baru dari Pak Sapto"

"Siap, Komandan" Sahut Baskara, Rama, dan Doni secara bersamaan.

Amos melangkah ke ruang rapat dengan bergumam di dalam hatinya, semoga kamu tidak terlibat dengan bisnis ilegal suami kamu, Agnes.

1
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
lupa wajah ingat aroma mungkin rasanya juga🤭
awesome moment
ronald dan alexa bermain di smua n
Aksara_Dee
idahlah nes tinggalin aja suami bgini
Aksara_Dee
hmmm dasar periya!
Aksara_Dee
ronald makin menjadi 🫠
Roro
yang main kuda kudaan sama kamu semalam itu nes
Roro
ahh amos lebay ihh🤣
Roro
fokus amos.. fokus..
anggita
iklan👆
anggita
tipu"🤥
Ayuwidia
Sabar, Mos. Resiko mencintai wanita yg udah punya suami ya gitu
Ayuwidia
Wadaw, gegar otak nggk tuch si botak ?
Ayuwidia
Eaaaaaaaa 😆
Ayuwidia
nggak sekalian puisi, Bang?
Ayuwidia
Helehhh alesan
Ayuwidia
Cinta memang kadang bisa menjadikan seseorang gila & amnesia
Ayuwidia
Wadaw, Amos memenuhi sumpahnya 🙈
Aksara_Dee
dengarkan firasatmu Agnes
Aksara_Dee
negosiasi nya pinter
Rahma AR
like dan 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!