NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Alice memarkirkan mobilnya di garasi rumah, jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 23.00 WIB. Dia menghela nafas, lelah namun bahagia karena akhirnya dia mengetahui jika Avi juga menaruh rasa yang sama sepertinya. Alice tersenyum sendiri sambil mematikan mesin mobil. Dia merasa lega dan bahagia karena Avi telah membuka diri tentang perasaannya.

Saat Alice membuka pintu rumah, dia disambut oleh keheningan rumah yang kosong. Namun, langkahnya terhenti ketika suara Anton menghentikan langkahnya, "Darimana saja kamu jam segini baru pulang?" kata Anton dengan nada yang sedikit menegur.

Alice berhenti di tengah tangga dan memandang Anton dengan sedikit rasa tidak nyaman. "Aku hanya... ada urusan dengan teman," jawab Alice singkat.

Anton memandang Alice dengan skeptis. "Jam segini? Kamu tahu jam berapa sekarang?" tanya Anton dengan nada yang sedikit meninggi.

Alice menghela nafas dan memandang jam di pergelangan tangannya. "Aku tahu. Aku hanya tidak memperhatikan waktu," jawab Alice dengan suara yang lembut.

Tapi Anton tidak puas dengan jawaban Alice. "Papa tidak peduli apa yang kamu lakukan sampai larut malam, mungkin benar jika kamu butuh hiburan, tapi yang Papa pedulikan sekarang adalah berapa banyak uang yang kamu habiskan hari ini," kata Anton dengan suara yang keras.

Alice merasa terkejut dengan reaksi Anton dan memandanginya dengan sedikit bingung. "Maksud And..ah Papa? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang Papa bahas,"

Anton menghela nafas dan memandang Alice dengan mata yang tajam. "Papa melihat tagihan kartu kredit kamu hari ini. Kamu telah menghabiskan banyak uang hari ini. Apa yang kamu beli?" tanya Anton dengan suara yang keras.

Alice mengerutkan keningnya, "Tagihan apa? Aku bahkan tidak melakukan transaksi apa pun hari ini, aku berbelanja hanya kemarin dan Papa tahu sendiri apa yang aku beli, itu pun memakai uang tabunganku sendiri. Aku tidak pernah melihat ataupun menggunakan kartu kredit yang Papa maksud itu, jadi bagaimana bisa ada tagihan atas namaku?" kata Alice dengan suara yang penuh kebingungan dan rasa tidak percaya. Dia merasa heran dan penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Anton memandang Alice dengan skeptis, "Tidak mungkin! Papa melihat tagihan kartu kredit dengan nama kamu. Ada banyak transaksi yang tidak biasa," kata Anton dengan suara yang keras.

Alice merasa semakin bingung, "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak memiliki kartu kredit dan tidak pernah melakukan transaksi seperti itu," kata Alice dengan suara yang tegas.

Anton memandang Alice dengan tatapan tajam. "Jangan membohongi Papa, Alice," kata Anton dengan suara yang keras.

Alice memandang Anton dengan mata yang jujur, "Aku tidak berbohong! Aku tidak pernah memegang kartu kredit itu. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa ada tagihan dengan nama aku. Aku hanya diberi uang saku 300 ribu per bulan oleh Lucy, dan aku tidak pernah menghabiskan uang lebih dari itu," kata Alice dengan suara yang tegas.

Anton memandang Alice dengan mata yang penuh tanda tanya, "Tunggu, apa? Kamu bilang Lucy memberimu uang saku 300 ribu per bulan?" tanya Anton dengan suara yang penasaran.

Alice mengangguk, "Ya. Istrimu memberiku uang saku hanya segitu setiap bulan."

Anton menggelengkan kepala, "Ada yang tidak beres di sini. Aku perlu berbicara dengan Lucy tentang ini," kata Anton dalam hati dengan suara yang serius.

Dengan wajah yang tegang, Anton memerintahkan Alice untuk masuk ke dalam kamar. "Baiklah, Alice. Masuklah ke dalam kamar. Kita akan membicarakan ini lebih lanjut," kata Anton dengan suara yang lebih lembut namun tetap tegas.

Alice mengangkat bahunya dan masuk ke dalam kamar, sementara Anton tetap berdiri di bawah tangga, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

**

Anton berjalan ke kamar tidurnya sendiri dan membangunkan Lucy dengan lembut. "Sayang, bangun. Ada yang ingin Papa bicarakan denganmu,"

Lucy membuka mata dan memandang Anton dengan mata yang masih setengah tidur. "Ada apa, Pa?"

"Ada yang tidak beres dengan kartu kredit dan uang saku Alice. Papa ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Anton dengan suara yang serius.

Lucy menguap dan menggosok-gosok matanya, tapi matanya terlihat sedikit bergetar. "Sayang, bisakah kita membahas ini besok saja? Mama masih setengah tidur," kata Lucy dengan suara yang lembut, tapi nadanya terdengar sedikit gugup.

Anton memandang Lucy dengan mata yang memahami. "Baiklah, sayang. Tapi Papa benar-benar ingin tahu apa yang terjadi dengan uang saku Alice. Papa merasa ada yang tidak beres," kata Anton dengan suara yang serius.

Lucy memaksakan senyum dan mengangguk cepat-cepat. "Ya, ya... besok saja. Mama hanya butuh istirahat," kata Lucy dengan suara yang sedikit tergesa-gesa, berusaha menyembunyikan kekhawatiran di dalam hatinya.

Lucy merasa jantungnya berdebar-debar ketika dia memikirkan bahwa Anton sudah mulai curiga tentang kartu kredit Alice. Dia tahu bahwa kartu kredit itu dipegang oleh Marina, dan itu semua sudah disetujui olehnya tanpa sepengetahuan Anton.

Lucy berpikir keras untuk mencari cara agar Anton tidak mengetahui kebenaran tentang kartu kredit itu. Dia tidak ingin Anton marah kepadanya, apalagi jika dia mengetahui bahwa dia telah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" pikir Lucy, sambil mencoba mencari solusi untuk masalah ini. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dan pintar dalam menghadapi situasi ini, agar Anton tidak curiga lebih lanjut.

Sementara itu di tempat lain, Alice bergumam sendiri di kamar, "Bagaimana bisa dia menyalahkan aku? Aku tidak melakukan apa-apa yang salah. Tanpa uangnya saja aku bisa hidup sendiri, aku tidak perlu bergantung padanya." Alice merasa frustrasi dan marah dengan sikap Anton yang menurutnya tidak adil.

"Aku benci hidup seperti ini, penuh dengan drama dan tekanan. Tapi aku juga menikmatinya, karena aku bisa memanipulasi situasi untuk keuntunganku sendiri," kata Alice dalam hati, sambil tersenyum sinis.

Alice merasa bahwa hidupnya sebagai Alice muda memang penuh dengan tantangan dan kesulitan, tapi dia juga melihat kesempatan untuk memanfaatkan situasi itu untuk dirinya sendiri. Dia harus selalu berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, agar tidak menimbulkan kecurigaan dari Anton.

"Tapi kali ini, Anton telah melampaui batas, dan aku harus mengambil tindakan untuk mengendalikannya kembali," pikir Alice, sambil merencanakan strategi untuk menghadapi Anton.

"Aku akan membuatnya percaya bahwa aku tidak bersalah, dan aku akan terus memainkan peran ini sampai aku mencapai tujuanku. Dan untuk kedua rubah licik itu, mereka tidak akan lolos dariku, tanganku benar-benar sudah gatal dan ingin segera bermain,"

Alice tersenyum dingin, merasa puas dengan rencana yang telah dia buat. Dia tahu bahwa dia harus terus mempertahankan ilusi sebagai Alice, agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dan dia siap untuk melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!