Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Jam menunjukan pukul 5 sore, aku berdiri di depan pintu rumah, menanti suami ku pulang dari kantor. di tengah aku menunggu kepulangan Farhan, ayah mertua datang dan bertanya kondisi kandungan ku.
"ekhem..." suara ayah mertua yang membuat ku menoleh
"apa yang kamu tunggu?" tanya ayah mertua
"aku.. aku sedang menunggu suami ku pulang"
"tidak biasanya kamu menunggu Farhan pulang"
"memang kenapa?"
"tidak apa-apa, ayah cuman mau nanya. gimana kondisi kandungan kamu?"
"baik kok, untuk apa ayah bertanya tentang kondisi kandungan ku. bukankah aku sudah bilang, mulai sekarang, jangan pernah bertanya lagi tentang bayi yang sedang aku kandung. karna meskipun bayi ini adalah anak ayah, tapi aku menganggap kalo anak yang aku kandung ini. adalah anak Farhan"
"iya-iya.... ayah cuman ingin memastikan saja, pewaris keluarga ini baik-baik saja"
Ayah mertua kembali masuk ke kamarnya, sementara aku masih berdiri menunggu suami ku pulang. sikap ku kepada ayah mertua memanglah tidak sopan, tapi aku melakukan itu semua, agar ayah mertua ku. tidak memperlakukan aku seenaknya lagi.
Sudah cukup ayah menodai aku, sudah terlalu banyak dosa yang sudah aku lakukan. kini waktunya aku merubah sikap dan cara ku berpikir, agar aku tidak di manfaatkan oleh ayah mertua ku lagi. aku tau, aku adalah menantu yang di jodohkan hanya karna hutang orang tua ku, akan tetapi hak ku sebagai seorang menantu seakan tidak di berikan oleh ayah mertua ku.
Keinginannya untuk mempunyai seorang cucu, membuat dirinya melakukan hal yang keji. dia tidak memandang siapa yang telah dia tiduri, seorang lelaki yang menikahi anaknya dengan ku, melakukan hal yang sudah menjadi hak anaknya.
Mungkin aku terlalu polos, hingga ayah mertua ku berani meniduri menantunya. aku berjanji, jika nanti anak yang lahir ini adalah seorang perempuan, aku akan menuntut dia, untuk menjadi wanita yang pemberani. agar kelak jika dia menikah, dia tak mengalami hal yang seperti ibunya alami.
Dari pertama aku masuk ke dalam keluarga ini, aku merasa, ayah mertua seakan tak menghargai aku sebagai menantunya. dia memperlakukan aku seperti kemauannya, dia tidak berpikir, bagaimana nasib ku, dia tidak peduli bagaimana perasaan ku yang telah di hancurkan hanya karna nafsu untuk memiliki seorang cucu.
"brem...bremm" suara mobil yang di kendarai oleh suami ku
Aku melihat Farhan yang turun dari mobilnya, aku bergegas untuk membawakan tas'nya. namun Farhan malah memarahiku dan mengingat kan aku tentang kondisi ku yang sedang hamil 3 bulan.
"kamu ngapain sih, aku bisa sendiri kok. kamu kan udah aku bilangin, istirahat dan tidak usah melakukan apa-apa"
"aku tidak apa-apa kok, lagian aku cuman mau bawakan tas kamu aja" ucap ku
"tidak perlu... mending kamu istirahat, karna anak yang kamu kandung, lebih penting ketimbang kamu membawakan tas ku"
"hemm.....iya udah, kalau kamu makan, Tante Ida sudah menyiapkannya di atas meja"
"iya" jawab Farhan singkat
Aku tidak menyangka, setelah Farhan mengetahui tentang kehamilan ku. dia menjadi posesif, mungkin itu baik bagi ku, dengan kondisi ku yang memang sangat perlu untuk beristirahat yang banyak. apalagi ini adalah kehamilan pertama ku.
Aku berbaring di kamar seraya bermain ponsel, melihat cara-cara bagaimana seorang wanita yang sedang hamil, melakukan aktivitas, agar anak yang di kandung lahir dengan sehat. melahirkan anak, adalah keinginan terbesar sebagian wanita yang sudah menikah.
Di anugerahi seorang keturunan adalah harapan semua orang yang sudah berumah tangga, untuk mewarnai keluarga kecil mereka. kehadiran seorang anak adalah sebuah kebahagiaan, yang bisa saja membuat cinta kedua orang tuanya semakin kuat.
Namun ada juga yang tidak di beri keturunan meskipun sudah lama menikah, banyak cerita yang aku dengar, tentang pernikahan yang tak kunjung di berikan keturunan. dan hubungan itu kandas hanya karna salah satu dari mereka, sangat menginginkan seorang anak.
Aku bersyukur, di berikan kesempatan untuk mengandung seorang anak dalam perut ku. meskipun anak yang aku kandung adalah anak mertua ku, bagi ku yang berlalu biar lah berlalu. sekarang tugas ku, melahirkan dan membesarkan anak yang ada di dalam perutku.
"sayang... aku sudah membeli semua kebutuhan bayi kita" ungkap Farhan yang membuat ku terkejut
Bagaimana tidak, Farhan membeli perlengkapan bayi untuk anak yang belum lahir. apalagi anak ini bukanlah anaknya, aku jadi semakin merasa bersalah karna menyembunyikan kebohongan yang sangat besar ini.
Namun aku tidak bisa melakukan apa-apa, ini semua aku lakukan agar aku tidak di benci oleh suami ku. aku terpaksa harus menyembunyikan ayah anak yang ada di perut ku ini. agar kelak, dia tak di sebut sebagai anak haram. aku tidak ingin anak ku ini di hina oleh orang-orang di luar sana, karna dia tidak ada salah atas apa yang telah orang tuanya lakukan.
"kenapa kamu sudah menyiapkan semua itu, anak kita kan masih belum lahir" jawab ku seraya meletakan ponsel di atas meja
"tidak apa-apa, untuk persiapan. agar nanti kita tidak susah-susah membelinya"
"iya udah terserah kamu saja.. aku nurut apa kata kamu" ungkap ku seraya mengambilkan baju untuk suami ku yang baru saja selesai mandi
"kamu udah minum susu hari ini?" tanya Farhan yang terlihat sangat peduli dengan ku
"sudah.. aku sudah melakukan apa yang kamu perintahkan" jawab ku
"kalau kamu butuh apa-apa, kamu bilang saja sama Tante Ida. jangan melakukan hal yang bisa membahayakan nyawa anak kita"
"Iyah.. kamu gak usah khawatir, aku janji, akan menjaga kandungan aku ini, sampai lahiran nanti"
"owh ya, nanti malam, aku akan pergi ke rumah temen aku. ada urusan mendadak yang harus kami bicarakan, nanti kalau kamu butuh teman mengobrol, kamu tinggal suruh Tante Ida untuk menemani kamu"
"iya"
"iya udah, aku mau makan dulu, kamu istirahat saja"
" apa kamu aku siapkan makanan?" tanya ku
" tidak usah... udah aku bilang, kamu tidak usah memikirkan aku. kamu pikirkan saja anak yang sedang kamu kandung itu, itu lebih penting"
Aku merasa bosan di kamar, tiduran, tanpa harus mengerjakan pekerjaan rumah yang seperti biasa aku lakukan. aku baru tau, begini rasanya menjadi istri yang sedang mengandung anak dalam perutnya. aku senang Farhan peduli dengan ku, tapi aku merasa bosan jika terus-menerus berbaring di kamar.
Tapi aku tidak mau melanggar apa yang di perintahkan suami ku, karna aku tidak mau dia marah, hanya karna aku tak mau mengikuti perkataannya.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.