NovelToon NovelToon
MENIKAHI DEWI JUDI

MENIKAHI DEWI JUDI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Neti Jalia

Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.

Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.

Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?


Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Astaga

Kriekkk

Lensi membuka pintu kamar Ibrahim. Pria itu menoleh dan berdecak kesal. Lensi tahu ibrahim sedang marah padanya.

"Ada apa lagi?" tanya ibrahim ketus.

"Aku mau bicara penting denganmu." Jawab Lensi.

"Diam disana! jangan melangkah masuk sedikitpun. Apa kamu tidak tahu aturan? kita ini bukan muhrim, jadi jangan melewati batasanmu!" ketus Ibrahim.

"Jadi aku bicara di depan pintu ini saja? kakiku bisa pegal tauk," tanya Lensi.

Ibrahim kembali berdecak kesal, dan ingin keluar kamar itu.

"Minggir!" ucap Ibrahim pada Lensi yang menghalangi pintu.

"Galak sekali. Emang ustad-ustad disini pada galak mintak ampun ya?" gerutu Lensi.

"Tergantung yang diajak ngomong siapa. Kalau jenisnya jin iprit, jin tomang, atau sebangsa jin yang lainnya, nggak perlu lembut-lembut,"

"Astaga...mulutmu itu loh...habis makan cabe sekilo ya?"

"Ini kamu mau bicara denganku apa tidak? aku tidak punya banyak waktu meladeni orang gila," tanya Ibrahim.

Lensi yang kesal langsung menarik baju Ibrahim, hingga pria itu jadi terhuyung.

"Lepasin! ngerti bukan muhrim nggak sih?" hardik Ibrahim yang kemudian dilepaskan oleh Lensi.

Lensi dan Ibrahim akhirnya bicara di ruang tamu dengan tempat duduk berseberangan.

"Apa yang ingin kamu bicarakan? jangan bilang kamu senang karena sudah berhasil mengolok keluargaku, memfitnahku, meracuni pikiran orang tuaku. Aku tidak tahu kenapa aku harus dipertemukan dengan gadis sejahat kamu,"

"Kamu bilang aku jahat? yang jahat duluan siapa? siapa yang nggak marah dikatain gadis haram jadah. Kamu pikir aku apaan?" tanya Lensi.

"Ya emang kenyataannya gitu. Apaan kalau bukan gitu masuk kamar laki-laki bukan muhrimnya,"

"Ya nggak gitu juga kalau nilai orang. Kan bisa nanya baik-baik. Aku begitu juga punya alasan,"

"Alasan apa? minta dinikahin?"

"Keahlian ustad juga su'udzon sama orang ya? istigfar kamu!" ucap Lensi.

"Astagfirullahaladzim...eh? kok kamu malah ngajarin aku? kamu tuh yang harusnya istigfar," ujar Ibrahim.

"Hah...percuma saja ngomong sama kamu. Aku juga nggak tahu kamu itu manusia jenis apa. Tahu-Tahu nongol aja dikamarku. Kamu....."

"Aku minta maaf," ujar Lensi yang langsung memotong ucapan Ibrahim.

Suara Lensi cenderung lembut, hingga Ibrahim jadi terdiam dan mendengarkan apa yang ingin Lensi katakan.

"Aku tidak bermaksud mengacaukan hidupmu, atau membuatmu batal menikah dengan tunanganmu. Tadi aku cuma ingin mengerjaimu gara-gara kamu mengataiku gadis haram jadah. Terus terang aku tersinggung."

"Tapi aku tidak menyangka kalau orang tuamu sekolot itu...."

"Kolot? kamu ngatai orang tuaku kolot?"

"Ya maaf...maaf...ganteng-ganteng kok emosian sih. Ya orang tuamu yang bijak." Jawab Lensi.

"Aku akan mencoba menjelaskan pada orang tuamu kejadian yang sebenarnya. Tapi kalau nggak berhasil juga, kamu harus membantuku pakai amunisi terakhir," ujar Lensi.

"Amunisi apa?" tanya Ibrahim.

"Tentu saja kabur dari sini. Aku belum siap dinikahkan dengan ustad galak sepertimu." Jawab Lensi yang langsung mendapat pelototan mata oleh Ibrahim.

"Gadis ini berani sekali padaku. Selama ini tidak ada yang berani padaku. Di kantor, dimajelis, di pesantren dan dimanapun orang-orang selalu menghormatiku. Tapi dia berani memarahiku, bahkan menghinaku,"

"Tidak ada gunanya membantah orang tuaku. Kalau kamu sampai kabur, pasti aku disuruh mencarimu. Otak mereka pasti sudah terdoktrin kalau kita sudah ngapa-ngapain. Kalau aku sampai disuruh nyari kamu, itu pasti sangat merepotkan. Terlebih aku tidak tahu kamu itu hidup dari alam mana," ujar Ibrahim yang dibalas kerlingan mata oleh Lensi.

"Ya jadi kita harus bagaimana? masak aku harus nikah sama kamu?" tanya Lensi.

Ibrahim terdiam. Dia juga bingung harus melakukan apa.

"Ya sudahlah. Aku pakai caraku saja. Aku kesini tidak menggunakan jasa siapapun, jadi pulang juga bisa sendiri,"

"Apa maksudmu?" tanya Ibrahim.

"Biarkan aku kabur. Agar masalahmu selesai," ujar Lensi.

"Mau kabur lewat mana? disini dikelilingi pagar tinggi . Sedangkan pagar depan digembok," tanya Ibrahim.

"Kamu pikir kenapa aku bisa masuk kemari dengan keadaan pagarmu yang tinggi dan pagarmu yang tergembok? kamu tidak usah pikirkan masalah itu, itu sudah jadi urusanku. Pokoknya besok pagi aku pastikan tidak ada lagi di rumahmu," ucap Lensi.

"Terserah." Jawab Ibrahim yang kemudian bangkit ingin pergi.

Tap

Brukkkkk

Karena terlalu pakai tenaga, tubuh baim tertarik hingga jatuh diatas tubuh Lensi yang tengah duduk di sofa.

"Astagfirullah baimmmmmmmm,"

Ibrahim segera bangkit dari atas tubuh Lensi, karena teriakan melengking dari Aisyah.

"Matilah aku. Umi pasti tambah salah paham lagi ini," batin Ibrahim.

Sementara itu Lensi jadi menepuk dahinya. Lagi-Lagi masalah mereka jadi tambah rumit.

"Kamu ini benar-benar ya? nggak bisa nahan sampai 3 hari apa?" tanya Aisyah.

"Umi salah paham. Tadi nggak seperti yang Umi pikirkan," ucap Ibrahim.

"Lagi? apa kamu pikir bisa membodohi orang tua berkali-kali? ya Allah Baim...kamu kenapa jadi begini sih? umi nggak nyangka kamu jadi begini. Hiks...."

Aisyah jadi menangis. Beruntung Ustad Gofar sedang pergi ke rumah Ustad Sobri.

Grepppp

Ibrahim langsung membawa Aisyah kedalam pelukkannya.

"Umi...Umi jangan nangis ya? maafin Baim kalau Baim salah Mi. Sungguh Baim nggak sengaja nyakitin hati Umi," Ibrahim merasa bersalah karena tanpa sengaja sudah membuat ibunya menangis.

Lensi yang melihat Ibrahim memperlakukan ibunya dengan lembut, jadi ikut terharu.

"Pria ini sebenarnya sangat baik dan penyayang. Apa mungkin dia ini memang jodohku? tapi dia kan jodoh orang lain. Meski begitu, aku nggak kepikiran buat dipoligami," batin Lensi.

Lensi perlahan mendekat kearah Ibrahim dan Aisyah. Lensi kemudian menghapus air mata Aisyah dengan ibu jarinya.

"Maafin kami ya umi. Tadi benar-benar diluar kendali kami. Aku sangat lapar, karena dari pagi belum makan. Maksud hati ingin minta makan sama baim, malah tangannya ketarik kuat dan kami jatuh diatas sofa."

"Sungguh kami nggak ngelakuin hal tak terpuji diruang terbuka seperti itu. Meskipun aku bukan orang baik, aku juga tahu adab dan aturan," sambung Lensi.

Tangis Aisyah mereda, dan kemudian menatap wajah cantik Lensi.

"Entah mengapa wajahmu sangat familiar. Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Aisyah.

"Tidak Umi. Ini pertama kalinya kita bertemu." Jawab Lensi.

"Kamu lapar ya? tega sekali kamu tidak memberi calon anak dan calon istrimu makan? kamu ingin mereka mati kelaparan? sayang, siapa namamu?" tanya Aisyah.

"Eh? Le-Lensi Umi." Jawab Lensi terbata.

"Ayo kita makan siang sama-sama. Umi mau berbincang banyak hal sama kamu," ucap Aisyah.

Lensi melirik kearah Baim, yang kemudian mendapat anggukkan oleh pria itu. Saat mereka tiba di ruang makan, Lensi sudah mengambil posisi enak. Matanya sudah berbinar, saat melihat makanan diatas meja. Namun saat dirinya ingin mengambil ayam goreng, tangan mulusnya di pukul oleh Ibrahim.

1
Lilo Stitch
*menyaksikan
Lilo Stitch
hahaha setuju
Lilo Stitch
*sempat
Lilo Stitch
baru ingat aisyah yg pernah di tolong lensi kan waktu mobil mrk di keroyok preman trs lengan lensi terluka
Lilo Stitch
menantang
Indah Permatasari
Gila gilaa gilaa ga tau lagi mau ngucapin apa sama novel ini, keren dan banyak pembelajaran (walaupun aku nonis, tp aku juga paham dikit² ilmu islam). Nyesel baru ketemu novel ini kemarin hari senin/selasa. The best banget sih thor novel ini.
Anonymous
j
Siti S
Luar biasa
Dian Dian
/Facepalm//Facepalm/
Khoerun Nisa
knp GK bilng aja suami istri knp harus muter2 oon kmu
Khoerun Nisa
ko bisa ya GK jeda klu wanita kn klu udh keluar di gempur lagi akan sakit lh GK BS trus2an
Khoerun Nisa
serasa buang air besar klu bilng hajat
Khoerun Nisa
hkik aku bahkan tak hapal surat Al rahman klh SMA novel
Khoerun Nisa
bukn merebut kembali tp mmbelinya klu gtu oon bgt ku kira bkl ambil tnpa mengeluarkan uang
Khoerun Nisa
kebnyakn dendammerebut perusahaan hrus dgn bngkrut dulu lalu di bayar tp menurutku merebut tnpa mengeluarkan nilai dn dlm keadaan utuh itu baru kern itu bukn merebut hak milik klu gtu tp membeli
Khoerun Nisa
knp harus bgtu tingkah mu lansia knp GK jujur mlh mmbuat rumit klu bnr2 GK siap nikah
anis suranti
Luar biasa
Anonymous
n
Nurhayati Lubis
kabar org tua lensi apa cerita
Anisa Fitriani
bra itu BKN nya buat perempuan yaa🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!