Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Percaya Padaku!
Sejak saat itu Amelia jadi pendiam, dia sering melamun. Hati nya di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat dada nya sesak.
Apakah yang di katakan ibu nya akan terjadi pada dirinya? Akan kah Smith mencampakan nya setelah dia puas? Atau kemungkinan terburuk nya adalah dia hamil sedangkan Smith menikah dengan tunangan nya.
Segera dia menepis prasangka, apapun yang terjadi dia harus sanggup dengan konsekuensi nya, dia harus siap dengan apapun yang terjadi nanti.
Tapi mana ada pria yang mau menikah dengan nya jika tau dia tak lagi perawann?
"Sayang.." Lamunan nya buyar saat mendengar panggilan dari suara yang sangat familiar. Suara yang lembut saat memanggil nya, tapi berubah dingin dan datar jika pada orang lain.
"I-iya tuan, kenapa?" Tanya Amelia, gadis itu bergelung dalam selimut, bersiap untuk tidur.
"Kamu punya masalah? Aku perhatikan, kamu sering melamun. Katakan, apa yang menjadi beban mu sayang.." Amelia bungkam, dia tak mungkin mengatakan nya pada pria yang sedang jadi topik dari konflik batin nya kan?
"Tidak tuan, hanya saja saya ragu untuk pulang ke kota."
"Kenapa?" Tanya Smith.
"Tuan.."
"Ya sayang, ada apa?" Pria itu ikut berbaring dan memeluk tubuh Amelia dari belakang.
"Sampai kapan hubungan kita akan berjalan seperti ini?" Tanya Amelia pelan, dia takut kalau pertanyaan nya memancing kemarahan pria di belakang nya.
"Sampai urusan ku dengan Marissa selesai, setelah itu kita akan meresmikan hubungan kita."
"Maksud tuan?" Tanya Amelia, dia berbalik dan menatap wajah tampan pria itu.
"Aku ingin mempertahankan dirimu dan melepaskan Marissa." Jawab Smith, membuat Amelia membulatkan kedua mata nya. Dia kira dia yang akan di lepaskan, tapi jawaban tak terduga dari pria itu sangat membuat nya bahagia.
"Tunggulah sebentar lagi sayang, aku akan segera menyelesaikan semua nya. Aku berjanji."
"Sebaiknya jangan dulu berjanji tuan, wanita itu butuh kepastian bukan hanya sekedar perkataan yang membuat nya berharap." Ucap Amelia.
"Baiklah, setelah kita pulang ke kota aku akan segera melakukan janji ku. Sudah malam, jadi tidurlah. Jangan terlalu banyak pikiran, kamu hanya perlu percaya padaku." Smith merengkuh tubuh mungil Amelia ke dalam pelukan nya, meletakan kepala di dada bidang nya. Sesekali mengusap kepala gadis nya dengan lembut.
Amelia mengangguk di dalam dekapan hangat nan nyaman pria tampan itu, meski hati nya belum yakin tapi dia akan berusaha mempercayai ucapan Smith yang mengatakan, kalau dia hanya perlu percaya padanya!
...
Pagi hari nya, Amelia bangun lebih dulu dan menatap sejenak wajah tampan pria yang berhasil membuat nya nyaman. Apakah Amelia mencintai pria itu? Seperti nya iya, atau tidak. Mungkin hanya sekedar perasaan nyaman saja.
"Selamat pagi sayang.." Ucap Smith dengan suara serak khas bangun tidur nya.
"Selamat pagi kembali tuan muda." Jawab Amelia dengan senyum manis yang tersungging di kedua sudut bibir nya.
"Aku kekasih mu disini, bukan tuan muda mu." Smith bangkit dari rebahan nya dan berpindah ke paha Amelia.
"Aku merindukan lubang hangat ku.." Ucap Smith pelan, tangan nya mulai nakal menggerayang ke dada besar gadis nya.
"Sangat lembut dan kenyal, aku merindukan semua yang ada pada dirimu. Aku menginginkan dirimu sayang.."
Amelia hanya diam, sesekali tangan nya bergerak mengusap lembut kepala pria yang kembali berbaring di pangkuan nya.
"Nanti setelah pulang ke kota aku akan memberikan pelayanan yang terbaik." Bisik Amelia sensual, membuat senjata nya yang sudah lama hibernasi itu kembali bangkit, tegak dan menantang.
"Hanya dengan bisikan begini saja, kau bangun junior? Memang hanya Amelia yang bisa melakukan nya." Batin nya, memang benar hanya dengan bisikan saja senjata tempur nya menegang, berdiri tegak.
"Baiklah, ayo bangun. Segera mandi, katanya mau ikut ke kebun ngambil singkong."
"Bagaimana dengan memancing nya?" Tanya Smith.
"Gak jadi, kata bapak air sungai nya nyusut jadi gak mungkin ada ikan."
"Nanti aja mandi nya, setelah dari kebun." Tolak Smith, padahal dia malas mandi karena dingin dan tak bisa bermesraan dengan bebas bersama gadis nya, seperti di apartemen nya.
...
Smith berjalan bergandengan tangan bersama Amelia, mereka pergi ke kebun singkong mencabut beberapa pohon untuk di buat keripik pesanan Smith, karena besok mereka akan pulang ke kota.
"Ayang, banyak nyamukk.." Keluh Smith, tangan nya sibuk menepuki nyamuk yang beterbangan dan sesekali menciumi tangan mulus Smith.
Nyamuk be like: kapan lagi bisa gigit cogan ya kan?
"Nih pake ini." Ucap Amelia menyodorkan minyak telon bayi.
Karena tak tahan, Smith pun mengoleskan minyak telon nya ke tangan dan ke wajah nya.
"Ayangg perihh..."
"Lho kok di mata juga di olesi minyak telon sih, ya jelas perih dong." Ucap Amelia, dia meniup-niup mata Smith yang memerah.
"Ya mana aku tau kalo ini kena mata bisa perih." Ucap Smith manja, membuat Amelia gemas dan mencubit pipi pria itu hingga memerah.
"Udah, ayo cabut tuh pohon ketela nya. Biar cepet pulang, aku cemburu kamu di kerubutin nyamuk."
....
Setelah drama di kebun, akhirnya mereka pulang dengan menjinjing tas berisi singkong yang baru di ambil itu.
"Bayar pajak.." Ucap Seseorang dengan rambut gondrong dan wajah menakutkan. Wajah nya di penuhi brewok dan tatto yang bertebaran di tubuh nya.
"Saya baru aja ngambil pak, kemarin kan udah bayar." Jawab Ibu Rara pelan, terlihat dia sangat takut dengan pria yang terlihat seperti preman kampung itu.
"Bayar lagi, gak usah banyak alesan. Kan punya menantu kaya."
"Jangan berteriak di hadapan orang tua, gak sopan!" Ucap Smith.
"Lo siapa hah? Lo cuma tamu yang numpang disini, lo gak ada hak buat ngatur-ngatur gua. Asal perlu lo tau, gue Batak preman yang paling di takuti di kampung ini." Bangga pria yang bernama Batak itu.
"Bodo amat, saya gak nanya. Saya cuma merasa kelakuan anda ini salah,"
"Sialan.."
"Kau orang pertama yang berani mengatai ku sialan." Ucap Smith datar, dengan nada suara rendah yang terdengar menakutkan.
Pria itu maju dan hendak melayangkan tinju ke wajah Smith, dengan sigap Smith menghalau tangan itu dan memelintir nya ke belakang dengan kuat, membuat pria itu meringis kesakitan.
"Bersikap lah lebih sopan pada orang tua, jangan bersikap seenaknya."
"Cuihh, terserah gue. Emang nya siapa lo hah?" Smith geram dan memperkuat cengkraman nya.
"Iye-iye gue kagak bakal kayak gini lagi, gue tobat dah."
"Sekali lagi anda berlaku seperti ini meski saya sudah kembali ke kota, pasti saya tau dan saya akan datang memberi anda pelajaran."
"Iye, gue janji kagak bakal malak warga lagi." Jawab Pria itu. Wajah nya memerah menahan sakit.
Smith melepaskan cengkraman nya dan mengibas-ibaskan tangan nya, preman kampung itu pun pergi dengan lari tunggang langgang, belum tau saja dia kalau Smith itu pemegang sabuk hitam taekwondo.
Amelia menganga melihat betapa keren nya Smith, selain tampan ternyata dia juga pintar bela diri.
"Sayang, tutup mulut mu nanti ada lalat masuk."
Amelia gelagapan dan langsung menutup mulut nya. Smith tersenyum saat melihat ekspresi lucu gadis nya itu.
"Terimakasih ya Nak Smith, dia memang suka malak warga sini."
"Kalau ada kejadian seperti ini lapor pada saya ya Mak." Ucap Smith. Ibu Rara hanya menganggukan kepala nya pertanda mengerti.
....
🌻🌻🌻
Garing ya? Maafin, author lagi buntu🙄