NovelToon NovelToon
Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Rahasia Tersembunyi Sopir Pribadiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:614
Nilai: 5
Nama Author: Bunnyku

Putri Daniella menyukai Pangeran Felix dan ingin menikah dengannya. Tapi kehadiran sopir pribadinya Erik Sebastian merubah segalanya. Pemuda desa itu diam-diam mencintai putri Daniella sejak kecil. Seiring waktu, terungkap jika Erik adalah putra mahkota yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunnyku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pangeran Felix, Cinta Pertamanya

Di bawah langit musim gugur yang mulai memudar keemasan, Erik dan Putri Daniella melaju di atas punggung Bass, kuda cokelat yang gagah, meninggalkan padang rumput yang luas.

Angin membawa aroma rumput segar dan tanah basah, menyapu wajah mereka, sementara suara derap kuda bergema di jalan setapak.

Erik duduk di belakang Daniella, tangannya memegang pelana erat, hatinya berdegup kencang, bukan hanya karena kecepatan kuda, tapi juga karena kedekatan dengan gadis yang dicintainya diam-diam.

Aroma kamomil dari parfum Daniella mengelilinginya, lembut dan memabukkan, rambut pirang gadis itu tersibak tertiup angin, sesekali menerpa wajah Erik.

"Kalau saja bisa, aku ingin memeluk pinggangnya, bersandar di bahumu," batin Erik, hatinya perang antara keinginan dan tugas.

Tapi peringatan Alecia tentang rumor di istana membuatnya waspada.

"Tapi, bisakah kita melewati lorong rahasia saja?" tanya Erik tiba-tiba, suaranya rendah, penuh kehati-hatian, saat mereka mendekati tepi padang rumput.

"Lorong rahasia? Apa benar ada lorong rahasia menuju istana?" tanya Daniella, alisnya terangkat, matanya berbinar penasaran, hatinya tiba-tiba bersemangat dengan ide petualangan baru.

"Tentu saja ada, sebuah terowongan yang tak digunakan lagi. Tapi kita harus memutar," jelas Erik, hatinya lega karena Daniella tak menolak.

"Gak apa-apa, lagi pula aku penasaran dengan terowongan itu," kata Daniella, suaranya penuh antusias, senyum kecil muncul di bibirnya.

"Baiklah, kita pulang melewati terowongan itu," sahut Erik, hatinya bercampur lega dan khawatir, dia hanya ingin melindungi Daniella dari gosip yang bisa mencoreng namanya.

Daniella memacu Bass, kuda itu berlari cepat, meninggalkan padang rumput menuju gerbang masuk terowongan yang tersembunyi di balik semak belukar dan ilalang tinggi.

Erik turun sejenak, menyibak dedaunan dan ranting dengan tangan kuatnya, aroma tanah dan lumut memenuhi udara.

Erik naik kembali ke pelana, duduk di belakang Daniella, aroma kamomil itu kembali menggodanya.

Dia lalu mengeluarkan ponselnya, menyalakan senter untuk menerangi terowongan gelap yang dingin dan lembab, dinding batunya ditumbuhi lumut dan akar-akar kecil.

Suara tetes air samar bergema, bercampur derap kuda yang pelan. Daniella tersenyum, hatinya berdebar karena petualangan ini, seperti anak kecil yang menemukan rahasia istana.

Sesampainya di ujung terowongan, cahaya matahari sore menyelinap melalui celah pintu kayu tua.

"Saya turun di sini saja, jalan kaki. Ini sudah memasuki halaman samping istana," kata Erik, turun dari kuda, hatinya berharap tak ada yang melihat mereka.

"Terserah kamu aja. Aku duluan kalau gitu," sahut Daniella, ngedumel pelan, tapi matanya melirik Erik dengan rasa ingin tahu, hatinya sedikit kesal tapi juga geli dengan sikap pria itu.

Erik berjalan di samping Bass, memastikan tak ada staf atau pelayan yang memperhatikan. Hatinya lega, jalur rahasia ini berhasil menghindarkan mereka dari tatapan usil.

Daniella memacu Bass pelan menuju istal, angin sore membawa aroma bunga dari taman istana, hatinya ringan meski masih dipenuhi dilema tentang Felix.

******

Di ruang tamu Ratu Sofia yang megah, dengan dinding berhias lukisan leluhur dan perapian yang menyala hangat, aroma teh chamomile dan kue kering memenuhi udara.

Ratu Sofia, dengan gaun sutra biru tua yang anggun, duduk di sofa beludru, matanya penuh kasih tapi tegas menatap Putri Daniella yang duduk di depannya.

Gadis itu mengenakan sweater krem lembut dan rok panjang, rambutnya tergerai, wajahnya mencerminkan kegelisahan batin.

"Berapa lama kamu break sama Pangeran Felix?" tanya Ratu Sofia, suaranya lembut namun penuh otoritas, tangannya memegang cangkir teh porselen.

"Tiga bulan kita pisah sementara, masih sebulan lagi, Ibunda," jawab Daniella, suaranya pelan, matanya menatap ke bawah, hatinya bergejolak mengingat Felix dan Sabrina.

"Ratu Amelia, ibunya Pangeran Felix, menghubungi Ibu. Dia tanyakan apa kamu benar-benar marah dan tidak mau melanjutkan hubungan dengan putra itu. Bunda mesti jawab apa?" tanya Ratu Sofia lagi, alisnya terangkat, hatinya ingin memahami anak bungsunya.

"Ella cuma mau menenangkan diri dulu, menunggu pembuktian dan keseriusan Pangeran Felix. Tapi, sampai hari ini, tak ada pernyataan apapun darinya mengenai hubungannya dengan Sabrina. Gadis itu juga gak membantahnya," kata Daniella, suaranya tegas tapi ada getar luka, tangannya mencengkeram roknya.

"Jadi kamu maunya apa? Kalau masih mengharapkannya menjadi calon suamimu, kamu harus percaya dan yakin padanya. Jangan gampang terpengaruh rumor di luar sana," pesan Ratu Sofia, suaranya penuh kebijaksanaan, matanya menatap Daniella dengan kasih ibu.

"Ella masih menginginkannya, hanya saja, Ella ingin dia membuktikan kalau memang Sabrina bukan pacar rahasia," jelas Daniella, hatinya terbelah, cinta pada Felix dan ketakutan akan pengkhianatan.

"Jadi, Ibu harus memahami dan mengerti jika nanti Ella mengambil keputusan untuk berpisah selamanya dengan Pangeran Felix, meskipun Ella sangat ingin jadi istrinya," sebut Daniella, suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca, hatinya perang antara mimpi masa kecil dan harga diri.

"Baiklah, Bunda sudah mengerti apa yang kamu inginkan. Jadi, nanti kalau Ratu Amelia bertanya, Bunda sudah tahu jawabannya," kata Ratu Sofia, tersenyum lembut, hatinya ikut pilu melihat anaknya dalam dilema.

Sebelum menjadi ratu, Sofia adalah konsultan keuangan yang cerdas, dan kebijaksanaannya kini membantu menenangkan Daniella.

Sambil berjalan sepanjang koridor istana yang megah, dengan karpet merah tebal dan lampu kristal berkilau, Daniella tenggelam dalam pikiran.

"Apakah aku sanggup melepaskan Pangeran Felix, cinta pertamaku, pangeran impianku, putra mahkota yang ingin kunikahi?" gumamnya, hatinya seperti badai.

"Ataukah aku harus tutup mata dengan rumor itu, kalaupun benar, membiarkannya saja, asalkan dia tetap menjadi kekasihku, dan hanya menikahiku saja?" batinnya bergejolak, langkahnya terhenti sejenak, matanya menerawang ke jendela yang memandang taman.

Dia teringat kisah tragis seorang putri dari kerajaan lain, yang diselingkuhi suaminya dengan kekasih rahasia, berujung kematian menyedihkan.

"Aku tidak mau seperti itu," bisiknya, tangannya mengepal.

Daniella tak jadi kembali ke kamarnya. Dari jendela, dia melihat Erik di bangku taman, di bawah pohon willow yang daunnya menjuntai seperti tirai hijau.

Pria itu sedang bermain dengan Deassy, kucing putih bermata biru pekat kesayangan Daniella, tangannya mengelus bulu kucing itu dengan lembut, wajahnya tenang tapi penuh perhatian.

Daniella tersenyum kecil, hatinya hangat, Erik selalu punya cara membuatnya merasa nyaman tanpa kata-kata.

Dia berjalan mendekati, langkahnya ringan, aroma bunga mawar dari taman menyapu hidungnya.

"Eh, Tuan Putri," sapa Erik, suaranya kaget, matanya melirik kiri-kanan, memastikan tak ada staf atau pelayan yang melihat.

Hatinya cemas, peringatan Alecia tentang gosip masih terngiang.

"Berikan Deassy padaku," pinta Daniella, suaranya lembut, duduk di samping Erik, jarak mereka dekat tapi sopan.

"Ini, Putri," kata Erik, menyerahkan kucing itu, tangannya sedikit gemetar, hatinya berdegup kencang.

"Maaf, Tuan Putri, saya permisi dulu, harus kembali melanjutkan pekerjaan saya," katanya, berdiri cepat, hatinya takut terlihat terlalu akrab.

"Kamu mau kemana? Duduk dulu sebentar. Aku mau bicara," perintah Daniella, suaranya tegas, alisnya terangkat, hatinya kesal dengan sikap Erik yang tiba-tiba menjaga jarak.

"Tapi, Tuan Putri, jam istirahat saya sudah selesai," kata Erik, suaranya penuh alasan, matanya menghindari tatapan Daniella.

"Aku bilang duduk dulu sebentar, aku mau ngomong sesuatu," kata Daniella, suaranya agak emosi, matanya menyala.

"Aku mau kamu petik bunga Dahlia, Krisan, dan Rosemary di kebun belakang istana sekarang. Setelah itu, kita akan ke Kastil Hilstuf, mau ke kompleks pemakaman Kakek Nenekku," perintahnya, suaranya tegas tapi ada kelembutan di matanya.

"Siap, Tuan Putri, saya segera mengambilnya," kata Erik, hatinya lega bisa bergerak, menghindari keintiman yang berisiko.

***********

1
Dandi Mahesa
keren kak Lanjut gasken
lovebunny: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Dandi Mahesa
mampir ka
Just_Loa
Halo kak trimakasih sdah mmpir ya 🧡
lovebunny: hallo juga..iya sama sama..sukses selalu
total 1 replies
lovebunny
iya sabar.. tungguin ya 🙏🙏
lovebunny
makadih ya sudah mampir
lovebunny
maksudnya kendala apaan tuh..he..he
Ryner
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
perayababiipolca
Keren! Bagus banget ceritanya.
Agnes
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!