Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35. Aku Minta Maaf
*******
Pagi ini entah kenapa Velia merasakan kepalanya pusing. Tapi dia harus mengantar Zafrina sekolah. Velia sedikit kecewa menatap layar ponselnya. Begitupun saat dirinya menatap di sebelahnya. Ranjang itu kosong dan dingin sejak semalam. Air mata Velia tiba-tiba menetes tanpa diminta. Ia langsung mengusapnya kasar. Entah mengapa ia menjadi sangat perasa akhir-akhir ini.
Velia sudah bersiap begitupun dengan Zafrina. Gadis itu tampak sangat menggemaskan dengan seragam sekolahnya. Velia menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu menghembuskan nafasnya kasar.
.
.
.
Sementara itu Rian kini mengikuti kemanapun mobil Archel melaju. Ia meminta Pablo untuk menyusul Diego dan memperingatkan Diego untuk lebih Waspada.
Rian melihat Archel menghentikan mobilnya didekat sekolah putrinya. Ia yakin pasti pria itu akan kembali berbuat nekat. Tak lama menunggu kerumunan anak-anak yang pulang sekolah keluar dari gedung itu Dian sedang menggandeng Judy. Ia juga melihat Velia yang sedang menggandeng Zafrina.
Archel menghadang Dian, hingga membuat Anak-anak Dian yang lain histeris termasuk Zafrina. Saat Archel menarik tangan Judy, Dian tampak tengah mempertahankan Judy. Rian sedikit cemas karena Dian sedang mengandung. Dan dia juga kesal karena Diego memilih diam saja tanpa melawan.
Rian berdecak kesal. Dia keluar dari mobil lalu berlari menyusup ke gedung dengan tas panjang di pundaknya. Karena semua sedang panik memudahkan dirinya masuk kesana. Rian memilih atap gedung untuk mengeksekusi pria tak tau diri itu. Dia merakit senapan miliknya dan mulai memindai sasarannya. Di saat yang bersamaan Dian kembali nekat menarik Judy. Rian langsung menarik pelatuknya saat sasaran terkunci, ia melesat kan tembakannya tepat sasaran Namun nahas tubuh Archel ambruk ke arah Dian dan Judy.
"Sial .. " Gerutu Rian. Dia segera membongkar Senjatanya dan bergegas membereskannya. Rian turun ke bawah dengan langkah lebar. Sesampainya di luar ia melihat Gerry sudah menangani Dian. Rian memasukan senjata yang ia bawa ke bagasi. Dia harus segera pergi dari sana sebelum istrinya menyadari keberadaannya.
Velia dan Diego membawa anak-anak Dian kembali ke mansion Gerry. Bahkan semua anak-anak Dian termasuk Zafrina terus menerus menangis. Rian mengikuti mobil Diego hingga sampai rumah Gerry. Ia berpura-pura masuk ke dalam seolah baru mengetahui semua itu. Ia bahkan sangat tak tega melihat anak-anak itu menangis terlebih putrinya.
"Papi .. mama dan Judy." Zafrina terisak memeluk Rian.
Velia hanya menatap Rian dengan tatapan mata kecewa. Namun ini bukan saatnya dia bersikap egois mengedepankan perasaannya. Kali ini ada anak-anak Dian. Nyonya Arimbi masuk ke mansion Dian. Ia segera menenangkan cucu-cucunya. Ia berulang kali mengucapkan terimakasih pada Velia dan Rian. Namun karena anak-anak Dian terus menerus ingin melihat ibunya akhirnya Rian menghubungi Gerry.
Velia dan Rian membawa anak-anak Gerry yang terus menerus memaksakan ingin ke rumah sakit karena begitu khawatir dengan ibunya.
Velia menatap Rian dengan tatapan aneh. namun Rian pura-pura tak melihatnya. Veli menggerakkan bibirnya seakan ingin bicara tapi tidak bisa. Hingga tanpa terasa mobil sudah memasuki area parkir khusus. Sebelumnya Rian sudah menghubungi Gerry dan berkata jika akan mengantar anak-anak ke rumah sakit. Awalnya Gerry tidak setuju tapi begitu mendengar anak-anaknya terus merengek Gerry semakin tak tega. Dan tak enak hati jika merepotkan Rian dan istrinya.
Velia sama sekali tidak mau bicara pada Rian. Mereka hanya terus saling diam. Rian pun juga bingung harus memulai berbicara dari mana.
Velia dan Rian pulang terlebih dulu. Tanpa Zafrina karena anak itu ngotot ingin ada di dekat ibunya.
Keheningan menyelimuti Rian dan Velia. Ia masih sangat kecewa dengan sikap Rian. Ia memilih membuang pandangannya keluar jendela.
"Sayang .. " Rian memanggil Velia. Namun Velia tetap diam mengacuhkan Rian.
"Veli ... " Velia melirik sekilas lalu kembali menatap keluar jendela. Tatapan gadis itu sendu. Air matanya ternyata sejak tadi sudah menetes. Rian menepikan mobilnya dan melepas seatbeltnya. Ia meraih dagu Velia dan membalikkan wajah gadis itu kearahnya. Rian terkejut mendapati Velia menangis.
"Hei ada apa? katakan padaku kenapa kau menangis?" Velia mengusap air matanya kasar. Dia menggeleng lalu kembali melempar pandangannya kearah jendela.
"Aku minta maaf padamu." Ujar Rian.
"Untuk apa?" tanya Velia datar.
"Karena aku tidak menghubungimu semalam."
"Memang siapa aku bagimu? aku bukan siapa-siapa kan? aku cuma wanita pemuas nafsumu saja." Ketus Velia.
"Bisakah kau dengarkan dulu ucapanku? Jangan memotong perkataan ku!" Ujar Rian kesal. Ia kesal karena ucapan Velia. Jadi selama ini, itu yang ada di pikiran istrinya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Maaf ya kalo untuk lapak papi, aku rada telat telat.